Pertunjukkan "Dari Luka" adalah salah satu pergelaran SASTRASIA Mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang digelar 22 -- 26 Mei 2023 di Gedung Amphiteater Universitas Pendidikan Indonesia. Pertunjukkan "Dari Luka" merupakan pertunjukkan yang ditampilkan oleh Kelas Nondik 4B pada 26 Mei 2023 sekaligus menjadi penutup pergelaran SASTRASIA.
      Kesehatan fisik adalah hal yang perlu dijaga oleh manusia, namun selain itu kesehatan mental juga perlu diperhatikan. Karena di zaman yang mulai begitu "dingin" ini manusia cenderung mementingkan orang lain dibandingkan dirinya sendiri. Sebagai contoh, seseorang yang sangat mementingkan pekerjaannya yang dimana itu menguntungkan "orang lain" dalam hal ini institusi atau korporasi tempat ia bekerja. Ia lupa atau bahkan tidak sempat untuk memprioritaskan dirinya sendiri akibatnya perhatiannya terhadap kondisi mentalnya kurang sehingga kesehatan mentalnya pun menurun.
      Setidaknya, itulah pokok cerita yang diangkat dalam pertunjukkan "Dari Luka" salah satunya adalah kesehatan mental ditambah memang genre dari ceritanya yang berupa psikologis. Selain unsur psikologis, pertunjukkan ini juga mengangkat unsur-unsur lain seperti penyutradaraan dan korelasi dengan film-film bertema psikologis yang menarik untuk dibahas.
Korelasi dengan Film Secara Psikologis
   Sebuah pertunjukkan drama/ teater tentu erat kaitannya dengan film. Keduanya merupakan karya sastra yang ditampilkan secara visual serta terdapat pemeran di dalamnya. Bedanya adalah pertunjukkan ditampilkan secara langsung, sementara film ditampilkan secara tidak langsung dalam artian film dapat ditonton kapan saja dan dimana saja tanpa adanya jadwal tertentu ketika hendak menonton.
   Berdasarkan hal di atas, korelasi antara pertunjukkan "Dari Luka"  dengan film seperti "Joker (2019)" dan "Shutter Island (2010)" sangat tidak terelakkan. Sebab kedua film ini bertema psikologis juga berkaitan dengan kondisi trauma yang mana pertunjukkan "Dari Luka" juga menampilkan hal yang serupa
   Mulai dari film Joker (2019) yang menceritakan tokoh Arthur Fleck yang memiliki masa lalu yang kelam. Arthur seringkali melihat tindak kekerasan semasa kecilnya sehingga membuatnya mengalami Gangguan Stress Pasca Trauma/ PTSD. Hal itu kemudian membentuk kepribadian Arthur yang senang dengan tindak kriminal seperti pembunuhan yang dilakukannya pada tiga orang pemuda di kereta.
   Selanjutnya ada film Shutter Island (2010) yang juga menceritakan tokoh utama yaitu Andrew Laeddis yang memiliki masa lalu kelam karena istrinya membunuh anak-anaknya dengan cara menenggelamkan mereka hingga tak bernyawa. Terpaksa, Andrew menembak istrinya dengan brutal karena istrinya mempunyai gangguan jiwa. Tentu hal tersebut membuat Andrew sangat trauma sampai membuatnya mencoba untuk menolak kenyataan; kenangan buruk itu seringkali menghantuinya di dalam mimpi. Akibat dari kejadian pahit itu, Andrew mengalami delusi tentang identitasnya. Ia menganggap bahwa ia bukanlah Andew Laeddis sehingga ia menciptakan kepribadian baru dengan nama Edward "Teddy" Daniels sebagai bentuk pelariannya terhadap masa lalu yang tak bisa ia terima.
   Masuk ke dalam pertunjukkan "Dari Luka", tokoh utama bernama Arda diceritakan memilki masa lalu yang suram karena ibunya terbunuh oleh ayahnya yang merupakan seorang pemabuk. Waktu berlalu, Arda tumbuh menjadi pribadi yang tangguh dan senang membantu masalah teman-temannya mengesampingkan masalah besar yang sebenarnya ada dalam dirinya yaitu trauma akan kehilangan seorang ibu. Disatu waktu, Arda hendak menolong temannya yang dianiaya oleh seorang ayah. Hal itu kemudian membuat Arda teringat akan kenangannya yang buruk tentang ayahnya. Post-traumatic stress disorder (PTSD) muncul pada diri Arda; Ketakukan berlebih membuatnya tak berdaya, berbanding terbalik dengan Arda yang tangguh. Akhirnya luka masa lalu itu pun membuat Arda berada di rumah sakit jiwa yang mana emosinya menjadi tidak stabil seperti mudah marah, takut dan depresi.
  Dari pernyataan-pernyataan diatas, didapat kesimpulan bahwa trauma dapat memengaruhi kesehatan mental di masa yang akan datang. Trauma dapat membuat seseorang dikatakan gila karena efek dari trauma ini sangat siginifikan bagi kondisi psikologis. Juga akibat dari trauma tersebut dapat beragam seperti Arthur Fleck yang berubah menjadi pembunuh; Andrew Laeddis yang menderita delusi berkaitan dengan identitasnya; serta Arda yang mengalami ketakutan berlebih. Hal tersebut diperkuat dengan Sehatq.com yang memaparkan beberapa gejala psikologis yang umumnya dirasakan oleh penderita trauma, di antaranya: malu; takut; marah; menyangkal; depresi; mati rasa; kegelisahan; mudah marah; keputusasaan; merasa bersalah; dan lain sebagainya sesuai kadar trauma yang diderita. Oleh karena itu, perihal trauma ini sebaiknya jangan disepelekan begitu saja dan bila memiliki trauma yang berkepanjangan sebaiknya dikonsultasikan dengan psikiatris.
Penyutradaraan
      Peran sutradara dalam pertunjukkan "Dari Luka" sangat perlu diapresiasi karena selain mengatur dan membuat naskah, penggambaran cerita di atas panggung sangat menakjubkan. Mulai dari penggunaan konsep siluet pada saat adegan menelpon yang sangat unik juga adegan hacking yang disajikan dengan lucu membuat penonton tertawa dan terhibur disamping sisi emosional ceritanya.
      Penulisan naskah adalah hal terpenting dalam membuat sebuah drama pertunjukkan. Menilik dari aspek kebahasaan, "Dari Luka" menggunakan bahasa yang mudah dicerna otak disertai dengan campuran Bahasa Sunda yang membuatnya relate dengan bahasa percakapan lingkungan mahasiswa.