Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia. Namun, banyak UMKM saat ini yang menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan produktivitas dan efisiensi operasional. Salah satu permasalahan utama adalah tingginya beban kerja yang dihadapi oleh para pekerja, terutama ketika perusahaan masih bergantung pada proses manual dalam produksinya. Artikel ini akan mengulas faktor-faktor yang memengaruhi beban kerja, dampaknya terhadap UMKM, serta solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
Dampak Beban Kerja Tinggi pada UMKM
 Beban kerja yang tinggi tanpa pengelolaan yang baik dapat menyebabkan kelelahan, menurunkan kualitas hasil produksi, serta menciptakan ketidakefisienan dalam proses kerja. Faktor-faktor seperti desain kerja, waktu siklus produksi, kapasitas alat yang digunakan, serta keterampilan dan kondisi fisik pekerja sangat memengaruhi beban kerja. Dalam konteks UMKM, analisis beban kerja diperlukan untuk mengevaluasi efisiensi dan menentukan langkah strategis dalam meningkatkan produktivitas tanpa mengorbankan kesejahteraan karyawan. Dan proses produksi yang masih dilakukan secara manual meningkatkan risiko terjadinya kesalahan manusia (human error), yang dapat menurunkan kualitas produk . Selain itu, penggunaan alat manual membutuhkan keterampilan khusus, sehingga waktu yang diperlukan untuk mengemas produk menjadi lebih panjang. Akibatnya, perusahaan dapat mengalami kesulitan dalam mencapai target produksi, terutama ketika permintaan pasar meningkat.
Studi Kasus: Perusahaan RAHMA SebringÂ
 Terkait dengan hal ini sebagai contoh saya pernah meneliti dan melakukan wawancara kepada manajer sekaligus pemilik Perusahaan RAHMA Sebring, yaitu perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai kerupuk pedas dan gurih. UMKM ini berdiri pada tahun 2013 di Kampung Leles Des.Mekarsari Kec.Ciparay KAB. Bandung yang didirikan oleh Bapak Soni dan Istrinya Ibu Rahma sebagai manajer sekaligus pemilik perusahaan.
Foto Produksi dan PengemasanÂ
 Perusahaan ini meneruskan produksi olahan dari bahan mentah yang dibeli dari pabrik lalu diolah menjadi sebuah makanan siap saji melalui beberapa proses yang ditambahkan dengan resep pribadi yang diracik sendiri dan dikemas dengan kemasan Rp.500 hinga Rp.2.000 untuk dipasarkan kebeberapa grosir disekitaran kab.Bandung hingga ke daerah kota Bandung. Dan produk sebring Rahma ini sangat laku keras dipasaran namun,perusahaan ini menghadapi tantangan signifikan terkait ketergantungan pada proses produksi manual. Hal ini menurunkan efisiensi, meningkatkan beban kerja karyawan, dan meningkatkan risiko kesalahan yang memengaruhi kualitas produk . Kendala ini diperparah oleh kesulitan dalam merekrut tenaga kerja baru dan tingginya tingkat pergantian karyawan, yang pada akhirnya menurunkan produktivitas dan daya saing perusahaan. Â
 Dari hasil wawancara yang saya terima dari pemilik perusahaan: Bapak Soni mengungkapkan bahwa banyak karyawan yang terlambat masuk kerja.Hal itu menjadi masalah signifikan yang mempengaruhi produktivitas perusahaan. Keterlambatan ini menyebabkan proses produksi terhambat, sehingga target pasar sering tidak terpenuhi. Beliau juga mengatakan bahwa proses produksi manual yang saat ini diterapkan di perusahaannya berdampak negatif pada efisiensi dan produktivitas. Menurutnya, metode manual sering kali tidak mampu memenuhi permintaan pasar karena keterbatasannya dalam memaksimalkan output produksi, terutama jika dibandingkan dengan penggunaan mesin atau teknologi canggih. Keterbatasan tenaga kerja membuat perusahaan harus menambah jam kerja atau lembur untuk mencapai target produksi.Strategi ini dapat membantu perusahaan meningkatkan kinerjanya, namun strategi ini juga dapat berpengaruh terhadap tingginya beban kerja pada karyawan  dampaknya, terjadi peningkatan tingkat pergantian karyawan, kesulitan dalam merekrut tenaga kerja baru, dan menurunnya tingkat kepuasan kerja di antara karyawan yang ada.
Solusi dan Peluang Untuk mengatasi tantangan ini, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah seperti:
 Mengadopsi teknologi otomatisasi dalam proses produksi yang dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produk. Penggunaan mesin otomatis mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja manual, mempercepat waktu produksi, dan meminimalkan kesalahan manusia. Dan tidak lupa pemilik perusahaan atau manajer juga harus memberikan pelatihan kepada karyawan mengenai penggunaan teknologi baru untuk peningkatan keterampilan dan meningkatkan produktivitas serta kepuasan kerja. Karyawan yang terampil dalam mengoperasikan peralatan modern akan lebih adaptif terhadap perubahan dan berkontribusi positif terhadap perusahaan dan Meningkatkan kesejahteraan melalui insentif, lingkungan kerja yang kondusif, dan sistem pengupahan yang adil dapat menurunkan tingkat pergantian karyawan dan meningkatkan loyalitas. Karena karyawan yang merasa dihargai cenderung lebih produktif dan berkomitmen terhadap perusahaan.