Tantangan dan Risiko
Meski politik ritel memiliki banyak keunggulan, ada risiko yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah potensi untuk terjebak dalam pencitraan tanpa substansi.
 Holbrook dalam bukunya berjudul "Do Campaigns Matter?" terbitan tahun 2016, menunjukkan bahwa meskipun kampanye tatap muka dapat efektif dalam menarik perhatian pemilih, pendekatan ini bisa menjadi sekadar ajang pencitraan jika tidak dibarengi dengan gagasan atau program yang jelas.
Politik ritel berpotensi hanya menjadi alat untuk "menjual" popularitas kandidat. Mair dalam bukunya berjudul "Ruling the Void: The Hollowing of Western Democracy" terbitan tahun 2013, berpendapat bahwa semakin banyak kandidat politik yang menggunakan komunikasi personal untuk membangun citra, tetapi sering kali tidak menyampaikan substansi program yang relevan.Â
Jika hal ini terjadi, maka politik ritel tidak lebih dari sekadar taktik manipulatif yang mengaburkan substansi visi, misi, dan program kerja yang sebenarnya diperlukan oleh masyarakat.
Kandidat perlu menjaga keseimbangan antara pencitraan dan substansi. Setiap kunjungan ke masyarakat harus digunakan sebagai kesempatan untuk menjelaskan visi, misi, dan program kerja secara rinci, bukan hanya sebagai momen untuk meraih simpati.
Peran Pemilih dan Masyarakat Sipil
Peran pemilih dan masyarakat sipil sangat penting dalam menjaga agar politik ritel berfungsi sesuai dengan tujuan demokrasi. Masyarakat harus menyadari bahwa keterlibatan langsung seorang calon tidak boleh menjadi satu-satunya dasar untuk menentukan pilihan.Â
Fenno (1978) menggarisbawahi bahwa pemilih harus mampu membedakan antara hubungan personal yang dibangun kandidat dengan kemampuan kandidat tersebut untuk mewujudkan program-program yang dijanjikan.
Selain itu, masyarakat sipil juga bisa berperan dalam meningkatkan kesadaran politik pemilih. Organisasi-organisasi sipil dapat mengadakan diskusi dan pendidikan politik untuk membantu pemilih memahami visi, misi, dan program yang diajukan oleh kandidat. Dengan demikian, pemilih tidak hanya terpengaruh oleh kedekatan personal, tetapi juga dapat mempertimbangkan kualitas program yang ditawarkan.
Di sisi lain, pemilih perlu terlibat lebih aktif dalam mengawasi pelaksanaan program setelah pemilihan usai. Partisipasi aktif masyarakat dalam memantau implementasi janji politik sangat penting untuk memastikan bahwa pemimpin yang terpilih tidak hanya berkampanye untuk pencitraan, tetapi juga benar-benar mewujudkan visi yang telah mereka janjikan.