Mohon tunggu...
Aldo Rivaldo
Aldo Rivaldo Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Penggiat konten-konten terkini dan penulis esai opini.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penanganan Banjir di Kota Bandung Melalui Proyek Kolam Retensi Cisanggarung

20 Desember 2022   18:30 Diperbarui: 20 Desember 2022   18:31 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung telah menambah kolam retensi yang diharapkan untuk menanggulangi bencana alam banjir. Kolam retensi terbaru berada di Kecamatan Mandalajati yang masih dalam tahap penyempurnaan. Kolam retensi Cisanggarung ini dibangun di atas lahan sekitar 1.2 hektare yang berkapasitas menampung air sebesar 6.000 meter kubik.

Dialokasikan untuk menyerap air yang menjadi potensi banjir di wilayah Arcamanik dan sekitarnya. Kolam ini tentunya menjanjikan untuk mengupayakan pencegahan banjir yang dari tahun ke tahun masih saja terjadi di Kota Bandung. Hal tersebut telah dikonfirmasi langsung oleh Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna.

Ema menekankan bahwa hal ini dibuat untuk memberikan pengaruh baik dalam penanganan banjir di wilayah Arcamanik dan sekitarnya. Walaupun tidak menuntaskan semua namun diharapkan akan meminimalisir bencana banjir. Tak lepas dari itu pula Ema menugaskan kepada Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) untuk melakukan penghijauan di Kawasan kolam retensi hingga upaya pembangunan akses jalan.

Kolam retensi ini termasuk kedalam sistem atau cara penanganan banjir di daerah perkotaan yang dinamakan sistem polder. Sistem polder adalah suatu cara penanganan banjir dengan kelengkapan bangunan sarana fisik, yang meliputi saluran drainase, kolam retensi, pompa air, yang dikendalikan sebagai satu kesatuan pengelolaan. Dengan sistem polder, maka lokasi rawan banjir akan dibatasi dengan jelas, sehingga elevasi muka air, debit dan volume air yang harus dikeluarkan dari sistem dapat dikendalikan.

Sistem ini dipakai untuk daerah-daerah rendah dan daerah yang berupa cekungan, ketika air tidak dapat mengalir secara gravitasi. Sistem Polder mampu mengendalikan banjir dan genangan akibat aliran dari hulu, hujan setempat naiknya muka air laut (ROB). Selain dapat mengendalikan air, sistem polder juga dapat digunakan sebagai obyek wisata atau rekreasi, lahan pertanian, perikanan, dan lingkungan industri serta perkantoran.

Konsep dasar dari kolam retensi adalah menampung volume air ketika debit maksimum di sungai datang, kemudian secara perlahan-lahan mengalirkannya ketika debit di sungai sudah kembali normal.

Hal ini memungkinkan untuk mengurangi bencana banjir yang selalu terjadi di Kawasan Arcamanik Kota Bandung. Dengan adanya kolam retensi diperkirakan akan menampung curah air yang menggenang di daerah tersebut dan menjadi  waduk sementara. Meskipun demikian, proyek ini akan terealisasi secara sempurna di tahun 2023.

Langkah bagus dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dalam membangun infrastruktur itu tentunya diharapkan dapat berjalan sesuai dengan yang telah dicanangkan sebelumnya. Sudah terdapat beberapa kolam retensi yang dibangun di kota ini. Semoga kedepannya bencana banjir di Kota Bandung dapat terselesaikan dan tidak ada lagi korban yang terdampak dari musibah tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun