Pada masa kini, banyak dari kita sering merasa bingung dengan diri sendiri. Sadar atau tidak sadar, kita telah memasuki suatu era di mana kita kehilangan konsep diri. konsep diri yang baik adalah pembentukan diri yang dewasa, intelektual, spiritual, berkarya dan relasi yang baik.Â
Jika sebagian dari Anda merasa perlu mendalami konsep diri saya akan menuntun anda dengan artikel ini. Simaklah dengan memusatkan konsentrasi dan jauhkan apapun yang berpontensi untuk merebut konsentrasi anda karena kita akan masuk di dunia konsep diri.
1. Apa Itu Konsep Diri?
Self-concept atau Konsep diri adalah cara, sikap dan pandangan dari tanggapan individu atau pribadi terhadap atau mengenai individu. Pandangan ini bisanya dimulai dengan bertanya-tanya. Apa yang ditanyakan? pertanyaan ini sering diawali dengan kata apa, bagamaina, dan yang paling penting adalah kata mengapa, yang bertujuan menanyakan diri dan memperbaiki diri.Â
Pandangan ini melibatkan komponen-komponen diri seperti karateristik, psikis, motivasi serta spirit dan fisik individu. Komponen ini mempengaruhi pikiran, perasaan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Pandangan diri mencakup pandangan positif dan pandangan negatif yang umumnya dilakukan seseorang terhadap dirinya sendiri.
Apapun yang anda lakukan berputar pada keyakinan dan ketakutan, sebab itu hal yang mendasari kehidupan dari segi dan konteks moral. Contoh, orang tua atau pengasuh anda mengatakan "Anda tidak boleh keluar malam", bernada perintah yang dapat mempengaruhi perasaan yakin dan takut, belum lagi ucapannya bertambah kata-kata denotasi "jika tidak mau dihukum". Perkataan ini, bergantung pada persepsi anda untuk menerima atau menolak perasaan takut dan yakin. Yakin di sini merupakan kesadaran bahwa keluar rumah buruk dan takut memiliki keinginan keluar rumah tetapi adanya hukuman menyebabnya pengurungan keinginan atau niatan keluar. Hal ini berhubungan dengan Self-control atau kendali diri yang mana anda merupakan raja bagi diri anda. (K. Bertens, Etika, 2005: 63-66). Â
Ketika menerima berarti anda telah bersiap untuk membentuk diri anda menjadi pribadi yang berkarakter sesuai dengan yang telah anda terima. Karakter yang terbentuk itu, sebaiknya disadari, begitu pun dengan persepsi yang anda terima. Sadar menerima berarti saya tahu, saya sedang menerima. Hal ini akan mengaiskan konsep diri bagi anda.Â
Konsep diri dapat diatur sedemikian rupa dari sekarang, sehingga tidak pelu merasa kehilangan jalan atau tersesat. Untuk melihat lebih jauh mengenai konsep diri saya akan menguraikannya di sub-sub judul berikut.
2. Komponen-Komponen Konsep Diri (Self-Concept)
Citra Diri (Self-Image): Cinta diri adalah cinta pada individu. Ini berarti menghargai individu yang menurut Abraham Maslow dalam teorinya tentang Kebutuhan Fisiologis bahwa hal ini menjadi kebutuhan dasar manusia. Setiap manusia membutuhkan cinta pada individu. Kasihanilah dirimu sendiri dan mengasihi berarti menerima dan menghagai serta mencitai dalam hal ini ialah individu.
Ideal diri (Ideal-Self): Ideal akar katanya ide yang adalah rancangan yang tersusun di dalam pikiran. Pikiran menduduki bagian vital dari psikis. Ideal berarti rancangan yang tersusun sesuai dengan yang dicita-citakan atau diangan-angankan atau dikehendaki.
 Ideal diri adalah persepsi tentang bagaiman individu semestinya berperilaku berdasar pada standar pribadi dan terkait dengan cita-citanya. Ideal diri memiliki beberapa sinomim selain cita-cita seperti dambaan, visi atau impian, pengharapan, keinginan dan gambaran diri kedepan.Â
Misalnya, Body-image individu tertentu ingin lebih menarik agar mendapat banyak pengikut di Tiktok berhubungan langsung dengan masa depan dan permulaan dari membentuk badan seperti yang diimpikan.
Harga diri (Self-Velue): Harga adalah kemampuan yang dimiliki untuk diberikan nilai. Nilai adalah hasil dari kualitas, kuantitas ataupun kombinasi kedua. Diri adalah hal yang melekat pada setiap pribadi. Berarti, harga diri memiliki kemampuan untuk dinilai berdasarkan kualitas dan kuantitas ataupun kombinasi keduanya.Â
Dalam konteks self-concept harga diri (self-esteem) adalah penilaian individu terhadap hasil yang dicapai dengan menganalissa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal dirinya.
Peran Diri (Self-Role): Peran adalah hal atau keadaan pergerakan. Peran diri berarti hal atau keadaan diri dengan cara dan prosesnya bergerak. Peranan diri merupakan aspek dinamis kedudukan.Â
Peran diri bergerak berdasarkan hak dan kewajiban yang diatur dalam kelompok sosial di mana serangkaian perilaku, nilai dan tujuan terkait erat dengan fungsi seseorang dalam masyarakat.Â
Contoh seperti, guru, siswa, anak, bapa dan mama. Hal ini berkaitan dengan teori nama-nama dalam filsafat Cina yang menjelaskan bahwa setiap pribadi mempunyai fungsi dan tanggung jawab di dalam kehidupan dan menuntut kita untuk menjadi utuh, sungguh-sungguh dan secara adil menjalankannya.
Identitas diri (Self Identity): Menurut Erik Erikson, psikolog asal Jerman identitas diri berarti mempunyai perasaan dengan fungsinya sebagai individu, yang dapat berindividu tetapi berhubungan erat dengan orang lain. Perasaan ini diungkapkannya sebagai suatu kesadaran seseorang akan siapa dirinya dan apa yang dipertahankannya.
3. Karakteristik Konsep Diri Positif dan Negatif
Apa saja karakteristik yang positif dan negatif? Seperti apakah karakteristik yang positif dan negatif? Kedua pertanyaan ini sebagai dasar di ulasan dalam satu paragraf di bawah ini. simaklah dengan baik agar tercerap dalam diri dan menjadi bagian dari internasi diri yang terbentuk.
Karakteristik konsep diri yang positif adalah memiliki kepercayaan diri yang tinggi, memiliki gambaran tentang kemampuan dan potensi yang realistis, mampu menerima kelebihan dan kekurangan diri dengan bijak dan memiliki harga diri yang sehat. Sementara itu, karakteristik konsep diri yang negatif adalah memiliki harga diri yang rendah, merasa tidak berharga dan tidak mampu, merasa tidak puas dengan diri sendiri, dan merasa tidak percaya diri.
Faktor-faktor yang Mempegaruhi Konsep Diri
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri berasal dari lingkungan sosial, seperti pengalaman kecil, pendidikan dan pergaulan yang memperngaruhi persepsi diri seseorang. Faktor internal seperti pikiran dan perasaan dan evaluasi diri juga mempengaruhi konsep diri seseorang. Selain itu, keluarga inti, nilai-nilai budaya, dan citra tubuh juga merupakan factor yang mempengaruhi konsep diri.
4. Bagaimana Memperbaiki Konsep Diri
Untuk memperbaiki konsep diri, seperti citra diri, ideal diri, harga diri, peran diri dan identirtas diri, berikut adalah beberapa langkah yang dapat diikuti jika dirasa baik dan layak:
Sadarilah Individu: Mulailah dengan kegiatan refleksi diri yang mendalam. Kenali kekuatan, kelemahan, minat dan tujuan anda. Tanyakan pada individu apa yang disukai tentang individu dan apa yang ingin diubah atau ditingkatkan. Kenali keterbatasan anda dan terimalah bahwa tidak ada yang sempurna.
Tingkatkan Cinta Diri: Membangun cinta diri adalah langkah penting dalam konsep diri. Berlatihlah menghargai individu, menerima individu, dan mencintai individu. hindari menghukum diri terus-menerus, bebicara negatif tentang individu, atau membandingkan diri dengan orang lain. Ubah pola pikir negatif menjadi pola pikir yang positif dan berkembang kea rah yang baik dan benar.
Tetapkan Ideal Diri Yang Realistis: Ideal diri adalah gambaran mental tentang versi tebaik dari individu. namun, sangat penting untuk memastikan bahwa ideal diri yang ditetapkan realistis. Jangan membandingkan diri dengan ideal yang tidak realistis atau tidak dapat dicapai. Tetapkan tujuan yang realistis dan bertahap, serta fokus pada perkembangan dan pertumbuhan pribadi yang sehat.
Tingkatkan Harga Diri: Harga diri berkaitan dengan penilaian tehadap individu dan merasa berharga sebagai individu. Untuk meningkatkan harga diri, fokus pada keberhasilan yang diraih, prestasi, dan kontribusi positif yang dibuat. Latihlah mengidentifikasi dan menghargai kualitas diri anda melalui penilaian orang lain dan tentukan nilai diri sendiri.
Temukan Peran Diri yang Berarti: Identifikasi peran dan tanggung jawab yang paling penting bagi individu, dalam kehidupan. Fokus pada peran-peran yang ditemukan dan upayakan untuk melakukan tugas dan tanggung jawab dengan baik. Jadilah displin dalam melakukan pekerjaan dan berkontribusi pada kehidupan orang lain dengan cara yang konsisten menurut nilai-nilai yang telah individu tanamkan.
Terlibat dalam Explorasi Identitas: Identitas diri adalah bagaimana mengartikan dan mendefinisikan diri sendiri. terlibatlah dalam ekplorasi yang mendalam tentang siapa anda? apa yang penting bagi anda? dan apa tujuan dan minat anda?. Pertimbangkan nilai-nilai, keyakinan, minat dan harapan yang membentuk identitas. Terlibatlah dalam kegiatan yang sesuai dengan identitas untuk memperkuat dan memperbaikinya.
Pekerjakan Bantuan Profesional: Jika merasa dan mengalami kesulitan memperbaiki konsep diri sendiri, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari seorang psikolog atau terapis yang memahami perkembangan pribadi dan penerimaan diri (self-esteem). Â Mereka dapat membantu, membimbing dan mengarahkan anda menemukan dan mengindetifikasi masalah atau keresahan yang mendasari dan memberi alat untuk serta strategi untuk memperbaiki cinta diri, harga diri, peran diri.
Selama proses ini, penting untuk memiliki kesabaran dan komitmen pada pekerjaan pribadi serta melakukannya secara konsisten. Pemahaman dan perbaikan konsep diri adalah proses yang berkelanjutan dan hasilnya akan berbeda untuk setiap individu. Ingatlah bahwa hal ini kapan saja dapat berubah maka pertahankan apa yang telah menjadi baik menurut tipe diri sendiri.
5. Kepentingan Individu
Kepentingan individu amatlah penting untuk diprioritaskan sebab akan sangat meningkatkan kualitas dan kuantitas. Kita akan melihat beberapa hal sebagai sajian seputar kepentingan individu di bawah ini:
Memaksimalkan potensi diri:Â Untuk memaksimalkan potensi diri, penting untuk mengenali kekuatan dan bakat yang dimiliki, memiliki tujuan hidup yang jelas, berusaha meningkatkan keterampilan dan pengetahuan, dan belajar dari kegagalan serta mengelola emosi dengan baik. Menghasilkan suasana positif dalam hidup juga dapat membantu memaksimalkan potensi diri.
Membantu dirinya sendiri dalam mencapai tujuan hidupnya: Untuk membantu diri sendiri mencapai tujuan hidup, penting untuk menetapkan tujuan yang realistis dan terukur, melakukan perancanaan yang baik, memiliki sikap positif terhadap diri sendiri dan kehidupan, serta bersikap proaktif dalam segala yang dirasa penting untuk potensi dan juga pencapaian diri serta dalam mengatasi hambatan.
Menghindari self-sabotaging behavior: Tingkah laku sabotase diri adalah tingkah laku perusakan terhadap diri sendiri yang berujung pada kehancuran dan menimbulkan efek psikologis yang besar. Penting bagi kita untuk mengenali pola pikir dan perilaku yang merugikan, mengelola stress dengan baik, memiliki motivasi yang kuat dan belajar dari pengalamn untuk menghindari kesalahan yang sama. Membangun kebiasaan yang sehat dan memperhatikan aspek fisik, emosional, dan Mampu memengaruhi fisik dalam menghadapi masalah
Mampu mengukur seberapa jauh dirinya dalam menghadapi masalah: Untuk menghadapu masalah, fisik memang memainkan peran penting. Penting untuk menjaga kesehatan fisik dengan berbagai cara seperti olahraga, tidur yang cukup dan makan makananan yang sehat. Mengatur pernapasa dan relaksasi juga dapat membantu menghadapi masalah dengan lebih dan bijaksana.
6. Kesimpulan
Tidak ada cara yang pasti untuk mengukur seberapa jauh seseorang  mampu menghadapi masalah. Namun, melalui refleksi dan evaluasi diri, seseorang dapat mengindentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dalam menghadapi masalah sebelumnya, serta menganalisis bagaimana cara yang efektif atau tidak efektif dalam menghadapinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H