Analisis Tindak Tutur Lokusi, Ilokusi dan Perlokusi di Novel yang Berjudul Maling karya Putu Wijaya
Aldithiya Wahyudha1, Aida Azizah2
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendididkan,Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Islam Sultan Agung Semarang Â
Aldiw5093@gmail.comÂ
aidaazizah@unissula.ac.idÂ
PendahuluanÂ
Bahasa pada dasarnya merupakan alat interaksi atau alat berkomunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, atau juga perasaan (Chaer dan Agustina, 2004:14).Bahasa merupakan hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga manusia tidak bisa lepas dari pemakaian bahasa. Sebagai makhluk sosial, pasti akan ada interaksi satu sama lain. Dan alat untuk interaksi atau komunikasi tersebut adalah bahasa. Bahasa yang digunakan dalam komunikasi bermasyarakat adalah tuturan.
Membahas mengenai bahasa, pragmatik merupakan cabang ilmu linguistik yang mempelajari bahasa yang digunakan komunikasi dalam situasi tertentu. Dimana pragmatik juga merupakan kajian mengenai deiksis, implikatur, presuposisi, tindak tutur, dan aspek-aspek struktur wacana. Bagian dari pragmatik salah satunya adalah tindak tutur. Tindak tutur sendiri merupakan pengujaran kalimat agar maksud dari pembicara diketahui pendengar.Dalam berbicara merupakan suatu keterampilan untuk prnyampaikan pesan baik lidan maupun ujaran.Kegiatan berbicara penting karena percakapan membentuk interaksi dua arah. Menurut Chaer dan Agustina (2004:47) peristiwa tutur adalah berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua orang yaitu penutur dan lawan tutur. Dengan menggunakan tindak tutur dalam interaksi, seseorang dapat mengembangkan pola komunikasi.Â
Searle (dalam Nadar, 2009 : 14)membagi tindak tutur menjadi tiga macam tindakan, yaitu tindak tutur lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Dari ketiga tindak tutur tersebut, sebagai tindakan untuk menyatakan sesuatu dan tindakan untuk mempengaruhi sesuatu.Makna dalam komunikasi tidak hanya dapat dipahami berdasarkan penggunaan bahasa dalam bertutur tersebut, tetapi juga ditentukan oleh aspek komunikasi secara komprehensif, terkadik aspek situasional komunikasi.Â
PembahasanÂ
Tindak tutur lokusi ialah tindak tutur berguna untuk menyatakan sesuatu. Makna tuturan yang disampaikan biasanya adalah sebuah fakta atau keadaan yang sebenarnya. Dalam tindak tutur lokusi, informasi yang disampaikan adalah yang sebenarnya. Tindak tutur ini tidak mengandung makna tersembunyi dibalik tuturanya dan tidak menghendaki adanya suatu tindakan atau efek tertentu dari mitra tuturnya. Tindak lokusi adalah tindak bertutur dengan kata, frasa, dan kalimat sesuai dengan kalimat yang dikandung oleh kata, frasa, dan kalimat itu. Tindak lokusi terlihat ketika seseorang menuturkan sebuah tuturan atau pernyataan. Tindak tutur lokusi menyatakan sesuatu dalam arti berkata atau tindak tutur yang dalam bentuk kalimat yang bermakna dan dapat dipahami. Oleh karena itu, yang diutamakan dalam tindak tutur lokusi adalah isi tuturan yang diungkapkan oleh penutur.Â
Dari hasil penelitian, peneliti menemukan beberapa contoh lokusi yang ada di novel Maling karya Putu WijayaÂ
1.Tindak tutur lokusiÂ
Tindak tutur lokusi adalah tindakan proposisi yang berada pada kategori mengatakan
sesuatu (an act saying somethings). Oleh karena itu, yang diutamakan dalam tindak tutur adalah isi tuturan yang diungkapkan oleh penutur. Wujud tindak lokusi adalah tuturan- tuturan yang berisi pernyataan atau tentang sesuatu.
1." Tolong di rumah kami ada maling kesianganÂ
" Maling ?
" Ya, pencuri kesiangan. Sekarang ada di kamar tamuÂ
" Lapor satpam sajaÂ
Kutipan dialog diatas ialah menginformasikan kepada warga untuk menangkap maling yang ada di dalam rumah penutur. Kemudian lawan tutor menyuruh untuk melaporkan ke satpam.Â
2." Tapi yang berbadan kecil lebih sadis. Ponakan saya dulu...
Ujaran kutipan diatas ialah bentuk tindak tutur lokusi yang memilik sifat informatif. Yaitu penutur mengkhawatirkan kondisi yang terjadi,karen mungkin ponakan penutur yang berbadan kecil pernah jadi maling.Â
3. " Maling biasanya tak bersenjata. Filsafatnya masuk- ambil- lari- hilangÂ
Kutipan diatas merupakan bentuk lokusi yang bersifat informatif, yaitu penutur menginformasikan maling yang tak memiliki senjata. Meskipun tak memiliki senjata maling hanya butuh target lokasi yang dikira aman untuk diambil barangnya, setelah dapat barang ia langsung lari dan dalam sekejab maling hilang taka da yang tau keberadaanya.Â
2.Tindak tutur ilokusiÂ
Tindak tutur ilokusi merupakan tindak tutur yang mengandung makna tersembunyi atau makna lain yang dikehendaki oleh penutur terhadap mitra tutur. Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang mengandung daya untuk melakukan tindakan tertentu dalam hubungannya dengan mengatakan sesuatu. Ketika penutur mengucapkan suatu tuturan, sebenarnya dia juga melakukan tindakan, yaitu menyampaikan maksud atau keinginannya melalui tuturan tersebut. dalam tuturan berikut dalam cerpen Maling.
1."ayo demi kemanusiaan, sumbang! Kasihan, biar dia cepat pulang dia, biar cepat beres. Nanti ada reporter datang heboh kita.
Pada kutipan diatas adalah bentuk tutur ilokusi yaitu menyuruh untuk menyumbang kepada maling agar maling cepat pergi dari rumah Pak Muin.Â
2." Cepat berikan sumbanganya, pak Muin!orang sedih nggak bisa diajak berunding !
" O ya! Ini ada sumbangan daari warga untuk menghapus tangis, tegaklah Kembali, busungkan dada. Tabahkan batinmu.
Kutipan diatas termask dalam tindak tutur ilokusi karena ada kalimat "cepat berikan sumbangannya sehingga mendapat respon dari Pak Muin sontak langsung memberikan sumbangan si maling.Â
3.Tindak tutur PerlokusiÂ
Tindak tutur perlokusi adalah tindak menumbuhkan pengaruh atau efek kepada mitra tutur. Tindak perlokusi mengandung daya untuk melakukan sesuatu tindakan dengan mengatakan sesuatu. Tindak perlokusi adalah tindak tutur yang berkenaan dengan adanya ucapan orang lain sehubungan dengan sikap dan perilaku non linguistik dari orang lain. Sebuah tuturan yang diutarakan oleh seseorang seringkali mempunyai daya pengaruh (perlocutionary force), atau efek bagi yang mendengarkannya. Efek atau daya pengaruh ini dapat secara sengaja atau tidak sengaja dikreasikan oleh penuturnya.
1."bangkit, bung, bangkit ! Terimalah sumbangan kami tanda simpati.Â
Kutipan diatas termasuk kedalam bentuk tindak tutur perlokusi karena para warga menyuruh si maling untuk bangkit dari bawah untuk menerima sumbangan.Â
2." Cepat berikan sumbanganya, pak Muin!orang sedih nggak bisa diajak berunding !
Kutipan diatas termasuk kedalam bentuk tindak tutur perlokusi karena ada kalimat menyuruh untuk memberikan sumbangan ke maling,sontak langsung diberikan .
KesimpulanÂ
Cerpen yang berjudul "Maling" karya sastrawan ternama yang ada di Indonesia yaitu Putu Wijaya dibuat dengan dialog-dialog yang mudah dipahami bagi para pembaca. Berhubungan dengan dengan peristiwa tuturan atau tindak tutur, peneliti mendapat beberapa kalimat tentang ilokusi, lokusi serta perlokusi. Lokusi ialah tindakan proposisi yang berada pada kategori mengatakan
sesuatu (an act saying somethings). Oleh karena itu, yang diutamakan dalam tindak tutur adalah isi tuturan yang diungkapkan oleh penutur. sedangkan peristiwa yang
terkait dengan tindak tutur ilokusi yaitu peritiwa tutur yang mengandung daya untuk
melakukan tindakan tertentu dalam hubungan nya dengan mengatakan sesuatu dalam cerpen tersebut ditunjukan saat "ayo demi kemanusiaan, sumbang! Kasihan, biar dia cepat pulang dia, biar cepat beres. Nanti ada reporter datang heboh kita.Â
Pada kutipan diatas adalah bentuk tutur ilokusi yaitu Lawan tutur menyuruh untuk menyumbang kepada maling agar maling cepat pergi dari rumah Pak Muin. Sedangkan peristiwa perlokusi terjadi saat " Cepat berikan sumbanganya, pak Muin!orang sedih nggak bisa diajak berunding !
Daftar PustakaÂ
Khairun Nisak, Zahidah. (2017). Lokusi, Ilokusi dan Perlokusi Guru Bahasa Indonesia dalam Proses Pembelajaran. Artikel Jurnal. Jember.Â
Sebtiana, Yayuk. (2018). Tuturan Lokusi, Ilokusi, dan Perlokusi dalam Interaksi Pembelajaran Siswa Kelas VII di SMP NEGERI 1 JUMAPOLO. Surakarta.Â
Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal.
Jakarta: Rineka Cipta.Â
Nadar, FX. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H