PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG TEMPE TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH ERITROSIT DAN KADAR Hb PADA TIKUS (Rattus norvegicus)
Aldi Gusnizar Rizaldy Tanjung1, Adilah Dwi Putri Paras Dewi2, Valerie Brilianda Putri3, Ratna Dwi Asmaning Ayu4, Faisal Fikri5, Maya Nurwartanti Yunita6.
Fakultas Ilmu Kesehatan Kedokteran dan Ilmu Alam
Universitas Airlangga
ABSTRAK
Anemia merupakan keadaan di mana massa eritrosit dan atau massa hemoglobin yang berkurang, tidak dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh, sehingga tubuh dapat menjadi lebih cepat lelah, mual dan muntah, sesak nafas, kelopak mata tampak pucat, Salah satu bahan yang dapat meningkatkan massa hemoglobin yaitu tempe. Tempe merupakan pangan olahan hasil fermentasi kedelai oleh kapang Rhizopus spp. Proses fermentasi yang terkontrol telah terbukti memperbaiki nilai gizi dan bermanfaat bagi kesehatan. Tempe mengandung zat antioksidan seperti karoten, vitamin E, isoflavon, dan antioksidan faktor II yang cukup tinggi. Sehingga dengan pemberi tepung tempe ini dapat meningkatkan jumlah eritrosit dan hemoglobin dari anemia yang disebabkan kekurangan zat besi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung tempe pada peningkatan jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin (Hb) terhadap tikus (Rattus norvegicus) anemia yang diinduksi nitrat. Pada penelitian ini tikus akan di berikan 2 kali perlakuan, Kelompok pertama tikus akan di beri nitrat sebanuak 3ml/200gBB untuk mensimulasikan kondisi anemia lalu diberikan tepung tempe dilarutkan air sebanyak 4ml/200gBB pada tikus selama 7 hari. Kelompok kedua sebagai kontrol positif hanya diberi pakan secara normal. Hasil uji menunjukkan bahwa adanya kenaikan terhadap kadar eritrosit tikus. Eritrosit normal pada tikus berkisar 7x106-11x106//L. Setelah diberikan perlakuan satu dengan dosis 3 ml/200 gBB larutam nitrat dan diberikan larutan tepung tempe sebanyak 4 ml/200 gBB diperoleh hasil pada tikus satu eritrosit sebesar 7,66 x 10% dan hemoglobin sebesar 138g/l, sedangkan pada tikus dua diperoleh eritrosit sebesar 7,76 x 10% dan hemoglobin sebesar 146g/l. Hasil tersebut menunjukkan adanya kenaikan eritrosit yang signifikan, hal ini berhubungan dengan kandungan yang terdapat pada tepung tempe, dimana banyak mengandung zat antioksidan seperti karoten, vitamin E, isoflavon, dan antioksidan faktor II yang cukup tinggi, sehingga dapat meningkatkan kadar eritrosit dan hemoglobin pada tikus (Rattus novergicus).Kesimpulannya, pemberian tepung tempe berpengaruh terhadap peningkatan kadar eritrosit dan hemoglobin pada tikus (Rattus novergicus).
Kata Kunci : anemia. tempe, eritrosit, haemoglobin, nitrat.
PENDAHULUAN
Anemia merupakan keadaan di mana massa eritrosit dan atau massa hemoglobin yang berbeda tidak dapat memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh sehingga tubuh dapat menjadi lebih cepat lelah, mual dan muntah, sesak nafas, kelopak mata tampak pucat, dan lain-lain. Anemia kronis dapat menyebabkan anoksia pada jaringan dan organ sehingga dapat menghambat kerja organ dan produksi energi dari sel.
Nitrat (NO3-) adalah bahan pengawet untuk makanan daging olahan. Pengikatan nitrat dan hemoglobin menyebabkan pembentukan reaktif kelompok oksigen (Spesies Oksigen Reaktif / ROS). Mekanisme kerja ROS menyebabkan tekanan oksidatif pada membran eritrosit, akibatnya eritrosit tidak mampu mempertahankan fleksibilitas dan hemolisis terjadi lebih awal. Sehingga nitrat dapat menyebabkan jumlah eritrosit menurun.
Tempe merupakan pangan olahan hasil fermentasi kedelai oleh kapang Rhizopus spp. Proses fermentasi yang terkontrol telah terbukti memperbaiki nilai gizi dan bermanfaat bagi kesehatan. Tempe mengandung berbagai nutrisi yang diperlukan oleh tubuh seperti protein, lemak, karbohidrat, dan mineral. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa zat gizi tempe lebih mudah dicerna, diserap, dan dimanfaatkan tubuh. Hal ini dikarenakan kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia (Faizah, 2012). Selain itu, tempe mengandung zat antioksidan seperti karoten, vitamin E, isoflavon, dan antioksidan faktor II yang cukup tinggi. Sehingga dengan pemberian tepung tempe ini dapat meningkatkan jumlah eritrosit dan hemoglobin dari anemia yang disebabkan kekurangan zat besi.
Hewan coba yang digunakan adalah tikus (Rattus norvegicus) yang termasuk kedalam kelas Mamalia, ordo Rodentia, famili Muridae, genus Rattus, dan spesies Rattus norvegicus. Tikus coklat liar yang dibiakkan biasanya memiliki berat (terkadang sangat besar) kurang dari 300g ( 10+1 2 ons). Pada tikus (Rattus norvegicus), nilai normal jumlah sel darah merah adalah berkisar antara 7,30 - 9,68 (106 sel/L). Jumlah sel darah merah dalam tubuh dapat mengalami perubahan oleh beberapa faktor, salah satunya darah komposisi nutrisi dalam diet makanan yang dikonsumsi (Laeto et al., 2022).
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung tempe pada peningkatan jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin (Hb) terhadap tikus (Rattus norvegicus) anemia yang diinduksi nitrat.
WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan selama 21 Hari yang akan dilaksanakan pada 10 November sampai 1 Desember 2023. Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Terpadu 6 dan Lab Terpadu 1 FIKKIA Universitas Airlangga.
METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini tikus akan di berikan 2 kali perlakuan, Kelompok pertama tikus akan di beri nitrat sebanuak 3ml/200gBB untuk mensimulasikan kondisi anemia lalu diberikan tepung tempe dilarutkan air sebanyak 4ml/200gBB pada tikus selama 7 hari. Kelompok kedua sebagai kontrol positif hanya diberi pakan secara normal.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil uji menunjukkan bahwa adanya kenaikan terhadap kadar eritrosit tikus. Eritrosit normal pada tikus berkisar 7x106-11x106//L. Setelah diberikan perlakuan satu dengan dosis 3 ml/200 gBB larutam nitrat dan diberikan larutan tepung tempe sebanyak 4 ml/200 gBB diperoleh hasil pada tikus satu eritrosit sebesar 7,66 x 10% dan hemoglobin sebesar 138g/l, sedangkan pada tikus dua diperoleh eritrosit sebesar 7,76 x 10% dan hemoglobin sebesar 146g/l. Pada perlakuan kedua haya diberi larutan nitrat dengan dosis sebanyak 3 ml/200 gBB diperoleh hasil pada tikus tiga eritrosit sebesar 6,63 x 10% dan hemoglobin sebesar 124g/l, sedangkan pada tikus empat eritrosit sebesar 6,46 x 10% dan hemoglobin sebesar 135g/l. Hasil tersebut menunjukkan adanya kenaikan eritrosit yang signifikan, hal ini berhubungan dengan kandungan yang terdapat pada tepung tempe, dimana banyak mengandung zat antioksidan seperti karoten, vitamin E, isoflavon, dan antioksidan faktor II yang cukup tinggi, sehingga dapat meningkatkan kadar eritrosit dan hemoglobin pada tikus (Rattus novergicus).
Hasil uji haemoanalizer juga menunjukkan adanya kenaikan pada limfosit. Sehingga pemberian tepung tempe pada tikus (Rattus novergicus) tidak hanya mempunyai kandungan untuk meningkatkan jumlah eritrosit dan hemoglobin tetapi juga dapat meningkatkan kadar limfosit. Pemberian tepung tempe pada tikus putih (Rattus norvegicus) yang sebelumnya di induksi dengan larutan nitrat, kemudian diberikan secara peroral menggunakan sonde dengan berbagai dosis perlakuan. Berdasarkan hasil uji menggunakan haemoanalizer diperoleh hasil adanya kenaikan eritrosit dan haemoglobin pada tikus putih. Hal ini dikarenakan tepumg tempe yang kaya akan protein. Protein ini sangat berperan dalam tramsportasi zat besi (Fe) dalam sistem sirkulasi tubuh. Sirkulasi zat besi yang lancar dan tinggi dapat meningkatkan kadar eritrosit dan haemoglobin pada tikus.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI