Mohon tunggu...
Aldo Theodorus
Aldo Theodorus Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Suka menulis untuk menambah ilmu

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

4 Teknologi WhatsApp yang Sudah Ada di Luar Negeri, namun Belum di Indonesia

17 November 2021   20:22 Diperbarui: 17 November 2021   20:39 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Natanael Ginting di Freepik

WhatsApp adalah teknologi komunikasi yang saat ini paling banyak digunakan di dunia. Hingga saat ini, ada lebih dari 2 milyar orang yang aktif menggunakan WhatsApp setiap bulannya.

Di Indonesia sendiri pun sama. Lebih kurang 90% pengguna internet di Indonesia merupakan pengguna WhatsApp.

Namun, meskipun teknologi yang digunakan sama dan berasal dari perusahaan yang sama, ternyata ada beberapa perbedaan antara WhatsApp yang tersedia di Indonesia dengan WhatsApp yang tersedia di luar negeri.

Apa saja itu? Yang pertama adalah ...

Fitur Pembayaran

Ternyata, di beberapa negara, WhatsApp sudah dapat dihubungkan dengan layanan e-wallet tertentu. Alhasil, WhatsApp dapat digunakan untuk melakukan transaksi digital, tanpa pengguna harus repot-repot berpindah-pindah aplikasi untuk bertransaksi via WhatsApp.

Yang jelas dimudahkan dengan adanya fitur ini ialah bisnis. Dengan adanya fitur ini, bisnis jadi lebih mudah dalam melayani pelanggan, terlebih dalam urusan jual beli maupun aktivitas finansial lainnya.

Apalagi, kalau fitur ini nantinya sudah masuk di Indonesia, berbagai bisnis online yang selama ini mengandalkan WhatsApp akan lebih mudah dalam menjalankan usahanya.

Katalog Produk

Ternyata, kemudahan yang diberikan WhatsApp bagi bisnis tidak hanya sebatas fitur pembayaran saja. Nantinya, akan ada juga fitur katalog bagi bisnis.

Fitur katalog yang akan datang ini berbeda dengan fitur katalog yang ada di aplikasi WhatsApp Business. Sebabnya, fitur katalog baru ini akan hadir secara eksklusif hanya bagi pengguna WhatsApp Business API.

Wujudnya nanti tidak akan hanya berupa gambar. Namun, akan ada pula deskripsi produk, informasi stok yang tersedia, beberapa tombol fungsional tertentu, dan banyak lagi. Kalau dibayangkan, akan mirip dengan katalog-katalog yang ada di aplikasi-aplikasi e-commerce saat ini.

Keranjang Belanja

Fitur katalog tadi juga akan dilengkapi keranjang belanja. Fitur keranjang belanja ini juga akan tersedia bagi pengguna WhatsApp Business API.

Secara tampilan, ia tidak jauh berbeda dengan fitur keranjang belanja yang ada di platform e-commerce saat ini. Namun, secara fungsi, tentu jauh berbeda.

Jika di e-commerce, Anda akan dibombardir dengan tampilan produk-produk dari toko-toko lainnya. Akhirnya selain mendistraksi Anda dari tujuan utama berbelanja di toko tertentu, aplikasi tersebut juga akan jadi lebih sering macet sehingga membuat gawai Anda lag.

Namun, hal ini tidak akan terjadi pada WhatsApp. Tiga fitur belanja di WhatsApp ini tidak serta merta mengubah WhatsApp menjadi pasar online baru. Namun, fitur ini memudahkan bisnis dan pelanggan ketika mereka hendak melakukan aktivitas jual beli.

Dan, WhatsApp tidak akan menampilkan iklan dari produk-produk dan bisnis lainnya kepada Anda seperti halnya yang dilakukan e-commerce kebanyakan.

Teknologi Enkripsi yang Lebih Canggih

Siapa sangka, teknologi enkripsi dan keamanan data WhatsApp di luar negeri baru saja diperbaharui?

Kini, teknologi tersebut jadi lebih canggih dan lebih sulit untuk diretas. Artinya, WhatsApp meningkatkan kenyamanan penggunaan dengan meningkatkan keamanan platformnya.

Karena saking amannya, organisasi keamanan di Amerika serikat sempat khawatir dengan sistem keamanan yang baru ini.

Pasalnya, mereka takut WhatsApp akan digunakan sebagai medium komunikasi antar kriminal dan mereka tidak dapat menyadap percakapannya karena enkripsi yang diterapkan sangat ketat.

Namun, WhatsApp mengatakan bahwa kecil kemungkinan hal itu akan terjadi karena mereka sendiri telah menerapkan teknologi machine learning guna mengotomasi deteksi dan pemblokiran akun-akun yang menyalahi aturan penggunaan dan hukum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun