Mohon tunggu...
Aldy Pinanggih
Aldy Pinanggih Mohon Tunggu... -

Penyuka VESPA

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Based On True Story

31 Desember 2010   12:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:08 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Masss kamu lebih suka bicara di telpon apa ketemu langsung? Hm... .. Tumben dia mengatakan hal ini! tidak ada perasaan aneh sama sekali saat dia menanyakan hal itu itulah awal pembicaraan sehingga aku tidak lagi menjadi seseorang yang berada di dekatnya.
Aku begitu ingat tanggal berapa ? yg pasti malam itu adalah malam tahun baru 31 Desember 2010 jam 7 tepat aku bertemu dengan nya di rumah tante wied.
Pada malam itu jalanan di ibukota sangat-sangat macet tau sendiri Tahun Baru, apalagi di Ibu Kota. Aku bersama 3 teman kantorku yaitu Andi dan Erna ingin menjemput adik Erna di Bandara Soekarno Hatta Bandra, Bandara yg menjadi kebanggan Bangsa Indonesia selain Stadion Gelora Bung Karno yg kita miliki. dia datang dari pulau salah satu penghasil emas terbesar di dunia yaitu Papua Pulau yang masih menjaga kebudayaan yang kental walaupun Bumbu politik ikut campur tangan di pulau ini karena freeport nya, tapi sudahlah biarkan Allah nanti yang menghukum siapa yang bersalah.
Pada awalnya aku berjanji untuk bertemu dengan nya jam 5 sore, tetapi aku membatalkannya karena hal ini tidak mungkin terjadi, Jakarta pada malam Tahun Baru sangatlah padat aku meminta agar kita bertemu sehabis maghrib sekitar Pukul 07:00 Setelah sampai di Bandara SoeTa kita menunggi di pintu 1 didekat salah satu Restoran milik Paman Sam sesuai dengan kabar yang diberikan, setelah lama menunggu kira-kira 5 Menit tidak kunjung ketemu dan ternyata setelah ditelpon adik Erna menunggu di pintu kedua yg juga ada restoran yang sama. Begitu bertemu aku berinisiatif keluar mobil dan membantu mengangkat tasnya dan memasukannya kedalam mobil mungil sejuta umat berwarna hitam Tidak lama setelah masuk Erna memperkenalkan adiknya namanya Uli orangnya putih dan anehnya tubuhnya lebih besar daripada kakanya,, ,,, hehehe!!!
Sementara aku tetap ber sms dengan pacarku, Erna dan Uli asik mengobrol dan Mas Andi dengan santai menyetir mobil menuju arah pulang sambil mendengarkan Radio Jazz kesukaanya. Ternyata Uli membawa chiki kesukaan kakanya. Erna says : dih tau ga ciki ini ga ada yg jual selain di papua.. .. Yahhh yah aku percaya karena di bungkusnya tertulis Papua New Guini rasanya memang unik, seperti jagung dan keju dilebur menjadi satu.
Aku masih ber sms'san dengan pacarku aku menanyakan kepadanya mau pergi kemana ? Dia menjawab terserah. Jawaban yang sangat ku benci. Tapi ya sudahlah ini Jakarta dia tidak tahu banyak tentang kota ini, aku mengajaknya ke daerah Gambir, ada Es Krim Ragusa disana dan satu alasan mengapa aku mengajak nya ke sana karena aku masih punya hutang janji untuk mengajaknya ke tempat Eskrim khas Negri yang memproduksi motor kesayanganku Vespa.
Aku tanyakan lagi lewat HP, ok kalo terserah aku membalas seperti ini : kalo mau keluar aku bawa motor tetapi jika dirumah saja aku jalan. Lalu dia membalas ga usah bawa motor deh dirumah aja kalo gitu. Aku membalas nya ok deh ikaku kita makan Bakso aja didekat rumah Tante ya. Mobil dengan tenang menuju Binus mengantar Erna dan Uli untuk pulang kekosannya sementara jalanan Ibu Kota yang macet ditambah lagi hujan besar yang membuat waktu seakan berlari dan tidak mau kompromi untuk menunggu.
setelah menunggu akhirnya sampai juga di kosan Erna, aku dan Mas Andi bergegas untuk mengantarku ke rumah Tante Wid yang jaraknya tak jauh dari kosan Erna Alhamdulilah tepat pukul 7 aku sampai di rumah Tante Wied walaupun dengan agak berlari lari kecil agar terlihat bahwa aku pria yang menepati janji. Setelah sampai didekat gang Rumah tante kutelpon ika agar aku tidak perlu masuk ke rumah Tante cukup dengan menunggu nya di depan gang.
Ika menggunakan kerudung coklat, kaos lengan panjang warna hitam dan celana jeans model standard warna coklat kesayangan nya, hm.. .. memang Lucu dan Cantik sekali jagoanku ini, entah kenapa aku selalu suka dengan gadis yang berkerudung, kalau tidak berkerudung pastilah model rambutnya itu di ikat kuda.... .. Hahaha gua banget deh pokoknya. Berjalan menuju Bakso yg lumayan enak menurutku dan beberapa teman kantor ku karena kita juga sering mengunjungi bakso ini sehabis pulang kerja.
Aku memesan 2 porsi, entah kenapa ika tidak menghabiskan basonya, dia bilang lagi males makan, hmm... Dalam hatiku baso enak gini ko ga diabesin takut gendut kali ya,, ,, aku hanya menatap matanya dan menanyakan kabarnya, skripsinya, naik apa, sampai kapan di Ibu Kota dan apakah dia baik-baik saja ko diem aja ? Dia hanya menjawab seperlunya singkat dan padat
Setelah selesai makan seperti biasa aku membayarnya tapi untuk kali ini dia mengatakan ga usah Mas biar aku bayar sendiri. Loh kenapa ? ujarku Hm dia bilang aku kan udah punya uang sendiri, yah semenjak ika menjadi pengajar les di salah satu Bimbingan Belajar di Bandung dia memang punya penghasilan sendiri , ini juga yang menjadi salah satu kenapa aku menyukainya.
Sikap nya yang Dewasa dan tidak tergantung kepada orang lain Baiklah kataku tapi karena uang ika juga besar terpaksa pakai uangku dulu. Setelah makan ika dan aku mencari martabak mini pesanan keponakan ika Ajeng namanya, Rasa yang ajeng pesana adalah jagung susu keju, ika membelikan ponakannya 2 buah. Dia membayar nya dan kembalianya diberikan ke aku untuk membayar bakso yg tadi dia makan, loh kenapa ka, ga usah kali aku kan baru gajian, hehehe gaya pria apabila didekat dengan pasangan nya ingin seperti pahlawan, tetap sok kaya.
Setelah itu kita pulang menuju rumah Tante Wied kita mulai mengobrol kali ini perasaanku mengatakan tidak enak ya perkataan yang masih kuingat adalah: al kamu ngerasain aneh ga ama hubungan kita? Aku jawab ga ada ka.
Emang kenapa ka ? Ga papa seh al. Oh gapapa ika: aku ko ngerasanya aneh ya al sepertinya aku membohongi diriku sendiri dan kamu aku yakin al tidak akan berubah sedikit derajat pun kalo al sangat sayang sama ika, Hm bagus deh kalo ika tau ujarku tapi ga bisa al aku dosa aku menzalimi dirimu aku masih berhubungan dengan mantanku, dia teman dan pacarku serta musuh dalam mencari nilai di sekolah sewaktu SMP yah yah dia pernah bercerita mengenai mantan nya dia lulusan Institut terkemuka di Bandung dan dia rela resign dari kerjaan nya di Jakarta hanya untuk bertemu dan bisa berhubungan dengan Ika yang notabene kini menjalani hubungan bersamaku.
Aku hanya terdiam mendengarkan dia berbicara sambil bermain dan mendengarkan mp3 ika sambil mendengarkan lagu justin bieber oh baybe baybe. .. . .. Lalalalala sambil memegang buku pemberian mantannya tentang mindset dia berbicara tentang mindset dan passion, aku tanya lagi kepada ika ada lagi yang ingin dibicarakan ka ? aku tidak begitu paham tentang Passion dah Mindset yang aku tau Passion adalah rasanyaman dan Mindset adalah Pola pikir hanya itu yang kutau Aku menyimpulkan sudah jelas kalo ika hanya ingin berteman denganku dan tidak ingin melanjutkan hubungan ini. Ika menjawab iya al, dia bilang it's hearts you ? Aku bilang iya ika, ika melukai ku dia meminta maaf kepada ku, aku bilang buat apa ka ?
Kita udah besar dan sama sama sudah dewasa, Aku juga jika sudah merasakan tidak nyaman dengan suatu hubungan maka aku akan melakukan hal yang sama ko ka, aku bilang seperti itu Ok al kalo begitu kita salaman ya, salaman seperti anak kecil yang hanya jari kelingking nya yang menyatu, setelah itu akupun meminta pamit untuk pulang menuju kosan perlu ku antar al sampai depan? Ga usah ka, ujarku santai aku sudah Besar ika... .
Baiklah terimakasih atas pengalaman yang kamu berikan ya al, memberi warna dihidupku, aku hanya lemas menjawab sama sama ika.
Kubuka pintu dan kuberjalan sambil menyebut nama allah dan berucap istigfar, kusempatkan diriku membeli sebatang rokok... .. Kepalaku pusing sangat pusing.
Aku sangat menikmati setiap tarikan rokok yang kuhisap benar benar nikmat saat hati ini sakit, sepertinya rokok adalah teman terbaik pada saat kita sakit hati, aku akui itu memang benar detik berlalu sampailah aku di ruangan ternyaman di ibukota dia adalah kamar kosanku tercinta dengan harga yg sangat terjangkau dan jarang sekali bapa kos mengontrol tapi jangan berpikir yang tidak-tidak ya sebab kosan antara pria dan wanita dipisah dan yang punya nya adalah seorang Haji
Kurebahkan tubuh ini di Kasur beralaskan seprai bergambar AC Milan, kuambil Wudhu lalu aku melakukan Sholat Isya di selingi membaca kitab suci Al Quran, kuserahkan hati dan jiwa ini kepadanya semoga ini adalah yang terbaik Sekian pengalaman ku makna yang bisa kita ambil dari cerita ini adalah segala urusan apabila kita serahkan kepada Tuhan maka hati ini akan menjadi lebih tenang dan nyaman.
Aku jamin itu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun