Jika ada pertanyaan, apakah Islam mengajarkan Sosialisme?, jawabanya adalah, “sangat jelas”.
Dan jika ada yang bertanya, apakah Nabi Muhammad adalah seorang Sosialis?, maka tanggapannya adalah, “Ia adalah Revolusioner terbesar dalam perjalanan sejarah manusia. Ia telah memporak-porandakan sistem Jahiliyah, merobohkan penindasan terhadap kaum Duafa (Proletar), serta menumbangkan kapitalisme dan pemonopolian dengan mengembargo ekonomi penguasa/pemodal. Ia juga telah merumuskan Islam sebagai metode Sosialisme secara fundemental ke seluruh dunia hingga dunia ini lenyap (kiamat)”.
> Identifikasi Landasan Dimensi Politik Sosialis-Islam
Pada level identifikasi suatu gerakan ideologi pastinya tidak akan luput dari suatu pergerakan yang menjangkau pada inti luar dan inti dalam gerakan politik. Dan pada pokok identifikasi suatu gerakan ideologi konservatif pada umumnya memiliki ketidak konsistenan terhadap apa yang semula diperjuangkan, bahkan cenderung lupa terhadap konsep dasarnya dan lebih memilih menyesuaikan diri pada situasi politik yang berkembang secara moderat.
Pada kebalikannya, gaya politik Sosialis-Islam sangat mengedepankan fanatisme, diantara contohnya adalah reaksi terhadap kepemimpinan sekuler, menolak demokratisasi hasil definitif kolonialisme atau imperialisme, dan mencegah kebijakan kepemimpinan non-konstitusional, dan masih banyak lagi jika dikaji terkait gaya politik Sosialis-Islam, yang berdampak pada keyakinan politik Sosialis-Islam dengan mematok konsekuensi argument sosial dalam proses legitimasi, perilaku dan partisipasi politik lintas masyarakat sebagai falsafah politik Sosialis-Islam dalam menentukan suatu tatanan pemerintahan ideal.
Jika dipandang lebih objektif, bahwa Nabi Muhammad SAW telah memberikan contoh praktek-praktek politik yang mengedepankan persepsi kedaulatan, nasionalisme, demokrasi, perubahan sosial, egaliter, berkeadilan dan imparsial yang Ia buktikan lewat Piagam Madinah.
Dari contoh praktek-praktek tersebut dapat diartikan bahwa Sosialis-Islam memiliki metode kognitif yang lebih luas dan berwibawa. Dan melahirkan tindakan sosial yang dilandaskan pada keyakinan, beban moral, dan memiliki ruang gerak lebih universal.
Lazimnya politik Sosialis-Islam berkeberatan terhadap sistem monarki yang dapat ditafsirkan sebagai sebuah sistem yang menjadi kendala demokrasi dalam memenuhi target pengupayaan proses transisi/pelimpahan pemerintahan yang dihasilkan lewat kedaulatan rakyat.
> Pandangan Sosisialis-Islam Terhadap Ekonomi
Dalam perjalanannya, Islam berkembang menjadi sebuah ideologi yang mendukung aspek kemanusiaan. Islam tidah hanya menjadi sebuah Agama, akan tetapi juga memuat konsep-konsep sosialisme secara fundamental.
Jika mengacu pada konsep-konsep sosialisme yang mengatur bagamana cara pemerintahan suatu negara yang menjadi penjamin bagi kesejahteraan rakyat secara komprehensif dan berkesinambungan, dan lebih mengutamakan kaum-kaum Duafa (Proletar), Sosialis-Islam menjadi sebuah mekanisme yang kuat, akurat dan dapat diandalkan dalam menjalankan fungsi suatu pemerintahan negara sebagai penjamin pemerataan kesejahteraan rakyat.