Mohon tunggu...
Aldi Gozali
Aldi Gozali Mohon Tunggu... Akuntan - A lifelong learner

A true learner who loves to write about business, economics, and finance. | All the articles here are originally taken from https://aldigozali.com. Visit there for more articles. | Twitter: @aldigozali | Email: aldi.gozali@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Kenapa Emas dan Perak Diterima sebagai Uang? Ini Jawaban Versi Ilmuwan!

25 September 2014   03:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:38 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Timbul pertanyaan kemudian, mengapa hanya emas dan perak yang dipakai sebagai uang? Bukankah logam-logam yang lainnya, katakanlah platinum dan rodium, juga memenuhi kriteria -- sebagai barang berharga dan langka -- untuk dijadikan alat tukar ataupun uang?

Andrea justru menganggap kelangkaannya itulah yang menyebabkan logam-logam tersebut tidak (bisa) dipergunakan sebagai uang. Keberadaannya yang sangat langka menjadikan mereka barang yang mahal dan tidak handal (reliable) dalam transaksi skala kecil, terkecuali orang-orang mau menerimanya dalam bentuk yang sangat kecil yang berarti sangat berrisiko untuk hilang. "Logam-logam tersebut juga sulit untuk diekstrak karena memiliki titik lebur yang tinggi," tambah sang profesor.

Dengan demikian tersisalah emas dan perak. Keduanya pun merupakan barang langka namun tidak teramat langka. Dibandingkan logam mulia lainnya, emas dan perak memiliki titik lebur yang relatif rendah sehingga mudah dirubah ke dalam bentuk koin, batangan, maupun perhiasan. Yang paling penting, secara kimiawi, keduanya stabil, tahan lama, dan tidak berbahaya.

Sumber: BBC World News TV

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun