Di setiap tahun agenda ini selalu di adakan untuk para mahasiswa dan mahasiswi STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara). Acara ini bermanfaat untuk menggembleng mental, fisik, kepribadian dari para mahasiswa STAN, agar nantinya ketika memasuki dunia kerja, mereka siap dengan segala resiko apapun tak terkecuali tugas yang berat dan penempatan kerja di kota - kota terpencil di Indonesia. Seperti yang kita ketahui STAN adalah sekolah tinggi yang diminati oleh para terpelajar maupun teman-teman yang sudah berkuliah di Universitas Swasta, maupun Universitas Negri.
Capacity Building sendiri dilaksanakan atau diadakan di Markas Militer Tentara Angkatan Darat. Biasanya yang di STAN Pusat Jakarta dididik sendiri oleh para pasukan Kopassus. Pasukan Elite nomor 1 di Indonesia. Sedangkan yang ada di daerah seperti Balikpapan, Bali, Malang dan yang lainnya di adakan di Kodam, dan sebagainya. Saya sendiri berpendidikan di Balai Diklat Keuangan Balikpapan. Dimana Capaity Buildingnya di adakan di Dodikjur Rindam 6 Mulawarman, Balikpapan. Capacity Building ini sangat bermanfaat bagi kita semua para mahasiswa STAN. Karena selain untuk melatih mental dan fisik juga harusnya terwujudnya rasa korsa dan kebersamaan yang tinggi.
Pengalaman saya untuk yang pertama kali Capacity Building di STAN yaitu merasakan kesenangan dan keseruan yang ada di Dodikjur Rindam 6 MLW, Balikpapan. Karena selain karena kegiatannya sangat membutuhkan mental yang tangguh, lalu fisik yang kuat, dan stamina yang tahan lama, kita juga dilatih disiplin dalam mengerjakan suatu hal.
Hari pertama kami datang di Dodikjur, kami disuruh berbaris untuk meng absen para mahasiswa, seluruh 106 mahasiswa BDK Balikpapan lengkap hadir. Setelah itu kami menaruh tas di barak masing-masing yang telah disiapkan oleh para prajurit TNI AD ini. Setelah menaruh tas di barak masing-masing, kami melanjutkan baris berbaris dan mendapatkan pengarahan lalu juga upacara pembukaan dan penyerahan mahasiswa STAN dari wakil BDK kepada para tentara Dodikjur. Setelah itu kami baris di lapang dan mulai untuk kegiatan fisik lainnya yaitu seperti tiarap, merangkak, jalan sambil jongkok, lalu juga lari. Laki maupun perempuan tidak ada perbedaan, semua sama harus melakukan kegiatan ini.
(dokumentasi @BDKBalikpapan)
Kegiatan ini berlangsung hingga siang sampai Ishoma. Setelah Ishoma kami kumpul di aula dan para tentara melakukan pengarahan untuk "berjalan-jalan". Melewati rute yang akan kita hadapi ketika malam nanti tiba. Rute ini mungkin sejauh 4-5 km melewati sawah, tepi sawah, kadang ada pemukiman rumah warga. Setelah itu kita sampai di Hutan untuk rehat sejenak menunggu dari jam 4 sampai 6 sore, untuk persiapan melakukan Jalan Malam. Setelah jam 7 lewat teman-teman melakukan perjalanan ekstrem ini sejauh 5 km, keadaan disitu yaitu gelap gulita hanya ada sedikit cahaya yang nampak.
(Capacity Building 2013, dokumentasi @BDKBalikpapan)
Di setiap pos yang kita lewati juga di jaga para tentara dan harus ada sandinya. Kita juga harus memutari kuburan 1 orang 1 orang. Namun jalannya ketika melewati rute ini berkelompok sampai 4-5 orang. Ketika itu jalanan becek dan tergenang air karena baru hujan deras sehingga tak jarang kaki kami menembus lumpur hingga masuk ke dalam sepatu. Setelah sampai di barak, perjalanan ketika itu membutuhkan waktu sekitar 1 jam-an, namun suasana tegang telah mencair menjadi ketenangan karena perjalanan malam ini sudah selesai. Setelah sampai di Barak kita beristirahat sebentar dan bersiap untuk pengukuhan. Yaitu disiram air kembang yang sangat dingin pada jam 23.45. Ketika malam sudah sangat dingin di tambah oleh hujan yang deras tadi sore dan sekarang di tambah disiram air es yang sangat dingin membuat tubuh teman-teman menggigil, namun ini tidak mematahkan semangat para teman-teman. Setelah proses pengukuhan ini kami dipersilahkan untuk beristirahat dan tidur. Jam ketika itu menunjukkan pukul 00.45 kami tidur dan harus bangun pukul 4 pagi untuk melanjutkan kegiatan yang di jadwalkan.
Hari kedua, jam 4 pagi kami merasakan kedinginan yang luar biasa ditambah mata yang masih mau merem, kami bergegas bangun dan melaksanan senam pagi. Sirine yang berbunyi membuat kita bangun dari tidur kita ini. Selesai melakukan senam pagi, kami bersiap untuk sholat subuh, setelah itu melakukan apel pagi. Hari kedua berlangsung tenang namun matahari yang sangat menyengat membuat para teman-teman berkucuran keringat dan belang-belang yang dihasilkan sangatlah nampak.
Hasil dari seharian disengat matahari !
(Facebook: Blasius Deo Pratama)
Kegiatan berlangsung dari jam 06.45 sampai dengan 17.00. Kami dilatih PBB dan latihan upacara sipil, namun juga diselingi oleh istirahat dan "ekstra Puding". Setelah selesai sorenya kami beristirahat lagi dan sebelum sholat maghrib kami disuruh kumpul untuk melakukan makan sore. Â Setelah makan sore kami bergegas untuk sholat maghrib dan Yasinan bareng para prajurit TNI AD yang ada di sekitar dodikjur. Setelah selesai melakukan yasinan kami berkumpul di aula untuk mendengarkan pengarahan dari tentara dodikjur tentang pertolongan pertama untuk korban patah tulang. Pengarahan ini juga di praktekkan oleh teman-teman dari STAN untuk mencoba bagaimana cara menangani korban patah tulang yang sudah di ajarkan oleh para tentara tersebut. Tak terasa 2 jam lamanya pengarahan ini berlangsung membuat teman-semangat sedikit mengantuk dan tak jarang ada yang tertidur namun di bangunkan oleh teman sebelahnya karena kebersamaan yang di ajarkan oleh para tentara. Setelah melakukan pengarahan di aula, kami segera bersiap untuk melakukan Apel Malam. Jam 21.30 kami melakukan apel malam, untungnya tidak lama dan kami segera bersiap untuk tidur, namun ada juga yang melakukan sholat isya' dan tidur jam 23.00. Kami dijadwalkan tidur jam 22.00 dan harus bangun jam 04.00.
Hari ketiga, hari terakhir ini kami bersemangat untuk menyelesaikan rangkaian acara bermakna ini. Jam 04.00 kami bangun dan bersiap untuk melakukan senam pagi lagi dan seperti biasa setelah itu kami melakukan sholat subuh bersama teman-teman. Setiap perpindahan tempat selama di dodikjur ini kami juga harus di wajibkan berbaris dan selalu bernyanyi yel-yel untuk membangkitkan semangat yang ada dalam tubuh kita. Kami juga wajib untuk hormat kepada tentara sekitar yang berlalu lalang di sekitar dodikjur atau barak-barak yang terisi. Setelah itu kami melakukan apel pagi dan bersiap untuk melakukan makan pagi. Makan pagi kali ini yang dimana makan terakhir sangat di persulit atau diganggu, karena sebelumnya kami disuruh membuat lingkaran besar yang dimana jika ada suara tembakan terdengar DOR!, kami harus segera menempati tempat kita yang kita buat ketika membentuk lingkaran tadi. Nah, yang ditunggu ternyata datang. Ketika kami sedang enak menikmati makanan, terdengara suara tembakan peluru DOR!, kami segera berlari dan menujur ke tempat yang kita tempati membentuk lingkaran tadi. Hal ini berulang 2 kali sehingga mengocok perut kita sampai saya sendiri merasakan kemualan yang luar biasa. Namun hal itu biasa karena para prajurit dari TNI sudah mengetahui batas-batas dari peserta Capacity Building ini. Setelah itu kami melanjutkan makan pagi dan bersiap untuk melakukan pembersih untuk pulang ke tempat masing-masing. Tak lupa di adakan upacara penutupan untuk menutup kegiatan yang syahdu ini. Jam 09.45 kami meninggalkan Dodikjur Rindam 6 MLW, Balikpapan ini dengan perasaan campur aduk yang tak bisa kami sampaikan. Kami menaiki 2 truk dari dodikjur untuk di antar ke BDK.
Terima kasih Dodikjur Rindam 6 Mulawarman, Balikpapan yang telah memberikan pengalaman yang tak mungkin kita lupakan seumur hidup kita, semoga para pelatih sehat selalu dan tetap jaya. NKRI HARGA MATI !
(Dokumentasi @BDKBalikpapan)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H