Karena secara garis besar, Sosialis-Islam memuat isu-isu terkait permasalahan-permasalahan negara, dan memuat prinsip-prinsip yang mengutamakan komitmen “sama rata, sama rasa” pada bidang ekonomi dengan menerapkan sistem ‘Nisbah’ yang dimana sistem tersebut memberikan dampak pada penekanan terhadap pemodal dalam pembagian hasil yang adil dan mensejahterakan kaum pekerja. Oleh sebab itu Sosialis-Islam sangat bertolak belakang dengan teori Adam Smith yang secara tidak langsung menyatakan bahwa pemodal adalah sebagai sekelompok orang yang memakmurkan negara, dan menyatakan pekerja adalah sebagai budak korporatisme.
Dalam kegiatan produksi, Sosialis-Islam mengedepankan suatu teori yang berpegang pada suatu prinsip aktifitas ekonomi anti-individualistik, anti-pemonopolian, serta anti-penimbunan harta (anti-zakat/fitrah/amal), yang dimana Sosialis-Islam menganggap hal-hal tersebut sebagai suatu penghambat pemaksimalisasian kesejahteraan sosial dan menjadi jurang lebar dalam pendistribusian uang secara vertical maupun horizontal yang merata.
Pada pengaruhnya, sistem ekonomi Sosialis-Islam menganjurkan suatu tata ekonomi negara yang mendominasi kepentingan pekerja dan mengintervensi pemodal dalam mengawasi pendayagunaan pemodal terhadap pekerja, entah itu pengawasan secara fisik maupun finansial kaum pekerja. Karena secara sifat, didalam ekonomi Islam memilik watak Kesatuan (Unity), Keseimbangan (Equilibrium), Kebebasan (Freewill), dan Tanggung Jawab (Responsibilty) tentang bagaimana etika dan moral pada tiap pelaku ekonomi.
Artinya, Sosialis-Islam sangat MENGHARAMKAN LIBERALISASI EKONOMI pada suatu negara dan MENENTANG KEBERADAAN EKONOMI KAPITALISTIK, yang dimana suatu negara melonggarkan pintu perdagangan bebas asing untuk masuk tanpa menyeleksi dan memperketat regulasi. Apalagi hingga sampai suatu negara telah memformulasikan suatu kebijakan multilateral pro IMF yang berujung pada penggadaian BUMN sebagai bentuk aplikasi-aplikasi ekonomi nasional.
Kesimpulannya, Sosialis-Islam memiliki beberapa dasar sifat yang menjadi suatu pernyataan sikap politik Sosialis-Islam, diantaranya :
- Demokratis
- Menolak pemerintahan monarki
- Non-sekuler
- Mengharamkan liberalisme
- Menentang kapitalisme
- Pro kaum Duafa
Salam…
Ale Thalib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H