Mohon tunggu...
Aldi Rizqullah
Aldi Rizqullah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - mahasiswa

Tuangkan Dalam Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Titik Hitam Digitalisasi Pendidikan

22 Desember 2022   19:03 Diperbarui: 22 Desember 2022   19:12 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pada awal tahun 2020 seluruh dunia dilanda wabah virus covid-19, negara-negara di dunia pada saat itu memberlakukan lockdown atau work from home agar menghentikan peningkatan penyebaran wabah Covid-19, di Indonesia sendiri sudah dilakukan yang namanya pembatasan sosial berskala besar atau PSBB, dengan harapan agar masyarakat tidak berkumpul sementara waktu. 

Pada masa itu pendidikan sedang dilanda dengan masalah situasional dimana saat itu proses pembelajaran harus berhenti sementara waktu, semenjak situasi kepanikan masyarakat mulai perlahan menghilang akibat wabah tersebut akhirnya proses pembelajaran dapat kembali berjalan namun tidak lagi memakai cara-cara belajar yang lama.

Pada saat itu munculah platform-platform pembelajaran digital agar proses pembelajaran dapat kembali berjalan, meskipun awalnya membuat beberapa orang masih merasa canggung dan aneh dengan pola pembelajaran yang baru namun para pendidik dan murid diharapkan dapat bisa beradaptasi dengan cara baru tersebut. 

Lalu meskipun kasus penularan covid sudah semakin menurun dan pemerintah mulai memperbolehkan orang-orang untuk beraktivitas diluar rumah proses pembelajaran masih tetap menggunakan cara yang sama platform pembelajaran online, kelas online, dan tugas yang melibatkan penggunaan teknologi, berkat masa pandemi banyak yang menyimpulkan bahwa digitalisasi pendidikan itu diperlukan dan penting untuk pendidikan yang lebih baik.

Baru-baru ini sejumlah wacana dan narasi seputar digitalisasi pendidikan telah menjadi topik hangat dikalangan masyarakat terlebih pasca pandemi covid-19, seluruh institusi kerap mengadopsi berbagai teknologi untuk mendukung berjalanya kegiatan belajar mengajar secara online. 

Sejalan dengan visi presidensi G20 Indonesia, Recover Together Recover Stronger Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudiristek), Nadiem Anwar Makarim dalam agenda Kick Off  G20 on Education and Culture, membahas salah satu isu utama dalam pendidikan pasca pandemi ialah tentang Digital Technologies in Education. 

Pada permasalahan ini teknologi diharapkan dapat menjawab permasalahan pendidikan yang selama ini terjadi saat pandemi dan membuat sistem pendidikan yang lebih fleksibel dimasa depan.

Namun dalam hingar bingar kemajuan teknologi dan digitalisasi pendidikan yang dalam tujuanya memuat berbagai hal positif dalam kemajuan sebuah sistem pendidikan dan proses pembelajaran dalam ruang yang lebih luas ada beberapa titik hitam yang membuat digitalisasi pendidikan terasa tidak sepenuhnya manis. 

Michael Apple salah seorang tokoh pedagogi kritis asal Amerika Serikat yang sudah sering membahas persoalan tentang pedagogi kritis ia memiki salah satu pokok yaitu tentang reproduksi kurikulum berbasis dominasi ideologi dan kekuasaan. 

Buku Apple yang berjudul Ideology and Curriculum (1979) menjadi salah satu buku yang banyak memuat kajian relasi antara pengetahuan dan kekuasaan dalam suatu sistem pendidikan. Apple menjabarkan bagaimana relasi ketimpangan antara ekonomi, politik, dan kekuasaan budaya yang terjadi dalam masyarakat.

Dalam digitalisasi pendidikan diperlukan sebuah sarana dan prasarana pendukung untuk melaksanakan pembelajaran, dengan semua efek positif dalam digitalisasi pendidikan demi mengahadapi masalah pendidikan ada sebuah kelompok yang merasa terasingkan karena adanya kemajuan tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun