Mohon tunggu...
Alejandro LutfiHikari
Alejandro LutfiHikari Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

SMAN 1 PADALARANG

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Agamisme Membara di Tanah Jawa

1 Desember 2021   11:59 Diperbarui: 1 Desember 2021   12:09 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Prolog

"SUDAH JAM SETENGAH ENAM,MAU SHOLAT SHUBUH JAM BERAPA KAMU LUTFI ?"
"Iya,sebentar 5 menit lagi"
"Ini,akibat tidur larut malam terus , kecanduan bermain game,kalau gini terus mama bisa suruh papa buat masukin kamu ke pesantren !"
"Iya iya" Aku pun bangun sembari menggucek mataku , aku memang tidur terlalu larut semalam,tidak henti hentinya aku bermain game online.
            Selepas menunaikan shalat shubuh yang kesiangan,mama memanggilku ke ruang makan."Ini ada nasi sisa semalam,kamu pasti gak makan malam tadi, keasyikan main HP sampai lupa makan,simpan di tempat pakan ayam di belakang seperti biasa" Aku pun bergegas  pergi ke kandang ayam di belakang rumah. "Ahhh!!!" Mataku terasa sangat sakit ketika terkena sinar matahari."Ada apa ?" Mama segera menghampiri."Ini ma,mata Lutfi sakit" Aku menunjukkan mataku yang merah dan mulai berair."Nah kan,terasa akibat nya,ya sudah,ambil obat tetes mata di kotak obat,lantas teteskan 2-3 tetes ,sini ,biar mama yang pergi ke kandang"
            Aku pun segera mengobati mataku.Setelah ditetesi obat tetes,mataku terasa lebih baik.Akupun diam Kembali di kasurku.Sekarang telah memasuki hari ke tiga libur akhir semester.Semester depan aku akan melanjutkan Pendidikan SMA di SMA Negeri yang berada di kotaku.Aku berfikir apa yang akan kulakukan selama 2 minggu ke depan.
Pesantren.Aku teringat ucapan mama tadi pagi.Apa benar aku akan dimasukkan ke pesantren jika begini terus.Aku melamun,mengingat kejadian 5 hari lalu,tepatnya ketika pembagian Nilai Hasil Ujian,Aku memang lulus,namun dengan hasil yang pas pasan.Ini karena sistem pembelajaran yang bersifat daring,membuat rasa malasku menjadi jadi,tugas sekolah yang terbengkalai,sampai akhirnya pada akhir semester aku sangat sibuk melengkapi daftar nilai yang hamper semua kosong
Tak henti hentinya orang tua berserta wali kelasku menceramahiku habis habisan.Ini karena aku yang kecanduan bermain game online sampai lupa dengan kewajibanku.
Jam menunjuukkan pukul 8 pagi,terdengar teriakan dari ruang keluarga di bawah.
"Lutfi !!! Kemari sebentar " Teriak Mama
Aku bergegas berjalan menuruni tangga,di ruang tamu,ada papa yang sudah bersiap siap pergi kerja.Tiga gelas the manis hangat tersaji di meja dan juga beberapa kue serabi.Aku mencomot satu kue serabi dan duduk di kursi
"Lutfi,sudah 3 hari libur sekolah,dan kebiasaan mu sehari hari hanya berdiam diri di kamar.Papa khawatir itu akan merusak kondisi Kesehatan dan mentalmu"
Papa segera memulai percakapan.Mama hanya bisa menghela nafas di sebelahnya.
"Kamu tidak bisa terus seperti ini.Jadi papa putuskan untuk memasukkanmu ke Pondok Pesantren Tebuireng bekas papa waktu kecil di Jawa Timur.Kamu akan menyelesaikan Pendidikan SMA mu disana."
Tanpa nasa basi,papa langsung menuju ke inti pembicaraan
"Bagaimana,kamu mau kan ?"
Aku tak menjawabnya,aku hanya tertunduk ke bawah.
"Kita berangkat dua hari sebelum tahun ajaran baru dimulai,segera siapkan barang barang dan perlengkapanmu untuk disana"
Papa segera menutup pembicaraan.Teh manis yang tadi kuminum sekarang terasa pahit di lidah

BAB 1
 
Cuaca cukup cerah siang ini,mobil yang dikendarai oleh papa berjalan mulus di jalan tol.Adikku,Clara yang baru berumur 8 tahun asyik memperhatikan jalanan. Di bagasi,teronggok sebuah tas besar berisi barang barangku.Papa kemudian belok ke sebuah rest area.Setelah menunaikan solat Dzuhur dan menjama'nya dengan solat Ashar.Kami duduk di depan sebuah minimarket.Dan disitu,papa mulai bercerita sekilas tentang Pondok Pesantren Tebuireng

"Jika suatu amal tidak dilandasi keikhlasan maka tidak akan tambah kecuali kegelapan di dalam hati" Papa melihat sebuah tulisan tertempel di muka halaman Hadratus Syeikh Hasyim Asy'ari beserta keluarga,yang mana kelak nanti baru papa ketahui bahwa kutipan tersebut berasal dari kitab Al Tanbihat Al Wajibat.
"Dimana letak komplek makam tersebut pa ?" Aku menyela cerita bapak sembari mengunyah keripik kentang.
"Di bagian belakang Masjid utama,dekat Wisma Hadji Kalla,wisma itu semacam asrama"
"Memang,ada berapa banyak wisma disana ?" Mama yang kelihatan tertarik pun ikut dalam percakapan.Clara di sebelahnya sedang serius memakan es krim
"Ada banyak sekali ,Wisma Surya Kusuma,Wisma KH. A Kasim Hasyim,dan puluhan wisma lainnya termasuk wisma untuk santriwati"
"Sebenarnya banyak sekali yang ingin papa ceritakan,tapi karena sekarang waktu kita tidak banyak,kita harus segera melanjutkan perjalanan,papa yakin kamu akan dengar lebih banyak cerita Ketika disana nanti"Papa segera mengajak kami semua naik ke mobil dan melanjutkan perjalanan

"Allahu Akbar Allahu Akbar"
        Kami memasuki komplek pesantren tepat ketika adzan maghrib berkumandang.Papa segera memarkirkan mobilnya di depan halaman masjid.Papa menyuruh kami untuk shalat Maghrib terlebih dahulu setelah menunaikan shalat Maghrib,kami diantar oleh seorang santri menuju sebuah rumah besar,rumah Pimpinan Pondok pesantren Tebuireng,KH Abdul Hakim Mahfuz.
"Silahkan masuk Pak" Seorang santri menyambut kami sambil tersenyum
      Kami duduk di sebuah sofa empuk,tak lama kemudian,beliau datang,KH Abdul Hakim Mahfuz dan duduk di sofa depan kami
"Sungguh,sebuah kejutan sekali,akhirnya kau mendaftarkan anakkmu disini"Beliau memulai percakapan sambil tertawa hangat
"Hahaha,masa anakku sendiri tidak kumasukkan ke pesantren yang dulu mendidiku sampai saat ini ?"Papa membalas tawanya
"Nah,jadi,siapa namamu nak?"Beliau bertanya kepadaku
"Lutfi Pak Kyai"Aku menjawab sambil gugup
"Ahh,tak perlu panggil Pak Kyai,panggil saja abah,itu memang panggilan Abah disini"Abah tersenyum menatapku
"Jadi,karena ini hari pertamamu di pesantren,biarkan Abah bercerita mengenai KH Hasyim
, Pahlawan Nasional sekaligus pendiri Pondok Pesantren Tebuireng"
Dan cerita itu bermulai dari sini

Bab 2
Pada suatu malam yang cerah, terdengar suara tangisan bayi yang memecah keheningan,pada hari tanggal 14 Februari 1871 (12 Zulkaidah 1287 H) telah lahir seorang bayi, yang akan menjadi tokoh penting bagi Indonesia.KH Hasyim Asy'ari dengan nama lengkap Muhammad Hasyim bin Asy'ari bin Abdul Wahid bin Abdul Halim.Ia merupakan anak ke tiga dari sebelas bersaudara.
      Waktu pun berlalu tanpa terasa,ketika berumur 15 Tahun,beliau mulai pergi meninggalkan rumah,menjadi santri dan tinggal di banyak pesantren.
"Hasyim pamit mak,pak,doakan hasyim ya "kata kata terakhir KH Hasyim sangat teringat dalam benak
KH Hasyim Asy'ari melanjutkan mencari ilmu ke Pesantren Kademangan, Bangkalan, Madura, di bawah bimbingan Kiai Kholil bin Abdul Latif.Kemudian pada tahun 1891, Kiai Hasyim pulang ke tanah Jawa dan belajar di Pesantren Siwalan, Panji, Sidoarjo, di bawah asuhan Kiai Ya'qub.
     Pada usia 21 tahun, Hasyim Asy'ari menikahi Nafisah, salah satu puteri Kiai Ya'qub.Tak lama , Kiai Hasyim bersama istrinya Nafisah dan mertuanya berangkat ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji.Kesempatan itu juga ia gunakan untuk memperdalam ilmu pengetahuan. Hampir seluruh ilmu agama dipelajarinya, terutama ilmu hadis.Namun,ketika berada di Mekah,istri KH Hasyim,Nafisah meninggal dunia,juga dengan anaknya yang baru dilahirkan.
Akhirnya,KH Hasyim memutuskan pulang ke tanah air.Namun itupun hanya sebentar,karena ia kembali lagi ke Mekkah. Pada periode kedua kembali ke Mekah, Kiai Hasyim rajin menemui ulama-ulama besar untuk belajar dan mengambil berkah dari mereka.Karena keilmuannya yang dinilai sudah mumpuni, KH Hasyim Asy'ari dipercaya untuk mengajar di Masjidil Haram bersama tujuh ulama Indonesia lainnya, antara lain Syekh Nawawi al-Bantani dan Syekh Anmad Khatib al-Minakabawi.
Di  Mekah, KH Hasyim Asy'ari memiliki banyak murid dari berbagai negara.Beberapa muridnya, antara lain Syekh Sa'dullah al-Maimani (mufti di Bombay, India), Syekh Umar Hamdan (ahli hadis di Mekkah), serta Al-Syihab Ahmad ibn Abdullah (Syiria).Kemudian murid dari tanah air, antara lain KH Abdul Wahab Chasbullah (Tambakberas, Jombang), K.H.R. Asnawi (Kudus), KH Dahlan (Kudus), serta KH Bisri Syansuri (Denanyar, Jombang), dan KH Shaleh (Tayu).

Pada tahun ketujuh di Mekah, tepatnya tahun 1899 (1315 H), KH Hasyim Asy'ari menikah dengan Khadijah, putri Kiai Romli dari desa Karangkates, Kediri.Setelah itu pulang ke Indonesia bersama istrinya.Pada 1899, KH Hasyim Asy'ari mendirikan Pesantren Tebuireng. Awalnya, santri berjumlah delapan, lalu tiga bulan kemudian meningkat menjadi 28 orang.Dua tahun setelah mendirikan pesantren, Khadijah, istri KH Hasyim Asy'ari meninggal dunia, tanpa meninggalkan putra.
KH Hasyim kemudian menikah dengan Nafiqoh, putri Kiai Ilyas, pengasuh Pesantren Sewulan, Madiun, yang dikaruniai 10 anak.Pada akhir 1920-an, Nyai Nafiqoh wafat. Kiai Hasyim kemudian menikah dengan Nyai Masyruroh, dan dikaruniai empat anak.
Setelah mendapatkan masukan dari beberapa kiai pengasuh pesantren, serta petunjuk gurunya, KH Kholil bin Abdul Latif Bangkalan, KH Hasyim Asy'ari mendirikan organisasi Nahdlatul Ulama.Organisasi kebangkitan ulama itu secara resmi didirikan pada 16 Rajab 1344 hijriyah atau bertepatan dengan 31 Januari 1926 Masehi, dengan KH Hasyim Asy'ari dipercaya sebagai Rois Akbar.Di masa penjajahan, KH Hasyim Asy'ari memiliki pengaruh besar yang membuat Belanda dan Jepang segan.Saat Belanda menjajah, KH Hasyim Asy'ari pernah diberi anugerah bintang jasa. Namun pemberian dari Belanda ditolak olehnya.
Pada masa Belanda pula, Kiai Hasyim pernah mengeluarkan fatwa jihad melawan penjajah, serta fatwa haram pergi haji dengan naik kapal milk Belanda.Fatwa jihad melawan penjajah memantik perlawan terhadap Belanda di berbagai tempat.Kemudian fatwa haram pergi haji dengan naik kapal milk Belanda, membuat banyak jemaah calon haji yang membatalkan keberangkatan ke tanah suci.Sementara pada masa pendudukan Jepang, KH Hasyim Asy'ari pernah ditahan karena menolak melakukan penghormatan ke arah Tokyo setiap pagi.
    Di masa awal Indonesia merdeka, Belanda dengan membonceng NICA bermaksud kembali menduduki Indonesia.Untuk menyelamatkan kemerdekaan Indonesia, KH Hasyim Asy'ari bersama para ulama mengeluarkan resolusi jihad untuk melawan pasukan Belanda dan sekutu.Resolusi jihad yang ditandatangani di Surabaya tersebut mampu membangkitkan spirit perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Pada waktu selanjutnya, fatwa jihad itu memunculkan gerakan perlawanan di mana-mana terhadap tentara Belanda dan sekutu.Salah satu yang terbesar dan heroik, yakni pertempuran di Surabaya oleh arek-arek Suroboyo, pada 10 November 1945.KH Hasyim Asy'ari wafat pada 25 Juli 1947. Jenazahnya dikebumikan di Pesantren Tebuireng Jombang.Satu dari sekian banyak kontribusi besar KH Hasyim Asy'ari terhadap bangsa Indonesia, yakni menyatukan dua kubu yang berseteru untuk menentukan dasar Negara Indonesia yang baru lahir.

Atas petunjuk KH Hasyim Asy'ari, para ulama yang terbelah menjadi dua kubu dalam menentukan dasar Negara Indonesia, akhirnya menyepakati penghapusan tujuh kata pada Piagam Jakarta.Penghapusan tujuh kata pada Piagam Jakarta tersebut, selain menghentikan polemik dasar negara, juga menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Atas jasanya semasa hidup terhadap negara, Hadhratusy Syeikh Hasyim Asy'ari ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pada 17 November 1964.
Epilog

Abah menutup cerita,aku sangat kagum pada cerita KH Hasyim Asy'ari.
"Bagaimana ? Sungguh hebat sekali bukan kisah KH Hasyim Asy'ari?,maka,dengan masuknya Lutfi di Pondok Pesantren ini, diharapkan bisa menjadi penerus bagi yang sebelumnya,bahkan melebihi,karena,dengan ilmu ,manusia bisa jadi orang yang sangat hebat"Abah tersenyum
Akupun mengangguk,aku siap menjalani hidupku di pesantren ini selama 3 tahun kedepan,Aku siap.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun