Mohon tunggu...
Aldrin Ramadian
Aldrin Ramadian Mohon Tunggu... Konsultan - Jangan pernah berhenti untuk belajar

pengamat, peneliti, pengajar, geologist yang punya hobi motret

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Miskinnya Kreatifitas

21 Desember 2013   10:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:40 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir setiap hari saya membaca berita di berbagai media, termasuk media online, baik media lokal maupun nasional. Dengan pesatnya perkembangan teknologi, media online sepertinya lebih menguntungkan. Saya akui, media online sangat memudahkan pembaca seperti saya untuk mengakses berita-berita terbaru yang sedang berkembang. Ditambah, media online sekarang sudah menyediakan tampilan mobile. Hanya dengan menggunakan handphone atau smartphone yang terkoneksi internet, berita pun sudah bisa dibaca dalam genggaman. Terlebih masyarakat Indonesia rata rata memiliki lebih dari dua handphone. satu untuk murni menelepon, satu untuk main internetan.

Untuk memuaskan rasa kangen terhadap tanah air, hampir setiap hari saya mengakses media media secara online, awalnya saya tidak terlalu memperhatikan komentar-komentar yang muncul dalam berita media online tersebut, namun setelah saya perhatikan, kok komentar-komentar yang muncul lebih banyak terkesan nyinyir bersifat iri dan dengki. Apalagi komentar-komentar pembaca yang menanggapi berita suatu kasus tertentu, komentar pembacanya tidak nyambung dengan konten beritanya. muncul pertanyaan dalam hati (apakah yang memberi komentar mewakili karakter masyarakat Indonesia ? )

Apalagi sekarang media-media online sedang marak memberitakan kasus-kasus yang terjadi di negara ini. Mulai kasus korupsi, dinamika persaingan partai menjelang tahun politik, ataupun pencitraan seseorang. NAMUN jika dicermati, isi berita hampir sama persis antara satu media dengan media lainnya. Seolah yang menulis berita-berita tersebut hanyalah satu orang saja. Hampir semua media memberitakan hal yang sama, kalaupun berbeda paling beda satu atau dua kalimat.

Masa sih tidak ada lagi pandangan pandangan pro-kontra yang memancing rasa ingin tahu dan membuat pembaca bisa menjadi lebih pintar. apakah sekarang media hanya mengejar setoran? apakah mungkin media sekarang sudah miskin pandangan? Padahal kalau dilihat dari tayangan televisi, banyak sekali wartawan yang berkeliaran, berkerumun mencari berita.

Atau jika boleh saya berandai-andai saat ini media sudah menjadi ladang bisnis?. Dengan nominal bayaran tertentu, maka berita akan menyebar di berbagai media dan siap menguliti habis sesuai dengan yang diinginkan pemesan berita? ditambah dengan komentar-komentar tendensius untuk menguatkan berita, sehingga beritanya seolah-olah menarik dan interaktif? atau malah mengomentari berita tersebut adalah si pembuat berita itu .... ???

Apakah hal ini juga menggambarkan karakter masyarakat Indonesia yang terbentuk dari sejak kecil ? hal ini mengingatkan ketika saya sekolah dulu, kalau  ada yang lebih pintar atau berbeda dengan kita, pasti ada saja yang memberikan komentar iri dengki dan lainnya. Misalnya,  "HUH baru segitu aja udah sombong", atau "Awas loh kalo berani maju duluan !!". Bukannya memberikan dukungan untuk lebih prestasi, tetapi sebaliknya malah menjatuhkan atau menakut-nakuti. sehingga mungkin ini yang membuat banyak rakyat indonesia minder dan takut salah, tidak mau berkembang. Malahan mencaci orang yang lebih dari dirinya tersebut. bisa dibilang inilah MISKIN HATI ! apakah ini cerminan dari mental bangsa Indonesia?

thanks to anonim

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun