Apa itu society 5.0? Society 5.0 dapat diartikan sebagai sebuah konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi di mana manusia harus bisa menyeimbangkan dan menguasai teknologi kemudian berkolaborasi membangun komunitas yang akan menjadi pendukung ilmu yang kita miliki. Dalam era society 5.0 masyarakat dihadapkan dengan teknologi yang memungkinkan pengaksesan dalam ruang maya yang terasa seperti ruang fisik.
Lalu apa itu society 5.0 dalam pendidikan di Indonesia? Pada 20th century education, pendidikan fokus informasi pada anak bersumber dari buku. Sementara itu di era 21th century education, pembelajaran diperoleh dari berbagai sumber bukan hanya dari buku saja, tetapi bisa dari internet, dan berbagai macam platform teknologi lainnya. Pendidikan memegang peran penting untuk menyiapkan generasi muda dalam menyambut industri 5.0.
Dalam perkembangannya, pendidikan harus bisa memberikan pelayanan secara optimal dan berkualitas agar bisa menentukan bagaimana kelanjutan pendidikan di era society 5.0 ini . Pendidikan memiliki peran penting untuk mempersiapkan generasi muda dalam menghadapi society 5.0, telah dirumuskan bahwa terdapat sepuluh kemampuan dengan tiga di antaranya kemampuan utama yang harus dimiliki manusia dalam menghadapi smart society. Tiga kemampuan utama tersebut di antaranya yaitu kemampuan untuk bisa berpikir secara kritis, kemampuan memecahkan masalah, dan kemampuan berkreativitas.
Melalui pendidikan, masyarakat bisa menghadapi masa yang akan datang. Anak-anak tidak hanya dibekali ilmu pengetahuan, tetapi juga harus dibekali dengan cara berpikir kritis. Cara berpikir harus mulai dikenalkan dan dibiasakan mulai dari anak-anak baik di sekolah maupun diajarkan oleh orang tua di rumah agar nantinya mereka terbiasa untuk bisa berpikir secara kritis, analitis, dan kreatif.
Cara berpikir tersebut dikenal dengan istilah High Other Thinking Skills (HOTS) atau cara berpikir tingkat tinggi. Dengan memiliki kemampuan HOTS, di mana peserta didik didorong untuk bisa berpikir secara kritis dan kreatif.
Beberapa model pembelajaran bisa dipilih dan diterapkan oleh guru kepada peserta didik untuk mengembangkan nalar kritis pendidik, misalnya seperti:
Pertama, Inquiry yang merupakan kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk mengajukan pertanyaan, melakukan penyelidikan atau pencarian, eksperimen hingga penelitian secara mandiri untuk mendapatkan pengetahuan yang mereka butuhkan.
Kedua, Discovery Learning yaitu model pembelajaran yang mengarahkan peserta didik untuk menemukan sendiri pengetahuan yang ingin disampaikan dalam pembelajaran. Pengalaman langsung dan proses pembelajaran menjadi patokan utama dalam pelaksanaannya.
Ketiga, Project Based Learning yaitu model pembelajaran yang menjadikan proyek, kegiatan atau masalah sebagai media utama pembelajaran, siswa akan bereksplorasi, melakukan penilaian, interpretasi dengan mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.
Seharusnya pada era society 5.0 ini diterapkan pembelajaran Society, Environment, Technology, and Science (SETS), terutama pada mata pelajaran sains yang tidak hanya berfokus kepada teknologi, melainkan di dalam sains harus banyak model pembelajaran di mana penerapan pembelajaran ini sangat cocok diterapkan di era society 5.0. Penerapan pembelajaran ini sangat banyak kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Di sini SETS mencakup sosial, lingkungan, teknologi dan sains. Tidak hanya menerapkan teknologi saja sehingga sulit diterapkan pada zaman sekarang yang hanya berfokus pada teknologi saja sehingga pengimplementasian hasil belajar tidak dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari.
Tak hanya itu, kita juga harus menerapkannya pada lingkungan dengan cara observasi materi yang sudah didapat sehingga peserta didik dapat menganalisis sesuatu yang ada di sekitarnya dan dengan cara seperti itu peserta didik lebih mudah memecahkan masalah yang ada di sekitarnya. Dengan diterapkan pada lingkungan sosial dalam kehidupan sehari-hari agar dengan diterapkannya ini peserta didik dapat mengingat dengan kuat.
Seharusnya juga tidak hanya menjadikan ilmu teknologi sebagai point dari semua kegiatan dalam pendidikan. Mengingat tanpa bantuan guru semua peserta didik tidak akan terbentuk dengan baik karena guru sangat berperan dalam pembentukan karakter, moral dan sosial dalam sehari-hari. Peserta didik tidak hanya membutuhkan teknologi saja dalam menjalankan pendidikannya. Salah satu solusi untuk menghadapi era society 5.0 ini adalah tetap diterapkan model pembelajaran untuk memecahkan masalah yang ada di kehidupan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H