Tahun 2024---mengenang tahun-tahun remaja.
Hari ini, aku lihat banyak mahasiswa semester 1 ber-pakaian seragam SMA. Mereka tampak riang gembira, saling melempar tawa di kelas. Belum terbesit dibenak mengikuti. Mungkin karena beda angkatan, beda pula cara pandangnya. Mereka tenggelam dalam keriuhan, yang dulu pernah sama dirasakan olehku.
Bahkan pagi itu, mereka me-narik diriku. “Kak, boleh minta tolong fotoin gak?” pinta salah seorang adik semester 1.
Tidak kutolak, tak apa jika untuk lebih kenal. Diambil foto dan video, mengikuti tren zaman yang penuh warna. Mereka anak muda yang lebih muda dariku. Jelas itu akan berbeda---cara pandang, pola pikir, perilaku---jika dibanding kami semester 3. Satu hari itu membuatku hanyut ke masa lalu. Biasanya setelah kelas, aku berpikir hal lain yang penting untuk dikerjakan.
Di rumah, hanya menatap foto galeri SMA. Kenapa aku merasa masih sama dengan dulu?, pikirku ber-angan mungkin. Melihat foto di Sekolah Pelita, sekolahku dulu. Aku masih nampak begitu, seperti sekarang. Bayang-bayang sekolah, pelajaran dan teman sebaya.
Namun kilas balik itu semu, kenangan baik yang dialami kalah dengan buruknya. Sudah-sudah cukup bayangan itu!, batinku memekik. Kali ini beralih, seingatku dulu pernah ada yang suka. Tapi entah, ia berpaling dariku setelahnya. Seorang anak muda remaja yang polos dan dingin, ya itu aku. Mungkin ia kecewa, karena tak disapa. Sering membuat gelak tawa, perihal suka-menyukai masih teka-teki masa kini dan ke depannya. Masa SMA, ada jelek dan indahnya. Tak dipungkiri, semua berpikir hal sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H