إنَّ مِن أحبِّكم إليَّ وأقربِكُم منِّي مجلسًا يومَ القيامةِ أحاسنَكُم أخلاقًا ، وإنَّ مِن أبغضِكُم إليَّ وأبعدِكُم منِّي يومَ القيامةِ الثَّرثارونَ والمتشدِّقونَ والمتفَيهِقونَ، قالوا : يا رسولَ اللَّهِ، قد علِمنا الثَّرثارينَ والمتشدِّقينَ فما المتفَيهقونَ ؟ قالَ : المتَكَبِّرونَ (الترمذي)
Dari Jabir bin Abdullah -raiyallhu 'anhum- secara marf', "Dari Nabi -allallhu 'alaihi wa sallam-, beliau bersabda Nabi -allallhu 'alaihi wa sallam- bersabda: "Sesungguhnya di antara kalian yang paling aku cintai dan paling dekat denganku pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya, dan sesungguhnya di antara kalian yang paling aku benci dan paling jauh dariku pada hari kiamat adalah orang yang paling banyak bicara, paling sombong dan paling mutafaiqun." Mereka (para sahabat) bertanya: "Wahai Rasulullah, kami tahu siapa yang banyak bicara dan sombong, tetapi kami tidak tahu siapa yang dimaksud dengan 'Mutafaihiqn'." Beliau menjawab: "Orang-orang yang sombong." (HR. Tirmidzi)
Makna Mufradat
الثرثارون:
جمع الثرثار: وهو كثير الكلام.
: (Banyak bicara): Dia cenderung banyak bicara dan bisa sangat boros.
المتشدقون:
أي: المتشدق: وهو المتطاول على الناس بكلامه، ويتكلم تفاصحاً وتعظيماً لكلامه
: (Pembual): Orang ini adalah seseorang yang banyak bicara kepada orang lain, sering kali tentang pencapaian dan prestasi mereka sendiri, dan sangat bangga dengan perkataan mereka.
المتفيهقون:
أي: المتفيهق: أصله من الفَهْقِ وهو الامتلاء، وهو الذي يملأ فمه بالكلام ويتوسع فيه، ويغرب به تكبراً وارتفاعاً، وإظهاراً للفضيلة على غيره.
: (Al-Mutafaihiq): Kata ini berasal dari Al-Fahq, yang berarti kepenuhan, dan mengacu pada seseorang yang sangat bertele-tele, memenuhi mulutnya dengan kata-kata dan menyampaikan rasa superioritas atas orang lain.
Tirmidzi meriwayatkan dari Abdullah bin Al-Mubarak -raiyallhu 'anhu- dalam menafsirkan adab yang baik, beliau berkata "Akhlak yang baik adalah kehalusan wajah, melakukan kebaikan, dan meninggalkan keburukan.
Syarah Hadis
Kata "di antara" menunjukkan bagian dari keseluruhan, yaitu "sebagian dari". "Yang paling aku cintai dan paling dekat (secara fisik) dengan-Ku pada Hari Kiamat adalah kalian yang memiliki akhlak terbaik" dengan Sang Pencipta dan dengan makhluk. "Yang paling aku benci dan paling jauh dariku (secara fisik) pada hari kiamat adalah" orang yang mengobrol dengan penuh emosi, orang yang berbicara dengan sombong kepada orang lain dengan kata-kata yang panjang dan terdengar formal, dan orang yang berbicara dengan sombong, memberikan kesan bahwa ia lebih unggul dari orang lain.
Ibnu Utsaimin berkata dalam Syarah Riyadu Al-Salihin
Akhlak yang baik yang dijelaskan dalam buku ini didukung oleh banyak hadits. Menurut penulis, orang yang memiliki akhlak terbaik adalah orang yang paling dekat dengan Rasulullah. Penulis juga menekankan bahwa semakin baik akhlak Anda, maka semakin dekat pula Anda dengan Allah dan Rasul-Nya. Sebaliknya, orang yang suka menggunjing, menggunjing, dan mengeluh dianggap sebagai orang yang paling jauh dari Rasulullah.
