Mohon tunggu...
Aldi Irawan
Aldi Irawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Petualang

Puisi. Esai. Filosofi. Absurditas.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Keterkaitan Pertunjukkan Drama "Dari Luka" (Amphiteater UPI) dengan Film Psikologis

12 Juni 2023   18:18 Diperbarui: 12 Juni 2023   18:32 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

            Adapun hal yang paling penulis sukai dari adegan "Dari Luka" adalah adegan perkelahian yang keren. Seni bela diri yang ditampilkan sangat memukau juga sangat menegangkan. Ditambah, pendalaman karakter yang baik dengan hanya berlatih selama tiga minggu --menurut tim produksi dan sutradara saat sesi tanya jawab setelah pementasan-- dan membuat pertunjukkan terakhir dari pergelaran SASTRA ini tidak penulis sayangkan untuk ditonton.

            Terakhir, twist ending sangat tidak terduga. Penyajian tokoh Arda yang kuat seolah-olah membuat cerita akan berakhir dengan berakhirnya cerita secara berbahagia. Namun, pengakhiran cerita yang menimbulkan rasa kasihan ini justru jenius sebagai amanat bahwa penonton harus lebih menyadari kesehatan mental dengan baik.

            Secara keseluruhan, pertunjukkan drama "Dari Luka" merupakan pertunjukkan yang paling penulis sukai dari empat pertunjukkan lain yang ditampilkan di Amphiteater, Universitas Pendidikan Indonesia. Adanya dasar berupa hal-hal yang dibahas pada bagian pembahasan seperti hubungannya dengan film psikologis lain, aspek psikologis yang ikut menghiasi cerita dan penyutradaraan yang disusun dengan luar biasa membuat penulis sangat tertarik untuk membahas sekaligus mengapresiasi pertunjukkan ini.

           Kebulatan suara aktor dalam pertunjukkan perlu diperhatikan. Pasalnya sebuah pertunjukkan yang mempunyai cerita yang bagus saja pun sia-sia saja bila aktornya tidak mengeluarkan suara yang jelas dan bulat, terlebih bila dialog yang disampaikan terlalu cepat tanpa adanya jeda akan sangat membuat penonton kebingungan akan isi cerita. Saran dari penulis berdasarkan pertunjukkan ini adalah perhatian terhadap aspek suara perlu ditingkatkan baik itu menggunakan pelantang dalam pertunjukkan; suara aktor harus keras dan jelas juga tidak terlalu cepat dalam penyampaian dialog; dan bila perlu, suara dialog harus lebih keras daripada suara background musik. Demikian saran ini penulis sampaikan untuk dijadikan acuan yang lebih bagi pertunjukkan kedepannya.

Referensi

  • Agustina, Rie. 2019. Film Joker (2019): Kesenjangan sosial, Mental Health Problems dan Benarkah Joker adalah Kita?. Dalam Film Joker (2019): Kesenjangan sosial, Mental Health Problems dan Benarkah Joker adalah Kita? (rieagustina.com) (Diakses pada 1 Juni 2023).
  • Badriya, Yaya. 2016. Cara dan Tips Menjadi Sutradara Yang Baik. Dalam Cara dan Tips Menjadi Sutradara Yang Baik - IlmuSeni.com (Diakses pada 1 Juni 2023).
  • Pawitri, Anandika. 2021. Mengenal Arti Trauma dan Cara Mengatasinya dengan Tepat. Dalam Memahami Arti Trauma dan Cara Mengatasinya dengan Tepat (sehatq.com) (Diakses pada 1 Juni 2023).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun