Mohon tunggu...
Aldin Falah
Aldin Falah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lawan rasa malas,Bangun motivasi, Bagikan inspirasi

Mahasiswa aktif UPN Veteran Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Permasalahan hingga Pentingnya Feminisme di Indonesia

8 Juni 2021   18:10 Diperbarui: 3 November 2022   15:41 4782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: feminisme. (sumber: pixabay.com/TotumRevolutum)

Sebelum kita masuk ke dalam materi, perlu kita ketahui apasih feminisme itu? 

Feminisme merupakan gerakan perempuan atau sebuah ideologi demi mengambil hak haknya sehingga dapat terciptanya kesetaraan gender dan adanya keadilan bagi kaum perempuan dalam berbagai hal akan tetapi bukan untuk melebihi kodrat seorang laki-laki.

Dengan lahirnya gerakan feminisme ini di Indonesia muncul karena adanya suatu prasangka bahwa laki laki ini adalah seseorang yang paling kuat sehingga menomorduakan posisi perempuan. 

Karena pada kenyataannya laki laki hanya menyepelekan peran perempuan. Pemikiran seperti itulah yang membuat para perempuan untuk memperjuangkan hak hak mereka agar mendapatkan kedudukan yang sederajat dengan laki-laki.

Peran perempuan di Indonesia sebenarnya dapat menjadi posisi yang tepat apabila berbarengan dengan pemenuhan hak-hak dan kewajiban yang sesuai dengan norma yang berlaku. 

Maka perlu adanya keseimbangan dalam menentukan posisi dan peran. Sebaiknya  kaum perempuan tidak merasa tertindas ataupun menjadi korban, sebab gerakan feminisme ini berusaha untuk menyetarakan gender dan laki laki maupun perempuan memiliki hak yang sama. 

Jadi, sangatlah penting gerakan feminisme bagi kaum perempuan di jaman sekarang ini, agar para perempuan dapat menggunakan hak hak yang mereka miliki seperti berkarier di berbagai bidang terutama di bidang yang identik dilakukan oleh laki-laki. 

Jangan hanya memandang sebelah mata atau berasumsi bahwa perempuan lemah, akan tetapi pada kenyataannya perempuan juga bisa melakukan hal tersebut. Banyak sekali pro dan kontra yang terjadi saat ini dengan adanya gerakan feminisme.

Pro dan kontra di masyarakat Indonesia mengenai feminisme sangat tinggi karena angka kekerasan didalam masyarakat yang mencari korban wanita dan anak2 masih tergolong tinggi dan masih ada anggapan bahwa wanita hanya bekerja di dapur. 

Dan di "peralat" sebagai pemuas nafsu semata saja. Banyak orang yang mengintimidasi sesama perempuan hanya karena penampilan yang berbeda padahal penampilan tidak menjamin suatu kebaikan atau keburukan dan tidak bisa dianggap"sama". 

Menurut penulis buku "Politik Kesetaraan", Heiner Bielefeldt mengatakan, pro dan kontra adalah hal yang biasa ditemukan dalam suatu kasus. 

Pro dan kontra feminisme sebagai sikap masyarakat dalam menyampaikan suara. Heiner menambahkan, hubungan antara agama dan budaya secara umum memiliki berbagai aspek, baik dalam suatu tradisi kegamaan maupun antar-agama.

"Didalam agama, kesetaraan gender telah ditentukan secara mendetail beserta dalil-dalil didalamnya. Namun bagi masyarakat yang kental dengan budaya, tentu femenisme menjadi hal yang harus diperjuangkan," ujarnya. 

Feminisme tidak hanya terjadi kepada kesetaraan hak perempuan, namun laki-laki juga. Feminisme bermula dari sebuah kesadaran kaum wanita yang timbul akibat dari penindasan yang dialami pada masa penjajahan Indonesia oleh bangsa Kolonialisme. 

