Mohon tunggu...
Aldi Septiansyah
Aldi Septiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Hobi saya olahraga futsal, saya adalah seorang mahasiswa aktif dan topik yang akan saya bahas pada kesempatan ini ialah tentang keilmuan dan Sains serta perkembangan islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mukjizat Al-Qur'an dalam Bidang Kesehatan Umum

5 Desember 2023   14:19 Diperbarui: 5 Desember 2023   14:25 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedokteran islami

Apa yang dimaksud denngan kedokteran islami? Apakah ia merupakan cabang ilmu kedokteran yang tunduk kepada kehendak Allah secara total, atau Teknik pengobatan yang berhasil kaummuslimin secara sempurna. Atau ilmu kedokteran modern yang bersumber dari ajaran-ajaran tuhan dan penerapannya sesuai dengan sumber-sumber tersebut.

Pada mukhtamar internasional kedokteran islami pertama di Kuait tahun 1981 ditetapkan enak karakteristik kedukteran islami, yaitu:

  • Kedokteran islami harus tunduk pada ajaran-ajaran dan etika islam.
  • Kedokteran islami harus rasional dan riil sehingga bisa diaplikasikan dengan baik.
  • Kedokteran islami harus menyeimbangkan perhatiannya terhadap tubuh, akal, ruh, serta terhadap individu dan masyarakat.
  • Metodelogi kedokteran islami harus bisa diibuktikan secara ilmiah. Kesimpulan-kasimpulannya harus logis berdasarkan riset dan penelitian yang akurat.
  • Kedokteran islami harus bersifat universal sehingga bisa dipelajari oleh siapa saja dan manfaatnya bisa dirasakan oleh semua orang.
  • Kedokteran islami harus unik dan istimewa, serta dapan mewujudkan apa yang tidak dapat diwujudakan oleh teknik pengbatan lainnya.

Dari beberapa pertikan ayat al-qur'an dan hadis nabi, kita mendapatkan tentang pemahaman baru. Pemahaman tentanng respon penyakit biologis dan mekanisme pengobatannya, dan pemahaman tentang hubungan antara penyakit kronis dengan gannguan kekebalan tubuh. Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap kondisi kekebalan tubuh beberapapasien yang menderita penyakit kronis, ditemukan adanya gangguan pada kekebalan tubuh mereka. Kadar gangguan ini berbeda-beda antara satu pasien dengan pasien yang lainnya.

Kita juga mendapatkan pemahaman tentang houngan antara penyakit kronis dengan perasaan negative pada diri seseorang.setiap pasien menderita penyakit kronis baik parah maupun yang tidak memiliki perasaan negative yang berlebihan.perasaan negative ini tenpak sebelum pasien didiagnisis. Saat penyakit kronis timbul, perasaan negative yang terlihat pun semakin bertambah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, ternyata lntunan ayat-ayat suci al-qur'an memiliki efek langsung dalam mengurangi kegelisahan dan depresi. Bahkan secara langsung atau tidak, memiliki efek dalam merangsang sistem kekebalan tubuh sehingga membantu proses penyembuhan. Efek ini terjadi dengan cara mendengarkan beberapa ayat al-qur'an walaupun tanpa memahaminya. Efeknya semakin bertambah jika mendengarkan bacaan al-qur'an disertai pemahaman dan artinya.

Seruan Berobat

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Nabi bersabda "Allah tidak menurunkan suatu penyakit kecuali dia juga menurunkan obatnya." (H.R. Bukhari).

Dari Ustman bin Syuraik, Rasulullah bersabda "Berobatlah, wahai hamba Allah karena Allah tidak menetepkan suatu penyakit melainkan Dia juga menurunkan obatnya, kecuali satu penyakit, yakni penyakit tua." (H.R. Ahmad dan empat perawi lainnya).

Dari Jabir, Rasulullah bersabda, "Setiap penyakit ada obatnya, dan jika obat itu mengenai penyakitnya, maka penyakit itu akan sembuh dengan izin Allah." (H.R. Muslim).

Hadis-hadis diatas menegaskan pentingnya berobat dan anjuran menjalaninya, juga mengenalkan kepada kita bahwa pengobatan adalah sebab dari kesembuhan. Obat-obatan adalah sebab atau media yang diciptakan Allah untuk penyembuhan. Berobat termasuk sikap meyakini sunatullah di Dunia. Berobat tidak bertentangan dengan prinsip tawakal, sbagaimana makan juga tidak bertentangan dengan menahan lapar. Bahkan kesempurnaan tauhid dan keimanan takan terwujud kecuali dengan menempuh berbagai sebab yang akibatnya telah diciptakan Allah. Justru dengan tidak berobat nilai tawakalitu akan rusak, karena mengabaikan perintah syariat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun