Mohon tunggu...
Adil
Adil Mohon Tunggu... Animator - Manajemen

atliet

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hidup di Antara Orang yang Menyebalkan (Sebuah Filsafat)

8 April 2020   09:35 Diperbarui: 8 April 2020   09:42 2206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi lektur.ID/konten

Kita tidak bisa memaksa untuk mengendalikan orang lain. Kecuali, kita kendalikan diri kita. Karena saat hal menyebalkan itu hadir, hanya diri kita lah yang mampu menentukan. Apakah kita merasa terganggu atau tidak atas hal yang terjadi.

Kuasa diri itulah yang bisa menentukan. Tergangggu atau tdaknya terserah kita. Diri kita yang memberikan power ke orang lain. Dan Orang lain tidak akan merasa kembali kesal apabila kita tidak mengkonfirmasi itu semua.

Apbila teman kita mengejek dan mengolok-ngolok soal kita. Mereka sebenarnya tidak salah, karena pandangan mereka pada kita buruk. Tapi diri kitalah yang salah, dan mengkonfirmasi bahwa diri kita terganggu. Itulah akar yang akan membuat hidup kita menyebalkan.

Terkadang orang lain bisa menjengkelkan kita bukan karena ada hal negatif dalam diri kita. Justru karena mereka TIDAK bisa melakukan apa yang kita kerjakan.

Sederhana lagi, saat kita sering membantu orang lain. Dikelas misalnya, kamu orang yang sering disruh ketua kelas mengambilkan absen, tetapi seiring berjalannya waktu tidak pernah mengucapkan tanda terimakasih sekali pun. Sehingga dia terbiasa seakan itu adalah tugasmu sebagai sekretaris kelas.

Lalu pada waktu itu kau merasa kesal karena perilakunya. Yang sebenarnya tidak ada salahnya. Karena apabila kita ikhlas dan menjalani itu sebagai sebuah kebaikan, maka tanda terimakasih tidak ada artinya. Bahkan tidak ada respon senyum sekalipun.

Pernah mungkin sesekali kamu bertemu dengan orang lain. Kita membantunya dengan tulus. Kamu selalu menebarkan senyum dan ramah, tetapi respon yang diberikan itu begitu datar. Pasti kita kesal dan merasa tidak dihargai. Justru kita telah berperilaku salah apabila respon kita negatif. Karena bersikap baik pada orang lain adalah ada pada kendali kita Tidak perlu berharap menerima balasan. Karena respon dari orang lain termasuk diluar kendali kita.

Kita hanya perlu berbahagia pada diri kita sendiri, bahwa perilaku kita baik. Dengan tidak memperdulikan respon orang lain.

Saat kita berharap sebuah balasan, berarti kita tidak menghargai alam. Bahwa alam telah mengajarkan kita untuk hidup sebaik-baiknya tanpa menunggu balasan. Dan alam sudah merancang itu semua agar kita saling membantu dan melengkapi.

Sekarang kita harus yakin pada diri kita sediri dan hindari perilaku yang menyebalkan dan itu diciptakan oleh kita sendiri.

Apa yang kita ambil dari sebuah sikap menyebalkan itu justru adalah sebuah kebaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun