Pada era globalisasi ini, perkembangan informasi tersebar luas sehingga dapat diakses dengan sangat mudah dari berbagai situs yang tersedia. Hal tersebut berpengaruh terhadap nilai, norma dan budaya yang sudah ada disuatu negara, khususnya Indonesia. Banyaknya informasi yang masuk melalui jaringan internet sudah tidak dapat dibendung, mulai dari informasi positif hingga informasi negatif. Oleh karena itu, Â dapat dengan mudah memengaruhi pemikiran, karakter, serta tingkah laku generasi muda masa kini.
Pengikisan jatidiri bangsa terkait dengan merosotnya nilai nasionalisme, nilai sosial budaya, nilai agama, serta moralitas individu bangsa akibat dari pengaruh globalisasi ini.Â
Oleh sebab itu, menimbulkan kecemasan dan kekhawatiran sehingga memerlukan pendekatan untuk memperkokoh jatidiri bangsa terutama generasi muda melalui pendidikan berkarakter yang berlandasan kebudayaan bangsa.Â
Di negara-negara maju, pembangunan serta Pendidikan  berkarakter menjadi salah satu elemen penting dalam proses pendidikan guna menerapkan kembali nilai dan norma dan menyaring segala bentuk unsur negatif yang dapat memengaruhi tingkahlaku remaja serta masyarakat dalam golongan umur manapun.
Ada banyak factor yang dapat memengaruhi kualitas moral serta tingkah laku di kalangan remaja. Beberapa faktornya, yaitu keteladanan dari orang tua dan guru dalam membimbing anak, serta keteladanan dari masyarakat sekitar.Â
Di Indonesia keteladanan dianggap suatu hal yang langka. Di Indonesia banyak terjadi berbagai perilaku negatif yang dilakukan oleh remaja, salah satunya disebabkan oleh krisis keteladanan di kalangan pemimpin bangsa.Â
Kondisi tersebut menjadikan anak tidak lagi peduli dengan nasihat orang tua atau guru karena melihat contoh perilaku negatif yang dipertontonkan oleh elit politik yang diperoleh anak di luar sekolah melalui media massa. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap pembentukan pribadi atau karakternya. Akibatnya, orang tua ataupun guru tidak mampu lagi membendung budaya negative tersebut.
Seorang anak harus memiliki pengetahuan moral (moral knowing) agar dapat menghargai nilai-nilai murni (moral feelings) serta agar dapat melaksanakan moral (moral action) dengan baik.Â
Hal tersebut harus ditanamkan tidak hanya secara informal (di rumah) tetapi juga harus melalui suatu institusi atau sesi formal. Sebab, perilaku moral tidak dapat terbentuk begitu saja tanpa arahan atau membiarkan seorang anak berkembang apa adanya sesuai kemauan mereka.Â
Oleh karena itu, sesi formal haruslah dicantumkan dalam kurikulum sekolah sejak dini. Kurikulum itu sendiri berperan penting sebagai pemandu yang dapat mengarahkan nilai-nilai moral dan karakter kepada siswa.
Istilah Moral berasal dari bahasa Latin, yakni mores kata jamak dari mos yang sepadan dengan kata adat kebiasaan. Moral selalu berkaitan dengan nilai, norma, etika, kesusilaan, budi pekerti, akhlak, dan adat istiadat. Istilah-istilah tersebut juga hampir memiliki makna konsep yang sama. Moral, akhlak, etika, atau asusila adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lain dalam tindakan yang memiliki nilai positif.Â
Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral adalah nilai keabsolutan dalam kehidupan bermasyarakat. Moral juga merupakan perbuatan atau tingkah laku atau ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia lainnya.Â
Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu, tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi.
Beberapa tahun sudah saya bersekolah, pelajaran yang paling penting menurut saya adalah bagaimana kita belajar bersosialisi dengan orang lain, serta bagaimana memperlakukan orang lain dengan baik dan benar.Â
"You have to treat others, as you want to be treated by others." saya setuju dengan kalimat tersebut karena menurut saya itu adalah suatu hal yang bisa dipegang atau menjadi tumpuan ketika kita berhubungan dengan orang lain, baik itu dalam lingkup keluarga, pertemanan, pekerjaan, maupun kehidupan sehari-hari.Â
Misalnya dengan menyapa, mengucapkan terima kasih, atau sekadar memberikan senyum. Hal tersebut merupakan beberapa hal kecil yang dapat kita lakukan terhadap orang lain. Mungkin bagi beberapa orang, hal tersebut dianggap sepele atau tidak penting. Akan tetapi, menurut saya dengan hal kecil tersebut mereka akan merasa diterima dan dihargai keberadaannya.
Disamping itu, jika seseorang memiliki moral yang baik, orang tersebut tidak akan dipandang sebelah mata oleh orang lain. Orang lain akan berpikir bahwa orang tersebut merupakan manusia yang berpendidikan, walaupun tidak menutup kemungkinan banyak juga orang yang berpendidikan tetapi tidak memiliki moral yang baik, begitupun sebaliknya. Karena itu, akan menjadi nilai tambah apabila kita berpendidikan dan memiliki moral yang baik.Â
Akan Tetapi, Â setinggi apapun pendidikan yang ditempuh, jika tidak bermoral maka menjadi nilai minus dimata orang lain. Seperti yang saya sebutkan pada paragraph sebelumnya, orang yang bermoral akan mengucapkan "terima kasih" jika dibantu, mengucapkan "tolong" jika meminta tolong, dan mengucapkan "maaf" apabila melakukan kesalahan.Â
Hal tersebut sepele tetapi sangat berarti dan dapat menunjukan bahwa kita adalah manusia yang bermoral, sehingga akan dipandang baik serta dihargai atau dihormati oleh orang lain.
Hal tersebut menjelaskan bahwa seseorang memiliki ikatan pada kelompok-kelompok sosial. Hidup berarti menyesuaikan diri dengan di dunia fisik, di sekeliling, dan dengan dunia sosial di mana kita menjadi anggotanya. Semakin kompleks suatu masyarakat, otomatis semakin sulit pula moralitas tersebut terlaksana.Â
Keadaan lingkungan tidak pernah sama (terus mengalami perubahan), masyarat terus berkembang, begitu pula dengan moralitas yang harus fleksibel agar dapat mengikuti perubahan tersebut secara perlahan.Â
Di luar individu-individu, tidak ada hal lain selain kelompok-kelompok yang dibentuk dari kesatuan individu, yakni masyarakat. Karena itu, tujuan dari tindakan moral adalah masyarakat. Bertindak secara moral, yaitu bertindak demi kepentingan bersama demi manjaga keutuhan bangsa dan negara.
Â
Kesimpulannya, kita tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu, setiap manusia harus memiliki moral. Karena moral merupakan alat seseorang dalam bersosialisi dengan orang lain. Moral senantiasa menyangkut terhadap bidang kehidupan manusia dinilai dari baik buruknya perbuatannya sebagai manusia.Â
Penilaian tersebut dapat diukur dari kebudayaan masyarakat setempat. Jika seseorang tidak sesuai dengan nilai yang berlaku setempat, ia tidak akan dihargai keberadannya, begitu juga sebaliknya.Â
Oleh karena itu, moral merupakan sifat dasar yang harus diajarkan serta ditanamkan di sekolah-sekolah sejak dini. Karena moral merupakan pilar dalam diri, kalau tidak  ada moral kita tidak bisa dianggap sebagai manusia seutuhnya. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H