Mohon tunggu...
ALDIKA BAYU SETIAWAN
ALDIKA BAYU SETIAWAN Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Proses Mengejar Target

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

BBM Naik Sulitkan Rakyat

18 September 2022   14:04 Diperbarui: 18 September 2022   16:59 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah Bulan Maret 2022 yang lalu terjadi kehebohan terutama kaum Ibu-ibu rumah tangga karena adanya kenaikan harga minyak goreng, Kini  awal bulan September 2022 Indonesia dibuat gempar lagi dengan diberlakukannya penetapan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemerintah, dan menimbulkan banyaknya pemberontakan penolakan dari masyarakat atas keputusan tersebut. 

Kebijakan kenaikan harga BBM tersebut diumumkan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo pada Sabtu, 3 September 2022 dan berlaku mulai pukul 14.30 WIB. Adapun isi dari keputusan kenaikan harga BBM terbaru sebagai berikut : Harga baru Pertalite menjadi Rp10.000 per liter sebelumnya Rp7.650 per liter, Harga baru Solar subsidi menjadi Rp6.800 per liter dari sebelumnya Rp5.150 per liter, Harga baru Pertamax menjadi Rp 14.500 per liter dari sebelumnya Rp12.500 per liter

Lantas apakah sih yang membuat harga BBM itu naik? Alasan pemerintah menaikkan harga BBM subsidi maupun non-subsidi tersebut karena mengingat adanya gejolak harga minyak di dunia. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Presiden Joko widodo "Pemerintah telah berupaya sekuat tenaga untuk melindungi rakyat dari gejolak harga minyak dunia. Saya sebetulnya ingin harga BBM di dalam negeri tetap terjangkau dari subsidi APBN". 

Walaupun dengan demikian, keputusan tersebut berdampak langsung pada biaya transportasi masyarakat dan juga menambah angka kemiskinan di Indonesia. 

Dalam keputusan pemerintah tersebut, Saya sebagai masyarakat biasa yang juga menggunakan (BBM) untuk menunjang aktivitas sehari-hari sangat keberatan dengan penetapan kenaikan harga BBM tersebut karena hal tersebut menurut saya mengharuskan masyarakat untuk beradaptasi terhadap segala penyesuaian harga dan kebutuhan lainnya.

Presiden Joko widodo juga menjelaskan, bahwa anggaran subsidi kompensasi BBM tahun 2022 meningkat tiga kali lipat dari Rp152,5 triliun menjadi Rp502 triliun. Jumlah angka tersebut akan terus beranjak naik.

 Berdasarkan data yang tercatat di pemerintah lebih dari 70 persen subsidi justru dinikmati oleh kelompok masyarakat yang mampu yaitu pemilik mobil-mobil pribadi dan BBM jenis Pertalite ini masih dinikmati oleh para pengguna mobil pribadi. Sehingga banyak menimbulkan diluaran sana akan asumi yang beredar bahwa yang dapat menggunakan BBM ditujukan masyarakat yang mampu saja karena masyarakat golongan ekonomi menengah kebawah tidak bisa membeli BBM tersebut.

Menurut saya dengan adanya hal tersebut artinya telah terjadi ketidaktepatan sasaran yang dilakukan pemerintah dalam pemberian subsidi BBM, dan jika banyak masyarakat yang dapat menikmati subsidi BBM tersebut keberhasilan kerja pemerintah di bidang ekonomi manfaatnya dapat dirasakan oleh semua kalangan masyarakat. Serta dengan adanya alasan pengurangan subsidi yang dilakukan pemerintah karena ketidaktepatan sasaran dalam penyalurannya kepada rakyat yang dituju, menandakan bahwa kini sudah terlihat jelas dimata masyarakat bahwa telah terjadi kemerosotan kinerja ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah.

Naiknya harga BBM berdampak dan mempengaruhi seluruh sektor yang ada di masyarakat mulai dari kebutuhan pangan, bisnis, hingga transportasi. dari adanya masalah tersebut menyulitkan kegiatan masyarakat terutama yang masyarakat yang berekonomi menengah ke bawah karena pengeluaran yang tidak sebanding dengan pendapatan.

Selain itu saya juga setuju dengan seruan aksi atau demo dari para warga masyarakat mulai dari buruh hingga mahasiswa yang turun langsung ke jalan untuk menyampaikan atau menyuarakan aspirasi, penolakan, dan juga keluhan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah atas kenaikan harga BBM yang kurang tersebut. karena dengan aksi yang dilakukan mahasiswa itu bisa menjadi bahan pertimbangan pemerintah terhadap keputusannya tersebut.

Salah satu contoh seruan aksi yang saya dapati di Kediri yang terjadi beberapa waktu lalu  tepatnya pada tanggal 8 September 2022. Dalam aksinya para mahasiswa se Kediri Raya menuntut pemerintah untuk membatalkan akan menaikan harga BBM ke Kantor DPRD Kota Kediri. Demo tersebut diwarnai rasa tegang karena sempat terjadi saling dorong antara Mahasiswa dengan aparat kepolisian Kediri. Pada saat itu mahasiswa juga menginginkan untuk bertemu secara langsung dengan ketua DPRD kota Kediri Bapak Agus Suyono, akan tetapi belum terwujud dikarenakan beliau sedang sakit. Alhasil yang menemu mahasiswa hanyalah anggota DPRD Kota kediri yang juga menyatakan bahwa juga menolak dengan tegas naiknya harga BBM kali ini.

Tidak hanya itu mahasiswa juga menuntut menuju ke kantor DPRD Kabupaten Kediri yang dalam seruannya juga diwarnai oleh adanya aksi mahasiswa yang bakar ban dan kericuhan saling dorong dengan aparat kepolisian. Disitu dibacakan beberapa tuntutan yang sama terkait penolakan naiknya harga BBM bersubsidi dan permintaan pemberantasan terkait penyalahgunaan BBM subsidi serta menuntut pemerintah mengedepankan kepentingan rakyat sebagai bentuk kinerja pemerintah yang optimal. Demo tersebut ditemui secara langsung oleh ketuanya yaitu bapak Dodi Purwanto, beliau menyatakan mewakili lembaga DPRD Kabupaten Kediri juga sangat prihatin serta menolak kenaikan harga BBM tersebut.

Sekarang Ini adalah salah satu cara atau contoh yang mungkin bisa dilakukan oleh masyarakat dalam menghadapi, menyikapi dengan positif akan dampak yang timbul dari naiknya harga BBM. Banyak cara yang dapat yang dapat dilakukan contohnya mengubah pola hidup konsumtif dengan mengatur manajemen keuangan, memilih untuk menggunakan transportasi umum yang murah, menggunakan kendaraan pribadi sesuai dengan kebutuhan, dan masih banyak lagi.

Intinya dari tulisan ini adalah bahwa saya berpendapat terhadap masalah ini kontra atau tidak setuju dengan kebijakan pemerintah atas naiknya harga subsidi BBM yang cukup tinggi serta aksi demo yang diwarnai aksi kericuhan, sikap arogan yang malah menimbulkan korban. Semoga tulisan saya ini bisa bermanfaat bagi pembacanya dan sekian dari saya terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun