Ditengah banyaknya kemunculan prototipe kacamata Virtual Reality, mengumumkan produk Mixed Reality mereka, Hololens.
 Virtual Reality atau realitas maya adalah sebuah program komputer atau multimedia yang meniru sebuah lingkungan yang dapat mensimulasikan dunia nyata atau maya dan penggunanya dapat berinteraksi dengannya. [1] Pada dasarnya, virtual reality adalah kegiatan memasukkan dunia nyata (manusia) ke dalam dunia maya (komputer). Sementara itu, Augmented Reality atau realitas tertambah adalah sebuah lingkungan dunia nyata yang ditambahkan oleh sensor buatan komputer. [2] Intinya adalah memasukkan dunia maya (komputer) ke dalam dunia nyata (manusia).
Microsoft mempromosikan Hololens sebagai sebuah proyektor hologram yang menggunakan teknologi Mixed Reality. [3] Mixed Reality adalah gabungan dari Augmented Reality dengan Virtual Reality. Pengguna dapat merasakan interaksi dengan dunia maya, tetapi dunia maya tersebut juga terintegrasi dengan dunia nyata.
Keduanya sebenarnya bukanlah teknologi baru. Meski demikian, Virtual Reality dan Augmented Reality pada akhir-akhir ini baru saja "berevolusi" ke generasi selanjutnya, seiring dengan perkembangan kemampuan komputansi. Pada 5 tahun terakhir, sudah setidaknya ada 5 produk kacamata Virtual Reality generasi baru yang semuanya sedang dalam tahap pengembangan.
Langkah Microsoft untuk membuat kacamata Augmented Reality dan bukan Virtual Reality bisa dibilang cukup nekad. Selain mereka harus berjuang melawan arus dengan kemunculan berbagai kacamata Virtual Reality, kegagalan produk kacamata pendahulunya yakni Google Glass [4] juga membayang-bayangi Hololens.
Microsoft mengumumkan pengembangan kacamata hologram Hololens pada konferensi pers Windows 10 tanggal 21 Januari yang lalu. [5] Microsoft belum mengeluarkan spesifikasi teknis dan tanggal rilisnya. Namun, hingga saat ini ada beberapa hal yang sudah kita ketahui dari kacamata ini:
- Desain awal Hololens sudah diperlihatkan di website resminya [3], walaupun bentuk prototipe saat ini berbeda. [6]
- Hololens akan diluncurkan pada masa bakti aktif Windows 10Â [5] (berarti antara 2015-2020Â [7]).
- Hololens akan beroperasi menggunakan Sistem Operasi Windows 10. [5]
- Hololens dapat digunakan sebagai mesin independen (tidak memerlukan koneksi ke komputer atau internet). [3] [5]
- Hololens dilengkapi dengan sensor kedalaman, gerak (untuk unit dan sekitarnya), suara, dan lirikan mata. Berarti, Hololens dapat dioperasikan dengan gerakan tubuh (seperti tangan), perintah suara, dan dapat mengikuti gerakan mata penggunanya. [3]
- Untuk performa, Hololens tidak hanya dilengkapi dengan CPU (untuk proses operasional) dan GPU (untuk proses pengolahan grafis), tetapi juga memiliki HPU (Hologram Processing Unit) yang secara independen bertanggung jawab pada pengolahan input dari sensor-sensor yang dimiliki Hololens. [3]
Salah satu penyebab kegagalan Google Glass adalah masalah norma dan privasi. Desain Google Glass yang sangat mirip dengan kacamata biasa dapat membuat penggunanya merekam video atau mengambil gambar kapanpun dan dimanapun secara diam-diam. Hingga saat ini Microsoft belum menyampaikan pernyataan resmi mengenai aspek privasi dari Hololens. Namun, dari desain konsep dan informasi yang telah diketahui dapat saya simpulkan bahwa Microsoft dapat dengan mudah menghindari masalah yang sama, karena:
- Desain Hololens yang sebenarnya malah lebih mirip dengan HMD (Head Mounted Display) untuk Virtual Reality, menyebabkan pengguna Hololens dapat dengan mudah diidentifikasi.
- Fokus dari pengembangan Hololens bukanlah memasangkan kamera ke dalam unit HMD, melainkan menggunakan sensor kedalaman dan sensor gerak pada unit.
- Google glass dirancang sebagai kacamata Augmented Reality, sehingga sangat berorientasi kepada dunia luar. Sementara Hololens dirancang sebagai kacamata Mixed Reality yang menampilkan dunia maya yang posisi dan arahnya diadaptasikan dengan dunia luar.
Produk sensor dari Microsoft sebelumnya adalah Microsoft Kinect untuk konsol permainan Xbox 360 dan Xbox One. Dari aspek pengembangan, Kinect memiliki dokumentasi yang cukup luas dan mendukung tidak hanya konsol Xbox tapi juga PC. [8] Oleh karena itu, Kinect dapat menjadi pilihan sensor untuk berbagai proyek IT.
Berdasarkan website Hololens, produk ini akan memanfaatkan sistem baru di Sistem Operasi Windows 10 yaitu Universal App, dan juga Unity. [3] Belum ada informasi lebih lanjut mengenai pengembangan, tetapi kalau kita melihat dari pengalaman sebelumnya yaitu Kinect, kita bisa berharap lebih dari produk ini karena keunikan dari produk ini dan potensi penerapan yang besar.
Semoga saja Microsoft Hololens dapat digunakan sebagai sarana terbitnya ide-ide dan inovasi baru dari para pengembang.
Â
Sumber:
[1]
Wikipedia. Wikipedia. [Online]. https://en.wikipedia.org/wiki/Virtual_reality
[2]
Wikipedia. Wikipedia. [Online]. https://en.wikipedia.org/wiki/Augmented_reality
[3]
Microsoft. (2015) Microsoft Hololens. [Online]. https://www.microsoft.com/microsoft-hololens/en-us
[4]
Taylor Hatmaker. (2015, March) Daily Dot. [Online]. http://www.dailydot.com/technology/google-glass-failure-astro-teller/
[5]
Vlad Savov. (2015, January) The Verge. [Online]. http://www.theverge.com/2015/1/21/7867593/microsoft-announces-windows-holographic
[6]
Simon Bisson. (2015, April) IT Pro. [Online]. http://www.itpro.co.uk/mobile/24499/inside-the-hololens
[7]
Microsoft. (2015, August) Microsoft Windows. [Online]. http://windows.microsoft.com/en-id/windows/lifecycle
[8]
Microsoft. Kinect for Windows SDK. [Online]. https://msdn.microsoft.com/en-us/library/dn799271.aspx
Lihat Juga:
Update berita terbaru:
http://www.itpro.co.uk/mobile/24780/microsoft-hololens-release-date-rumours-specs-pricing-1
Â
Produk-produk VR:
Fove - VR dengan sensor gerak mata
PrioVR - VR dengan sensor tubuh
Oculus Rift - VR yang memulai tren VR next-gen
Playstation VR - VR untuk konsol Playstation 4
HTC Vive/Steam VR - VR untuk platform game Steam
Â
Dibuat Oleh:
Gregorius Aldo Radityatama
Christian
Â
Semester 5 Bachelor of Information Technology
Swiss German University
Group Assignment Human Computer Interaction
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H