Mohon tunggu...
Ricardus A.B Asbanu
Ricardus A.B Asbanu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Memotret luka dalam aksara

Menulis adalah perjalanan paling pilu, berjejak dan awet dalam balutan waktu.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Puntung Rokok Papa dan Selendang Mama

10 Desember 2023   08:22 Diperbarui: 10 Desember 2023   08:25 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sepanjang perjalanan kurang lebih sekilo dari rumah, asik bercerita tentang cinta, hidup. Begitu kusut obrolan kami, obrolan dua orang polos yang masih mau mendaki hidup sudah sok ngomong cinta. Cinta monyet orang bilang cinta orang polos itu hanya sekedar tentang fisik. 

Di gereja sore itu begitu ramai ada yang duduk bercerita dan yang lainya menyusun ide untuk pohon natal tahun ini. 

Sesibuk apapun diri kerinduan itu selalu punya waktu yang tepat untuk mengusik, memang identik dengan kesepian namun rindu selalu mengerti dengan situasi, dia datang selalu pada waktu yang tepat tak pernah salah.  

Malam menjemput hari membawa pekat dalam gelap, kepalaku terbaring diatas bantal tiba-tiba air mataku mengalir perlahan membasahi pipi. Ingatan membawaku pada kenangan yang awet bersama waktu, puntung rokok Papa dan Selendang Mama. 

" Pah... Ma... Izinkan waktu sedetik aku ingin mengobrol tentang rindu hidup dan cinta yang sudah aku kenal dari temanku tadi. "

" Pa.. Pa... Pa.. Cinta itu apa sih.. Wah Papa udah lelap Mama aja deh" 

" Mam... Mam... Mam .. Ah sama tidak ada suara Mama pasti ngupil ngomong aja deh.. Mam Cinta itu apa sih.. Kenapa kita harus mencintai? " 

" Ah sama tidak jawab yaudah tidur lagi" 

Bantal itu sudah basah kuyup diguyur air mataku aku hanyut begitu dalam pada arus khayalan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun