Mohon tunggu...
Aldo Tona Oscar Septian
Aldo Tona Oscar Septian Mohon Tunggu... Penulis - Sarjana Hukum dengan predikat Cumlaude

Nama saya Aldo Tona Oscar Septian Sitinjak. Saya merupakan fresh graduate dari Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya dengan gelar Sarjana Hukum predikat kelulusan Cumlaude. Hobi saya yaitu membaca buku dan menulis. Saya mendedikasikan hidup untuk melawan seksisme, rasisme, dan fanatisme. Ayo Follow Instagram : @aldotonaoscar

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Politik Ritel dalam Kampanye Pemilu

24 November 2024   02:37 Diperbarui: 24 November 2024   02:41 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aldo Tona Oscar Septian Sitinjak, S.H. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Di tengah dinamika politik yang terus berubah, strategi kampanye yang digunakan oleh para calon pemimpin semakin beragam. Salah satu pendekatan yang sering ditemui adalah politik ritel, yaitu strategi kampanye yang menekankan interaksi langsung antara kandidat dan pemilih. 

Dalam konteks Pilkada serentak saat ini, politik ritel sering dianggap efektif, tetapi juga membawa tantangan yang tidak bisa diabaikan.

Apa itu Politik Ritel?

Politik ritel merujuk pada strategi kampanye di mana calon pemimpin terjun langsung ke masyarakat, melakukan interaksi tatap muka dengan pemilih. Beberapa pakar menyebutnya sebagai "home style" atau cara kandidat mendekati konstituen secara personal dan langsung. 

Dengan demikian, kampanye berbasis interaksi langsung, seperti kunjungan ke komunitas atau acara lokal, memiliki kemampuan untuk menciptakan kepercayaan dan hubungan emosional yang kuat. 

Kedekatan semacam ini memungkinkan kandidat untuk secara langsung merespon kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Di kita pun---maksudnya di Indonesia pada umumnya dan juga Sumatera Selatan khususnya---pendekatan ini cukup relevan.

 Norris (2017) menekankan pentingnya keterlibatan personal di tengah masyarakat yang masih menghargai kehadiran fisik seorang kandidat. Melalui politik ritel, masyarakat merasa bahwa calon yang mereka temui secara langsung lebih dekat dan lebih memahami persoalan yang mereka hadapi.

Salah satu keunggulan politik ritel adalah kemampuannya, untuk membangun hubungan yang lebih personal dengan pemilih. Di Sumatera Selatan misalnya, politik ritel sering dimanfaatkan oleh calon untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat di pasar tradisional, pertemuan desa, atau acara komunitas. 

Menurut Aspinal dan Mietzner (2019), di banyak daerah di Indonesia, masyarakat cenderung memilih calon yang mereka rasakan dekat secara personal.

Pendekatan ini menciptakan persepsi bahwa calon pemimpin yang hadir secara fisik memiliki komitmen yang lebih kuat terhadap isu-isu lokal. Misalnya, dalam kampanye Pilkada ini, beberapa calon menggunakan kunjungan lapangan sebagai cara untuk memperkuat keterikatan emosional dengan pemilih. Hal ini memberi kesan bahwa calon tersebut lebih berempati dan peduli terhadap masalah-masalah lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun