Mohon tunggu...
Aldo Marantika
Aldo Marantika Mohon Tunggu... Jurnalis - Berbakti Tanpa Pamrih.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Aldo Marantika (24) : Aktif menulis dan berkegiatan sosial di Kabupaten Pandeglang. Di Kota kelahiran ku ini, aku memulai karier sebagai jurnalis disalah satu media lokal di Banten.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hasan Bersama Genjer Mengejar Pagi

11 Agustus 2021   02:51 Diperbarui: 11 Agustus 2021   02:54 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Udara malam yang dingin serasa menusuk, pertanda malam telah membuat orang - orang terlelap. Di sebuah pasar, pada malam buta itu terlihat seorang pria tua sedang tertidur di emperan Toko.

Sembari menanti pembeli, pria tua itu membiarkan dagangannya tergeletak di atas trotoar yang beralaskan sepanduk. Ketika orang melintas, sesekali dia menawarkan dagangannya "Genjer, Genjer."

Namanya Hasan, peria kelahiran tahun 1962 ini berjualan Genjer di sebuah emperan Toko yang ada di Pasar Pandeglang, Hasan berjualan mulai dari pukul 17.00 WIB (sore), sampai dengan pukul 06.00 WIB (pagi).

Tak lama menanti, satu dua pembeli pun mulai datang menghampiri dagangannya, raut muka Hasan mulai terlihat sumringah, menjadikan pembeli sebagi raja adalah moto yang digenggamnya.

Pelayanan yang diberikan pun dengan hati yang lapang, Hasan mempersilahkan kepad pembeli untuk bebas memilah-milah Genjer dagangannya, sejumlah uang pun diterima, segera masuk ke dalam kantong celananya.

Selama berdagang di Pasar Pandeglang, Hasan sudah kenyang dengan suka dan dukanya, hampir setiap hari Hasan harus rela tidur di emperan Toko sembari menunggu pagi untuk menjajakan Genjer sisa jualan semalam.

Sang fajar pun mulai terbit, cahaya pagi mulai menyinari setiap sudut pertokoan, jarum jam sudah menunjukan pukul 05.00 WIB, pertanda Hasan harus segera berpindah tempat ke pasar tumpah untuk menjajakan Genjer sisa jualan semalam.

Hasan memiliki 5 buah hati yang kini telah beranjak dewasa. Kelima anaknya ini telah berkeluarga dan telah tinggal di tempat yang berbeda. Terus berdagang, Hasan tak ingin merepotkan anak - anaknya apalagi orang lain. Bersama Genjer, Hasan mengejar pagi. (Aldo)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun