Mohon tunggu...
Aldi Irawan
Aldi Irawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Petualang

Puisi. Esai. Filosofi. Absurditas.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tentang Urutan yang Sudah Mati (Aforis)

4 September 2024   10:30 Diperbarui: 4 September 2024   19:33 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Aku katakan, "Saya tidak familiar dengan aturan, pak."

Dan Ia marah bagai seorang yang mempunyai tanah dan mengusirku.

Saudara-saudaraku, Lihatlah para air yang tidak mempunyai pilihan kecuali tetap maju dan Mengikuti arus yang dibuat air sebelumnya.
Ku Katakan ini, tidak ada yang disebut prosedur: langkah-langkah kaki orang berurut sudah terhapus oleh badai salju. Kau tertinggal dan buta, untuk itu, biarkan kakimu, membawamu kemanapun Ia suka.

Kita punya pilihan. Entah itu membuat alur yang baru atau justru mengikuti alur yang sudah ada. Ketahuilah, Aturan kuno penuh dengan urutan sistematis dan kepatuhan-kepatuhan itu membosankan.

Bukankah sesuatu yang kita anggap baik itu subjektif? Sesuatu yang dianggap bijak itu tergantung. Suatu waktu ada seorang veteran yang menganggap masuk organisasi militer adalah "pilihan yang Bijak". Sementara, Ia membunuh banyak manusia dalam perang bijaknya itu. Kebijaksanaan diubah menjadi kebijakan untuk membunuh manusia -- dan mereka masih berpikir itu adalah aturan yang sangat bijak.

Sekarang aku bertanya, "Masihkah kita ingin mengikuti aturan tradisional?" Karena selagi mataku melihat, Aturan itu adalah titik buta di dunia di mana semua orang adalah orang bijak dalam hidupnya.

Dengarlah, Aku Tak menyuruhmu untuk berbaris merangkak demi nasi sang pengampu kebijakan  -- Aku menyuruhmu untuk bebas untuk melompat ke mana pun kau suka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun