"Oh aku hampir lupa, nanti kau temani aku ya, Anya? Aku ingin membeli hadiah untuk adikku, dan kau juga tahu dia amat menyukai buku. Kau kan juga begitu jadi aku meminta bantuanmu untuk mencarikan buku yang bagus untuknya. Kau bisa, kan?"
Aku menoleh padanya. "Tentu saja. Aku akan menemanimu."
Joanne hanya mengangguk-angguk. Kami kembali berjalan dalam diam.
Aku merasa baik-baik saja sampai ada laki-laki yang tak sengaja menabrakku. Laki-laki itu memiliki tubuh yang tegap dan lumayan tinggi. Ia sedang asyik membaca buku sambil berjalan.
Tapi bukan itu yang membuat langkahku terhenti. Ada sesuatu padanya yang sangat kurindukan. Aku menoleh sementara ia berjalan sedikit menjauh.
"....Steve?
Lelaki itu menoleh dan menatapku. Tatapan yang selama ini kurindukan, yang selama 2 tahun ini selalu kubayangkan dan selalu kuharapkan dapat kulihat kembali kini berada di depan mataku.
"Anya, itukah kau?" Steve menatapku tidak percaya.
Joanne dan Dave lebih cepat tersadar. Mereka langsung menghampiri Steve dan bertegur sapa. Aku berdiri diam dan tak melakukan apapun.
"Hei, Anya. Ini pacarmu sudah kembali, kau tidak senang?" Dave mendecakkan lidahnya tak sabar.
"Apa-apaan kau ini, Dave." Steve menggeleng dan sedikit terkekeh mendengar perkataan Dave. Aku akhirnya berjalan dan menghampiri mereka.