Anggapan bahwa semua hal tidak dapat terwujud sesuai dengan yang mereka inginkan adalah awal dari krisis eksistensi. Ditambah bila mahasiswa tersebut lebih sering menyendiri sehingga seolah dirinya tidak dapat dimengerti orang lain. Pemikiran ini kemudian mempengaruhi mental dan jiwanya di mana Ia lebih tertutup dengan orang yang Ia kenal.Â
Sebagai gambaran, Seorang mahasiswa yang tersadar bahwa kehidupan ini penuh dengan ketidakpastian. Semuanya tampak membenarkan materi maupun perasaan sendiri tanpa memikirkan bahwa materi dan perasaan itu relatif dan mengapa mereka harus membenarkan materi dan perasaannya disaat dunia ini memberi penderitaan melalui ketidakpastian. Ditambah anggapan bahwa kelahiran itu hanya memaksa Ia untuk ada di dunia yang penuh dengan penderitaan. Dalam pikirannya, Ia berharap Ia tidak pernah eksis di dunia ini.
Dampak dari pemikiran Eksistensial krisis dapat mempengaruhi kondisi psikologis. Dikutip dari SehatQ. com, salah pengaruh krisis eksistensi  yaitu membentuk pribadi yang pesimistis, depresi hingga ada kalanya keinginan untuk bunuh diri muncul berkat pemikiran ini. Dampaknya pada kondisi psikologis mahasiswa dalam lingkup perkuliahan seperti menghindari aktivitas sosial dan cenderung menyendiri. Dampak lain adalah dengan hilangnya motivasi belajar karena sikap pesimis. Maka dari itu pemikiran krisis eksistensial ini dapat menghambat aktivitas pembelajaran dan kegiatan sehari-hari.
Untuk itu diperlukan sebuah penciptaan makna sebagai solusi, meskipun memang hidup ini absurd dan tidak ada kebenaran atau kesalahan yang absolut itu -- semuanya tergantung pandangan masing-masing. Proses penciptaan makna hidup dapat didasarkan pada diri sendiri walaupun di suatu waktu harus bertentangan dengan nilai-nilai yang ada, tetapi setidaknya itu adalah salah satu cara yang dapat membuat hidup ini bermakna daripada harus mengakhiri hidup dengan sia-sia -- ciptakanlah nilai-nilai kehidupan sendiri, jadilah diri sendiri dan bebas.
Eksistensial krisis atau nihilisme pasif adalah suatu kondisi hilangnya makna hidup. Kondisi ini dapat mempengaruhi kondisi psikologis sampai menghambat aktivitas sehari-hari. Sehingga, pentingnya untuk menjadi diri sendiri dan membuat makna atau tujuan hidup.
Referensi:
F. Budi, Hardiman (2007) Filsafat modern: dari Machiavelli sampai Nietzsche. PT Gramedia Pustaka Utama.
https://satupersen.net/blog/filosofi-kehidupan-ala-albert-camus
https://www.sehatq.com/artikel/mengenal-nihilismeÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H