Mohon tunggu...
Aldio M (D4 Akuntansi Pajak)
Aldio M (D4 Akuntansi Pajak) Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Diponegoro

bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN Undip Mengenalkan Aplikasi Pencatatan Keuangan kepada UMKM di Desa Lerep

19 Desember 2022   15:51 Diperbarui: 19 Desember 2022   16:22 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semarang,19/12/2022

KKN? Kata KKN pasti sudah tidak asing lagi bagi sebagian masyarakat saat ini, khususnya mahasiswa. KKN merupakan singkatan dari Kuliah Kerja Nyata yang merupakan bukti nyata kontribusi mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajarinya langsung dalam kehidupan masyarakat. Begitu pula dengan mahasiswa Universitas Diponegoro.

KKN merupakan kegiatan wajib mahasiswa universitas diponegoro sebelum menjadi alumni, KKN di Undip sendiri ada 2 jenis yaitu KKN Tematik dan KKN Reguler. Nah KKN yang saya ikuti ini merupakan KKN Tematik yang dilaksanakan selama 45 hari mulai tanggal 1 November s/d 15 Desember 2022 yang berlokasi di Desa Lerep, Ungaran Barat, Semarang, Jawa Tengah. Dengan mengangkat tema “Penguatan dan Pengembangan Wisata Berbasis Potensi Alam”.

Lokasi Desa Lerep memiliki banyak potensi alam dan rata-rata penduduk disana bekerja sebagai seorang petani dan pekebun disana mereka menghasilkan banyak kerajinan, buah-buahan dan sampai saat ini buah-buahan dari kebun sudah diolah menjadi aneka macam makanan dan keripik. Salah-satu dusun yang banyak menghasilkan olahan tradisonal adalah Dusun Karangbolo dan olahan mereka dikenal sebagai “Oleh-oleh Khas Karangbolo”.

Penerapan program KKN di dunia Usaha desa lerep masih sangat baru dalam membantu masyarakat secara ekonomi, Saya sebagai mahasiswa yang berkecimpung di dunia Akuntansi dan Perpajakan, saya mengangkat program “Elaborasi Pencatatan atau Pembukuan Transaksi Keuangan UMKM Berbasis Aplikasi, Aplikasi Buku Warung”.

Program tersebut diangkat karena dalam Desa Lerep, terdapat banyak UMKM (mulai dari warung, penjual oleh-oleh khas karangbolo, penjual jajanan pasar, laundry, dll) yang masih menggunakan pencatatan manual di kertas atau bahkan tidak melakukan pencatatan sama sekali, padahal pencatatan dalam sebuah bisnis merupakan hal yang penting bagi pelaku bisnis untuk selalu mengontrol perkembangan usahanya dan menjadi pedoman mengambil keputusan untuk langkah kedepan.

Target program ini adalah pedagang UMKM penjual oleh-oleh khas karangbolo dan warung yang memenuhi beberapa syarat seperti memiliki smartphone, paham menggunakannya dan mau mengunduh aplikasi Buku Warung. Target yang memenuhi syarat akan dibimbing secara intens dan mendapatkan penjelasan dan materi secara singkat. 

Tujuannya supaya pedagang UMKM setidaknya mendapat tambahan informasi atau panduan jika kelak akan jadi pengusaha apalagi salah satu program desa yaitu digitalisasi, diharapkan masyarakat dapat menggunakan media dan kemajuan teknologi dalam mengembangkan bisnis dan usahanya agar mendapat banyak customer atau pelanggan yang luas.  Dengan begitu, keuntungan yang diperoleh juga akan lebih banyak.

Dokpri
Dokpri

Dalam pelaksanaannya, masyarakat terlihat cukup antusias dengan mendengarkan penjabaran singkat isi leaflet yang saya bagikan, dan antusias dalam mengunduh aplikasi Buku Warung, dan disana saya secara langsung menjelaskan fitur dan cara menggunakan aplikasi tersebut. 

Serta masyarakat yang bersedia di bimbing secara intens, cukup reaktif dengan bertanya terkait materi dan cara pemakaian yang baik dan benar. Menurut Mak Ikip,salah-satu pengusaha muda oleh-oleh khas karangbolo mengatakan “Aplikasi Buku Warung dapat digunakan untuk usahanya karena dapat melihat langsung untung dan penggunaannya mudah dan ringkas, jadinya lebih gampang dan tidak menghitung berkali-kali lagi”. Hal ini didukung oleh bapak Lurah dan istrinya (Bapak Sumariyadi) mengatakan aplikasi ini berguna bagi pelaku UMKM. 

“Semoga dengan pengenalan aplikasi ini, transaksi jual-beli didesa bisa lebih informatif dan modren, karena desa saat ini sedang ada program digitalisasi desa, dengan dimulai dari pelaku bisnis, maka itu akan baik untuk membantu pengetahuan dan ilmu mereka semoga penggunanya berkembang dan menjadikan Desa Lerep ini menjadi lebih baik kedepannya”, ujar bapak Sumariyadi.

Dokpri
Dokpri

Dosen Pembimbing Lapangan: Dr Fuad Muhammad S.Si, M.Si

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun