[caption id="attachment_108796" align="aligncenter" width="448" caption="Misi pamer anak rantau menampilkan tari Saman, Pendet, dan Jaipongan (Foto: koleksi pribadi) "][/caption] [caption id="attachment_108797" align="aligncenter" width="336" caption="Grup Angklung cantik berbatik saat diundang pemerintah kota setempat (Foto: koleksi pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_108807" align="aligncenter" width="504" caption="Kembali diundang pemerintah kota lain di Taiwan, kali ini berkolaborasi dengan suku Aborigin Taiwan (Foto: koleksi pribadi)"][/caption] [caption id="attachment_108799" align="aligncenter" width="300" caption="Tari Ngarojeng Betawi dalam drama Malin Kundang di Taiwan (Foto: Irwandi Indra - Dok. WINDOSA)"][/caption] [caption id="attachment_108800" align="aligncenter" width="560" caption="Tari Saman yang tak pernah berhenti mengundang decak kagum khalayak internasional (Foto: Irwandi Indra - Dok. WINDOSA)"][/caption] [caption id="attachment_108801" align="aligncenter" width="560" caption="Drama Malin Kundang persembahan anak negeri mendulang sukses di Taiwan turut diperankan oleh pelajar Taiwan, Jepang, dan Rusia (Foto: Irwandi Indra - Dok. WINDOSA) "][/caption] [caption id="attachment_108802" align="alignnone" width="280" caption=""Mang Asep" buka kursus kilat angklung kepada para hadirin yang penasaran dengan alat musik unik ini (Foto: Irwandi Indra - Dok. WINDOSA)"][/caption] [caption id="attachment_108814" align="aligncenter" width="560" caption="Menanggalkan kewarganegaraan, etnis, dan agama untuk menampilkan budaya Indonesia di publik internasional (Foto: Irwandi Indra- Dok. WINDOSA)"][/caption]
Melihat kembali ke belakang, perjalanan panjang kami para pelajar perantau, kami merasa sangat bersyukur terlahir sebagai orang Indonesia dan mendapat kesempatan mempertunjukkan warna darah kami di khalayak internasional. Namun sempat terbersit di pikiran; apa akan ada kesempatan bagi putra-putri Indonesia yang lain bangga akan budayanya di negeri sendiri? Apa akan ada niat yang sama besarnya untuk mengharumkan nama bangsa di negeri sendiri? Apa akan ada apresiasi yang sama dalamnya seperti yang didapat di negeri orang? Pertanyaan-pertanyaan esensial ini semua pasti pernah terlintas di pikiran para anak rantau.
Memang, di negeri sendiri kami bukan siapa-siapa. Di negeri orang, kami berjuang mengharumkan nama negeri sendiri. Menanggalkan identitas kesukuan, agama, dan pola pikir, para pelajar Indonesia di luar negeri belajar sebenar-benarnya menjadi paling Indonesia. Apa lagi yang mempersatukan perbedaan kami, kalau bukan darah yang sama. Darah Indonesia.
Â
Apa ada lagi yang paling Indonesia, selain orang Indonesia sendiri?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H