Intinya, selama ini orang-orang terjebak pada alur berpikir yang salah -- yang sengaja dibelokkan oleh si pencipta teka-teki (entah karena ingin buat lelucon atau dia pun sebenarnya juga bingung). Tapi yang jelas, ini persoalan yang simple, jangan mau dibuat sulit dengan alur pikir yang rumit. Ingat, kuncinya adalah, sebagian uang telah berubah bentuk menjadi barang (sepatu) sehingga tercipta kesan bahwa sebagian uang tersebut hilang. Terus, perhitungan yang benar tuh dengan memasukkan harga sepatu, distribusi cicilan, dan sisa uang (bukan utang dan cicilan) sebagai variabelnya. Hal ini berlaku juga untuk teka-teki sejenis yang kesemuanya sama-sama menipu. :))