Kemudian untuk beroperasinya mesin tersebut yaitu dengan cara berputar dimana tenaga dari motor penggerak diteruskan melalui v-belt atau rantai yang kemudian dihubungkan melalui poli boleh memutar as pisau yang berlawanan arah bergeraknya.Â
Di dalam tong atau tempat pencacahan mesin tersebut sampah organik akan mengalami pengecilan bentuk karena pisau-pisau berputar ar dengan kecepatan anne-marie dan kemudian hasil dari penjelasan tersebut akan keluar melalui outlet yang sudah disediakan dan kemudian akan ditampung ke dalam bak penampungan. "Hasil dari pencacahan sampah organik tersebut akan digunakan sebagai kompos," Tutup Rusdy.
"PHDB merupakan salah satu wujud dari Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian masyarakat," Ungkap Nuraini Lusi selaku dosen pendamping program pengabdian ini.Â
Ia menyampaikan setiap tahunnya Poliwangi mengadakan program PHDB ini untuk memfasilitasi mahasiswa dalam mengimplementasikan keilmuaan yang didapatkan selama proses perkuliahan kepada masyarakat. "Tahun ini, rekan-rekan dari UKM IMAM memberdayakan masyarakat melalui program olah sampah (POS) terutama dalam pengolahan sampah organik," Tuturnya.
"Terima kasih kepada adik-adik dari Poliwangi yang bersedia memilih desa kami sebagai tempat pengabdian. Semoga dengan adanya pengabdian ini dapat membantu masyarakat dalam mengatasi permasalahan sampah dan juga menggerakkan para pemuda untuk lebih peduli lagi terhadap lingkungan," Ungkap Rizal Fikri selaku ketua karang taruna desa Pakistaji.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H