Usaha untuk melokalkan proses produksi Apple tidak cuma dilakukan semasa Barack Obama. Presiden Amerika Serikat saat ini, Donald Trump, juga ikut nyinyir pada kebijakan produksi overseas yang dipilih para petinggi Apple. Trump berpikir bahwa dengan membawa kembali core kegiatan produksi ke dalam Amerika, maka lapangan pekerjaan akan semakin terbuka banyak di negara itu.
Namun, Tim Cook yang kini menggantikan almarhum Steve Jobs sebagai CEO masih tak bergeming dengan kebijakan perusahaannya itu. Selain karena alasan infrastruktur dan kebutuhan tenaga kerja yang teramat besar, beban biaya suplai komponen yang datang dari berbagai negara akan jauh lebih besar jika impor langsung ke California. Malah, ada candaan bahwa justru robotlah yang nantinya mengambil alih proses labor kerja Apple alih-alih membuka kesempatan kerja untuk orang-orang Amerika.
"Menaruh sarang" di Asia, khususnya China, dirasa lebih ideal karena dapat mereduksi ongkos kirim. Kerjasama third party dengan sejumlah perusahaan yang verified demi memenuhi suplai komponen masih lebih efisien dibanding menghabiskan waktu dan tenaga untuk observasi sendiri. Lagian, ada pepatah lama mengatakan, "jika Anda ingin melangkah cepat, maka berjalanlah sendiri. Tapi jika Anda ingin melangkah jauh, maka berjalanlah bersama-sama."
Half-blood Apple
Bila pernah membaca cerita novel Harry Potter, maka Anda tentulah mafhum tentang kedigdayaan karakter Lord Voldemort di dunia sihir. Alih-alih berasal dari keluarga penyihir tulen yang silsilahnya terpandang, Voldemort justru berasal dari keluarga berdarah campuran. Ayahnya, Riddle Senior hanyalah manusia biasa tanpa kemampuan sihir apa-apa.
Ponsel pintar iPhone pun digdaya di dunia smartphone. Perangkat tersebut menghadirkan banyak fungsi yang bisa digenggam dalam satu tangan. Tapi di balik itu, kedigdayaan ponsel ini lahir dari campur tangan pihak lain di luar trah Apple. Bila di dunia sihir ada istilah half-blood wizard, barangkali tidak ada salahnya menyematkan half-blood Apple pada generasi iPhone terkini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H