Tidak hanya itu, Enzo juga melontarkan celotehan ofensif dalam bahasa Italia kepada jajaran petinggi Ford. Ia kemudian pergi begitu saja meninggalkan mereka dalam keadaan melongo, tidak percaya pada apa yang baru saja terjadi. Ford telah dipermalukan dan dihina.
Hancurkan Ferrari!
Mendengar kabar itu, Henry Ford II murka. Ia lantas memanggil semua kepala divisi dan para pejabatnya. Dalam kemarahannya, Henry berkata, "Buatkan saya mobil yang akan menghancurkan Ferrari di Le Mans!"
Menciptakan mobil balap untuk bertarung di Le Mans tidaklah mudah, bahkan untuk perusahaan sebesar Ford sekalipun. Kendaraan yang bertarung di balapan paling bergengsi dunia itu harus memiliki kriteria di atas rata-rata. Mobil harus memiliki ketahanan luar biasa.
Sebagai gambaran, seluruh kendaraan yang dipacu di Le Mans harus mampu menempuh jarak 4.800 kilometer, melakukan perpindahan transmisi 9.000 kali, dan dipacu dengan kecepatan maksimal 320 kilometer per jam (kpj) selama 24 jam tanpa henti.
Sialnya lagi, untuk dapat berpertisipasi di Le Mans 1964, Ford hanya memiliki waktu 10 bulan. Ini merupakan tantangan terbesar yang pernah dihadapi Ford kala itu.
Â
Dengan rentang waktu yang sangat terbatas, Ford kemudian melahirkan mobil balap dengan nama GT40. Dinamai demikian, karena kendaraan aerodinamis bermesin V8 dengan kapasitas 4.200cc ini hanya memiliki tinggi 40 inci (1.02 meter).
Akan tetapi, sesempurna apapun kendaraan yang mereka ciptakan di atas kertas, semuanya sekadar mimpi dan harapan hingga kendaraan tersebut dapat membuktikan dirinya di lintasan balap.
Dalam uji coba di lintasan balap Le Mans 1964, Ford GT40 memang cepat, namun ia memiliki segudang masalah besar. Tenaga yang disalurkan ke penggerak roda belakang terlalu besar dan tak terkendali, sehingga ban kerap spinning dan tenaga mesin terbuang sia-sia.