Bergosip dan membicarakan orang lain adalah bentuk kesombongan. Ketika orang seperti itu duduk di sebuah majelis, mereka berbicara tentang orang lain seolah-olah tidak ada orang lain di majelis itu kecuali mereka. Mereka berbicara terus-menerus, tidak mengizinkan orang lain untuk berbicara, yang tidak diragukan lagi merupakan bentuk kesombongan.
Namun, jika orang-orang di majelis mendelegasikannya dan meminta nasihat atau dakwahnya, maka tidak mengapa ia berbicara. Itu adalah pembicaraan biasa karena dia memiliki majelis dan tidak mengizinkan orang lain untuk berbicara. Sebagian orang ingin berbicara, tetapi takut mengganggu pemilik majelis, maka ia menahan diri untuk tidak berbicara.
Penting untuk dicatat bahwa pengoceh adalah orang yang berbicara dengan kasar, sering kali dengan cara yang sombong dan lancang. Ketika berbicara di depan umum, penting untuk berkomunikasi dalam bahasa yang mudah dimengerti. Hal ini terutama berlaku ketika berbicara kepada audiens yang tidak memahami bahasa yang digunakan. Penting untuk menghindari penggunaan bahasa yang rumit atau kata-kata yang tidak dikenal yang dapat membingungkan atau menyesatkan audiens.
Dalam hal mereka yang memperkenalkan ide-ide baru, Nabi memperingatkan agar tidak sombong. Beliau mencatat bahwa mereka yang sombong dan membanggakan diri sering kali tidak memiliki kerendahan hati yang diperlukan untuk menjadi anggota masyarakat yang dihormati dan dihargai. Sebaliknya, mereka yang diberkati dengan pengetahuan, kekayaan, dan kehormatan harus rendah hati dan bersyukur atas karunia-karunia ini.
Penting untuk diingat bahwa kerendahan hati adalah kebajikan yang harus dikejar oleh semua orang, terlepas dari posisi mereka dalam kehidupan. Mereka yang diberkati dengan kekayaan, pengetahuan, dan kehormatan harus menunjukkan rasa terima kasih mereka atas karunia-karunia ini dengan tetap rendah hati dan menghormati orang lain. Dengan demikian, mereka memberikan contoh bagi orang lain untuk diikuti dan menginspirasi orang lain untuk melakukan hal yang sama.
Faidah Hadis
1. Akhlak yang baik adalah salah satu sebab untuk mencintai Rasulullah -allallhu 'alaihi wa sallam- dan dekat dengan beliau pada hari kiamat.
2. Peringatan agar tidak membanggakan diri dalam berbicara dengan menunjukkan klaim, membanggakan diri, dan menyombongkan diri dalam berbicara untuk menunjukkan kefasihan dan kefasihan, karena semua itu adalah sifat-sifat orang munafik yang sombong.
3. Derajat tertinggi surga bagi mereka yang memiliki akhlak yang baik karena mencakup semua sifat-sifat kesalehan
Referensi
- الجامع الكبير (سنن الترمذي), تأليف: محمد بن عيسى الترمذي, المحقق: بشار عواد معروف, الناشر: دار الغرب الإسلامي, عام 1998م.
- رياض الصالحين, تأليف: أبي زكريا يحيى بن شرف النووي الدمشقي, تحقيق: عصام موسى هادي, الناشر: وزارة الأوقاف والشؤون الإسلامية بقطر, ط4 1428.
- السلسلة الصحيحة وشيء من فقهها وفوائدها, تأليف: أبو عبدالرحمن محمد ناصر الدين الألباني, الناشر: مكتبة المعارف, ط1 عام 1415.
- بهجة الناظرين شرح رياض الصالحين, تأليف: سليم بن عيد الهلالي, دار ابن الجوزي.
- دليل الفالحين لطرق رياض الصالحين, تأليف: محمد علي بن محمد بن علان, اعتنى بها: خليل مأمون شيحا, الناشر: دار المعرفة, ط4 عام 1425
- "شرح رياض الصالحين من كلام سيد المرسلين صلى الله عليه وسلم"، تأليف: العلامة "محمد بن صالح العثيمين" (ت 1421 هـ)