Sebagian masyarakat beranggapan bahwa laki-laki memiliki tanggung jawab yang besar, namun sebagian lainnya berpendapat bahwa laki-laki dan wanita memiliki tanggung jawab yang sama.

Oleh karena itu sekarang banyak organisasi yang berjalan di jalur feminisme untuk mengawal atau menegakkan kehormatan sebagai perempuan dan tidak ada yang boleh mempermainkannya. 

Dengan adanya keberadaan Komnas Anti Kekerasan Terhadap Perempuan diharapkan dapat meminimalisir terjadi kekerasan terhadap kaum perempuan dan dapat bertindak tegas apabila ada kasus yang serupa. 

Dan juga kita sebagai individu harus selalu menanamkan rasa menghargai dan menghormati satu sama lain. Femenisme datang untuk memberantas pemikiran membeda-bedakan seperti itu. 

Dengan adanya feminisme, maka terhapuskanlah anggapan bahwa tingkat lelaki yang lebih tinggi dari wanita. Bagi sebagian orang, feminisme setidaknya sangat membantu bagi kemajuan Hak Asasi Manusia (HAM) setiap wanita. 

Feminism di Indonesia sendiri muncul karena dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti sejarah perjuangan, program pembangunan nasional, globalisasi, reformasi, dan kehidupan religius masyarakat. pada awal era globalisasi tahun 2000 terjadinya perubahan status wanita yang terdapat pada pada bukunya Will Durant dengan judul The pleasure of philosophy.

Bahwasanya Pandangan feminism pada setiap era berbeda tergantung kondisi dan situasi zaman. Merujuk pada pandangan feminisme yang terjadi di Indonesia  saat ini ialah pandangan terhadap  kondisi kerja buruh seperti buruh tekstil, petani, TKW. 

Masalah tenaga kerja wanita, muncul ketika industrialisasi masuk daerah perkotaan. Adapula pengaruh perkembangan teknologi informasi dan globalisasi membawa dampak positif dan juga negatif.

Permasalahan perempuan masa kini masih menyangkut permasalahan masa lalu yang belum rampung. Masalah yang semakin kompleks karena faktor lokal/internal dan global/eksternal. 

Munculnya berbagai permasalahan perempuan ini berakibat adanya hambatan seperti: kondisi politik,Perempuan belum terwakili secara proporsional dalam posisi politik strategis.selanjutnya kondisi sosial-ekonomi karena kemiskinan dan tingkat pendidikan yang rendah. 

Kemudian masalah ideologis dan psikologis, terutama wanita yang terjun di dunia politik yang mencakup kurangnya kepercayaan,peran tradisional dan peran media massa. 

Strategi yang bisa dilakukan untuk permasalahan - permasalahan yang telah dibahas mengenai feminisme di indonesia seperti, mendorong pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni selanjutnya meningkatkan supremisasi hukum dengan melengkapi peraturan yang belum mencapai tujuan, kemudian sarana dan prasarana yang menunjang keamanan, kenyamanan wanita baik saat bekerja maupun di masyarakat.

Tulisan di atas masih memilik banyak kekurangan, akan tetapi saya mencoba menjelaskan sedikit terhadap referensi yang ada pada tulisan ini.


Referensi: 

Rokhmansyah, A. (2016). Pengantar gender dan feminisme: Pemahaman awal kritik sastra feminisme. Garudhawaca.


Djoeffan, S. H. (2001). Gerakan Feminisme di Indonesia: Tantangan dan Strategi Mendatang. Mimbar: Jurnal Sosial dan Pembangunan, 17(3), 284-300.


Bielefeldt, H. (2019). Politik Kesetaraan; Dimensi-Dimensi Kebebasan Beragama Dan Berkeyakinan. Bandung: Mizan.
Kusuma, M. H. POLITIK GERAKAN FEMINISME DI INDONESIA: ANTARA "KEBAIKAN" ATAU "KEBURUKAN" Oleh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun