Pemerintah khalifah pada masa Dinasti Abbasiyah sangat berperan dalam masa kejayaan sains dan teknologi Islam. Pada masa pemerintahan Harun al-Rosyid di kota Baghdad dibangun sebuah perpustakaan sebagai pusat diskusi ilmu pengetahuan dan pusat telaah referensi ilmu pengetahuan yaitu Baitul Hikmah yang berarti gedung ilmu pengetahuan.Â
Sejarah juga mencatat bahwa pada masa kekuasaan kholifah Harun al-Rosyid, cabang-cabang ilmu pengetahuan seperti Matematika, Fisika, Astronomi, dan kemiliteran turut mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Di Baitul Hikmah, pada masa pemerintahan al-Makmun mengumpulkan berbagaiilmu pengetahuan berupa buku buku atau literasi yang berbahasa selain Arab, kemudian memerintahkannya untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.Â
Baitul Hikmah bukan hanya satu satunya perpustakaan pada masa itu, melainkan maraknya pembangunan perpustakaan yang menjadi pusat kajian ilmu pengetahuan di kalangan masyarakat muslim.Â
Di dalam perpustakaan, mereka membaca, meneliti, menelaah berbagai teori dan kemudian dilanjutkan dengan berbagai uji coba di lapangan. Dalam kondisi demikian, tidak mengherankan apabila peradaban sains dan teknologi Islam berkembang dengan sangat pesat.
Dukungan para pemimpin Islam yang sangat antusias dalam memajukan ilmu pengetahuan sangat berkontribusi dalam masa keemasan Islam.Â
Pengaruh kepemimpinan al-Makmun yang menggalakkan pembangunan perpustakaan di setiap wilayah Islam menyebabkan ilmu pengetahuan mencapain puncak kejayaannya, tidak hanya dalam bidang agama, tetapi juga dalam bidang nonagama dan kebudayaan Islam. Banyak muncul ilmuwan dan ulama ulama besar Islam yang memberikan pengaruh luar biasa ke peradaban dunia.
Baca juga : Epistemologi sebagai Hakikat Ilmu Pengetahuan
Dinasti Abbasiyah menyelenggarakan pemerintahan dan politik yang sangat moderat di masa kepemimpinan Islam. Ini menjadi salah satu faktor yang menyebabkan Islam mengalami kemajuan pesat dalam peradaban sains dan teknologi. Dalam konteks itu, pemerintahan Islam tidak pernah melakukan diskriminasi terhadap orang orang Islam maupun non-Islam.Â
Kebebasan, hak asasi manusia dan keadilan selalu ditegakkan demi tercapainya stabilitas pemerintahan yang kuat. Hal itu mempengaruhi keleluasaan para ilmuwan muslim dalam berkarya, berekspresi, meneliti serta melakukan berbagai eksperimen. Sehingga, peradaban sains dan teknologi Islam benar benar mengalami puncak kejayaan.
Pemerintahan yang moderat dan tidak diskriminasi dapat dilihat pada pemerintahan kepemimpinan al-Makmun. Saat ia memegang kekuasaan, pemerintahan Islam tidak melihat kepada keturunan, tetapi keahlian dan profesionalisme.Â