Mohon tunggu...
Aldilla Evriyana
Aldilla Evriyana Mohon Tunggu... Lainnya - Social Media Specialist | Public Relations Enthusiast

Social Media Specialist | Public Relations Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Legenda di Balik Keindahan Air Terjun Kedung Kayang

5 Agustus 2021   15:39 Diperbarui: 5 Agustus 2021   15:44 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untung saja banyak disediakan gubug-gubug kecil untuk tempat berteduh saat hujan dan bisa juga menjadi tempat beristirahat jika lelah saat berjalan. Saat berteduh saya bertemu dengan beberapa warga yang ada disana. Salah satu warga yang bernama Pak Kardi terebut sedikit bercerita tentang asal-usul Air Terjun Kedung Kayang yang diyakini mereka sebagai air terjun yang misterius. 

Dinginnya udara yang ada disana ditambah dengan cerita mistis serta ditemani dengan derasnya hujan membuat bulu kuduk saya langsung seketika berdiri.

Inti dari cerita Pak Kardi yang saya tangkap disini yaitu, diceritakan pada zaman dulu, di kawasan ini ada tiga empu yaitu, Empu Putut, Empu Khalik dan Empu Panggung. Tiga empu tersebut sering mengadakan pertemuan. Pertemuan para empu ini, bertujuan untuk adu kekuatan berupa Tanding Balang (adu lempar). 

Tanding Balang dilakukan para empu pada Bulan Suro. Pada pertandingan tersebut, siapa yang bisa melempar telur angsa ke arah kedung namun masih utuh, dia pemenangnya. Sayang, ketiga telur angsa tersebut pecah lalu masuk ke kedung. Para empu tersebut kemudian menuruni tebing untuk melihat ke arah kedung. 

Anehnya, para empu tidak menemukan cangkang telur yang pecah. Dari pecahan telur itulah, konon mata air ini muncul, mata air yang tidak pernah kering.

Aura mistis yang dirasakan di Air Terjun Kedung Kayang, kental terasa pada malam jumat kliwon di bulan Suro. Menurut cerita Pak Kardi, pada malam itu, dari kawasan tersebut sering terdengar suara atau alunan gamelan Jawa yang nyaring. Selain Jumat kliwon, waktu istimewa di kawasan itu terjadi pada kamis wage. 

Di hari dan pasaran tersebut, konon akan banyak kera yang berkumpul di atas Kedung Kayang.

Setelah Pak Kardi selesai bercerita dan diiringi hujan yang mulai reda, membuat saya ingin segera melanjutkan perjalanan. Tetapi ketika hendak berdiri, Pak Kardi langsung melarang saya menuju ke air terjun. Ternyata, memang sudah larangan disini ketika hujan kita sebagai wisatawan dilarang untuk mendekati air terjun. 

Volume air yang tinggi serta arus air yang deras membuat setiap orang yang mendekati air terjun dapat ikut terseret derasnya arus air. Itulah sebabnya saya dilarang melanjutkan perjalanan. Terpaksa, saya memilih kembali keatas dan menikmati jagung bakar sembari menikmati pemandangan yang diselimuti kabut dingin.

 Dari tempat ini saya mendapat banyak pengetahuan bahwa dibalik keindahan Air Terjun Kedung Kayang, tersimpan banyak cerita misterius di dalamnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun