Detox digital tidak berarti menghindari sepenuhnya media sosial, tetapi kita lebih perhatian dan bijak pada pengelolaan diri kita sendiri ketika mengakses konten dan informasi, mempublish atau bercerita kepada orang lain di media sosial.
Langkah pertama adalah menetapkan batasan waktu untuk penggunaan media sosial. Hal ini mencakup aktivitas jeda penggunaan media sosial selama periode waktu tertentu, atau bahkan berminggu-minggu.Â
Menentukan waktu khusus untuk menghargai momen-momen tanpa gangguan digital (detox digital) dapat menjadi kesempatan berharga untuk merilekskan pikiran secara damai (peacefully).
Selanjutnya, mendefinisikan batasan untuk pemberitahuan dan notifikasi dapat membantu mengurangi stres dan gangguan yang seringkali muncul dari aktivitas media sosial.Â
Mengubah pengaturan pemberitahuan atau mematikannya selama beberapa waktu dapat memberikan ruang untuk fokus pada kegiatan offline dan hubungan interpersonal.
Detox digital juga melibatkan penghapusan (curation) konten di media sosial. Menghilangkan atau menyaring konten yang tidak mendukung mental kita dapat menciptakan lingkungan online yang lebih positif dan membawa dampak positif pada suasana hati dalam jangka waktu yang lama.Â
Dengan menerapkan detox digital secara teratur, kita dapat menciptakan keseimbangan yang sehat antara kehidupan online dan offline.
Referensi
- Harris, T. (2016). The Shallows: What the Internet Is Doing to Our Brains. W. W. Norton & Company.
- Kabat-Zinn, J. (2012). Mindfulness For Beginners: Reclaiming The Present Moment And Your Life.
- www.spen-network.com/blog/digital-mindfulness-bringing-awareness-and-attention-into-the-digital-world
- www.mindful.org/what-is-mindfulness
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H