Utilitas dalam konteks ini adalah kepuasan, atau imbalan, yang ditimbulkan produk tertentu dibandingkan dengan alternatif-alternatifnya. Maka, utilitas marjinal (marginal utility) bisa kita artikan sebagai tambahan kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi atau menggunakan tambahan satu unit barang atau jasa.
Ada hukum yang kita semua perlu ketahui dalam hal ini, yaitu semakin banyak barang atau jasa tertentu dikonsumsi dalam periode waktu tertentu, semakin berkuranglah kepuasan yang ditimbulkan barang atau jasa tersebut. Hukum ini disebut hukum penurunan utilitas marjinal (law of diminishing marginal utility).
Bayangkan ketika Anda sedang mengidamkan suatu makanan, katakanlah cireng jeletot. Lima sampai sepuluh cireng pertama mungkin akan memberikan Anda kepuasan yang besar. Namun, keterbatasan kemampuan tubuh akan membuat kepuasan Anda berkurang saat mengkonsumsi lebih banyak lagi cireng.
[caption id="" align="aligncenter" width="450" caption="(Economnomnomics.com)"]
Â
5. Biaya Peluang
[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="(Kansas.councilforeconed.org)"]
Hidup memang penuh pilihan dan dalam memilih, tak jarang kita harus mengorbankan salah satunya. Ketika Anda memilih suatu aktivitas untuk dikerjakan, ketika itu pulalah Anda telah mengorbankan aktivitas lainnya. Ketika Anda melepaskan pekerjaan yang memberikan Anda gaji Rp10 juta per bulan karena lebih memilih untuk membuka usaha sendiri, ketika itu pulalah Anda telah mengorbankan sesuatu senilai Rp10 juta per bulan untuk sebuah peluang lain. Inilah yang dimaksud biaya peluang (opportunity cost). Keputusan Anda untuk berhenti bekerja dan membuka usaha sendiri memiliki biaya peluang yang nilainya sebesar gaji yang Anda dapatkan per bulannya. Dengan demikian, penghasilan dari berwirausaha itu semestinya dapat menghasilkan nilai yang lebih besar daripada gaji Anda tersebut tiap bulannya.
Â
6. Jenis-Jenis Pasar
Ada tiga jenis pasar dalam perekonomian, yaitu pasar barang dan jasa, pasar tenaga kerja, dan pasar keuangan. Sebagaimana kita ketahui, pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli dalam rangka memperdagangkan suatu komoditas. Ketiga pasar tadi memiliki komoditasnya masing-masing, sesuai namanya. Ketiganya pun memiliki variabel penentunya masing-masing. Variabel yang sangat menentukan dalam pasar barang dan jasa adalah harga dan ilmu tentang harga. Sementara dalam pasar tenaga kerja, variabel yang menentukan adalah upah/gaji, dan dalam pasar keuangan adalah yield (tingkat bunga/tingkat pengembalian).
Â
7. Inflasi & Deflasi
Masyarakat sekarang pada umumnya mendefinisikan inflasi hanya sebagai sebuah fenomena kenaikan harga-harga tanpa penekanan pada pokok permasalahannya, yaitu penurunan nilai uang yang diakibatkan berlebihnya jumlah uang beredar. Jadi, ketika Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi di Indonesia tahun 2014 sebesar 8,36%, masyarakat lebih mengartikannya sebagai rata-rata barang-barang di Indonesia naik sebesar angka tersebut, alih-alih mengaitkannya dengan kenaikan jumlah uang beredar. Dengan pengertian yang hanya menitikberatkan pada kenaikan harga-harga itu, artinya inflasi memang dihendaki sebagai satu ukuran dalam pertumbuhan ekonomi, tentunya dengan batasan-batasan tertentu. Berbeda dengan deflasi yang benar-benar menjadi fokus negara-negara dunia untuk dihindari.
[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="(Generationaldynamics.com)"]