Banyak kudengar guru berkata, "Kalian harus mengertiku, kewajibanku Bukan untuk mengerti kalian: Bukan kebutuhanku pula"
Ada kalanya seorang siswa berpandangan, namun guru kontras dengan itu. Lalu, ia akui pandangannya sebagai satu-satunya hal yang harus dimengerti --membutakan siswa-siswanya sendiri.
Seakan-akan Ia lupa prinsip Relevansi dalam pendidikan: "Guru harus memenuhi kebutuhan siswa."
Di satu sisi, siswa ingin dimengerti oleh guru. Ia anggap pengertian dari gurunya sebagai kebutuhan.
Tapi guru-guru ini memainkan Prinsip Ego dengan "bijak". Dimana Ia yang membutuhkan-- bukan siswa. Tujuannya adalah untuk Guru-- bukan untuk siswa.
Apakah pendidikan tidak bertujuan untuk siswa? bila tidak, aku tidak heran negara ini "tak kemana-mana".
Lantas, prinsip relevansi ini hanya sebuah omong kosong pendidikan. Pendidikan bahkan tidak dapat menerapkannya kepada para guru-guru ber-Ego.
Lantas biarkanlah! Tidak ada prinsip-prinsip dalam pendidikan: semua subjektif dan relatif bahkan bagi pendidikan yang menganggap dirinya Benar.
Dan kenyataan bahwa kita semua memainkan prinsip ego. Ego yang menghantarkan pada kebutuhan.
Ku katakan ini: Kebutuhanku adalah untuk memberi, mencipta dan berkuasa --bukan untuk mengonsumsi semacam prinsip pendidikan yang labil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H