Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) kelompok 102 gelombang 6 dari Universitas Muhammadiyah Malang telah dibuka pada Kamis, 18 juli 2024. Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa adalah kegiatan pemberdayaan diri oleh mahasiswa yang diberikan kepada masyarakat yang diharapkan dapat bersifat berkelanjutan.
Dibawah pimpinan DPPM (Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat) UMM. Dan dibawah arahan DPL (Dosen Pembimbing Lapangan) Ibu Ikhlasul Amallynda ST., MT, PMM yang beranggotakan Zaul Ziyan Zain, Febrian Rendi Pradana, Muhammad Bintang Savero, dan Dafisha Vira Alfrida dan Firnanda Putri Wibowo dari Universitas Muhammadiyah Malang yang bertemakan "Upaya Peningkatan Kualitas SDA & SDM Desa Sendangcoyo Lasem Rembang".
Program PMM tidak hanya berfungsi sebagai sarana pengembangan potensi diri melainkan juga berkesempatan untuk membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan memajukan  kesejahteraan   mereka   melalui   berbagai   jenis   kontribusi   dan pelayanan bagi masyrakat.
Masalah sampah plastik semakin mengkhawatirkan. Jumlahnya yang terus meningkat setiap tahun mengakibatkan pencemaran di berbagai tempat. Namun, di balik masalah ini, ada peluang untuk mengubah sampah plastik menjadi sesuatu yang bermanfaat, salah satunya adalah sebagai bahan pembuatan paving block.
Muhammad Bintang Savero, Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang, inisiator pembuatan paving block dari limbah plastik, mengungkapkan bahwa ide ini bermula dari keprihatinan akan menumpuknya sampah plastik yang sulit terurai. "Kami ingin memberikan solusi nyata untuk mengurangi dampak negatif sampah plastik terhadap lingkungan. Paving block dari limbah plastik ini tidak hanya mengurangi volume sampah, tetapi juga memiliki nilai tambah sebagai bahan bangunan," ujar Muhammad Bintang Savero.
Penggunaan plastik untuk bahan konstruksi dapat meningkatkan elastisitas dan daya tahan serta menurunkan densitas sehingga bahan menjadi lebih ringan. Selain itu, penggunaan limbah plastik juga diharapkan dapat menghasilkan bahan konstruksi dengan harga yang lebih murah, serta yang penting lainnya adalah adanya alternatif solusi dalam penanganan dan pemanfaatan limbah plastik guna mencegah terjadinya pencemaran lingkungan (Indrawijaya., dkk, 2018).
Proses pembuatan paving block dari limbah plastik terbilang sederhana namun membutuhkan ketelitian. Pertama, sampah plastik dikumpulkan dan dibersihkan. Kemudian, plastik tersebut dihancurkan menjadi potongan-potongan kecil. Setelah itu, potongan plastic dicampur dengan bahan aditif tertentu dan dipanaskan hingga meleleh. Adonan yang telah meleleh kemudian dicetak menjadi paving block dengan berbagai ukuran dan bentuk. Paving block hasil olahan ini memiliki kualitas yang tidak kalah dengan paving block konvensional, bahkan diklaim lebih kuat dan tahan lama.
Keunggulan lain dari paving block berbahan dasar plastik adalah ramah lingkungan. Dengan memanfaatkan limbah plastik, produksi paving block ini turut mengurangi jumlah sampah plastik yang berakhir di tempat pembuangan akhir atau mencemari lingkungan. Selain itu, proses produksinya juga relatif sederhana dan tidak membutuhkan banyak energi.
Pemanfaatan limbah plastik menjadi paving block ini tidak hanya memberikan solusi bagi masalah sampah, tetapi juga membuka peluang usaha baru di desa Sendangcoyo, Lasem, Rembang dan menciptakan lapangan kerja. Kelompok 102 PMM, berharap inovasi ini dapat menginspirasi masyarakat lainnya untuk turut serta dalam upaya pengelolaan sampah plastik yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H