Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) Indonesia tahun 2024 merupakan momen penting dalam sejarah demokrasi di Indonesia, di mana tiga kandidat utama, yaitu Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo, bersaing dalam konteks politik yang sangat kompetitif. Berbeda dengan pemilu sebelumnya, tidak ada kandidat petahana yang berpartisipasi, sehingga menciptakan suasana persaingan yang seimbang dan intens
Suhu politik menjelang Pilpres 2024 meningkat, dipicu oleh berbagai isu, termasuk politik identitas dan polarisasi masyarakat. Pada pemilu sebelumnya, polarisasi terjadi di tingkat grassroot, namun pada tahun ini, ketegangan lebih banyak berasal dari kalangan elit politik. Hal ini terlihat dari perilaku dan sikap politik Presiden yang dianggap merusak kepercayaan publik terhadap proses pemilu
Evaluasi terhadap pengawasan kampanye menunjukkan bahwa meskipun ada upaya dari Bawaslu untuk menjaga integritas pemilu, masih banyak pelanggaran yang terjadi. Partisipasi masyarakat dalam pengawasan juga menjadi faktor penting untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas selama proses kampanye. Rekomendasi untuk memperkuat regulasi terkait pengawasan dana kampanye dan penggunaan media sosial juga muncul sebagai kebutuhan mendesak untuk mencegah praktik-praktik tidak etis dalam politik
Evaluasi kampanye politik adalah proses analitis yang dilakukan untuk menilai efektivitas dan dampak dari strategi kampanye yang diterapkan oleh kandidat atau partai politik selama periode pemilihan. Kampanye politik sendiri adalah upaya terorganisir yang berusaha mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam kelompok tertentu, biasanya terkait dengan pemilihan umum.
Pentingnya kampanye politik terletak pada kemampuan untuk memperkenalkan kandidat kepada masyarakat dan mempengaruhi opini publik. Dalam demokrasi, kampanye politik sering mengacu pada kampanye pemilu, di mana calon atau kandidat pemimpin dipilih. Strategi dan perencanaan yang matang sangat penting karena menentukan kemenangan calon dalam proses pemilu
Evaluasi Kampanye Politik Pilpres Indonesia 2024 berdasarkan jenisnya :
1. Evaluasi Kognitif
Fokus pada perubahan pengetahuan dan pemahaman pemilih terhadap isu-isu yang diangkat dalam kampanye. Tujuannya adalah untuk mengukur apakah kampanye berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kandidat atau isu tertentu, yang sudah dilakukan sebagai berikut :
- Penggunaan Media Sosial - Kampanye "Desak Anies" melalui platform TikTok menunjukkan bahwa media sosial berperan penting dalam membentuk citra kandidat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial membantu menjangkau pemilih muda dan meningkatkan pemahaman mereka tentang isu-isu politik. Rata-rata skor kognitif untuk partisipasi politik di kalangan pendukung Anies Baswedan mencapai 4,54, yang menunjukkan pemahaman yang sangat baik terhadap kampanye dan isu yang diusung.
- Strategi Komunikasi dan Framing - Kampanye Prabowo Gibran menggunakan simbolik pesan dalam iklan politik untuk mempengaruhi persepsi pemilih. Penelitian menunjukkan bahwa pemilihan kata, simbol, dan narasi dalam iklan politik berfungsi untuk membangun citra positif dan menarik perhatian pemilih. Melalui analisis semiotika, ditemukan bahwa pesan yang disampaikan dirancang untuk menciptakan keunikan dan keistimewaan dari pasangan calon tersebut.
- Kognisi Publik terhadap Isu Penting - Isu-isu seperti ketahanan pangan dan krisis ekonomi menjadi fokus utama dalam kampanye. Partai-partai politik, seperti PDIP, memanfaatkan isu ini untuk membangun hegemoni dengan menyampaikan gagasan yang relevan bagi masyarakat. Pemilih diharapkan dapat memahami urgensi isu tersebut melalui komunikasi yang efektif dari para kandidat.
- Analisis Pemberitaan Media - Studi tentang pemberitaan media online, seperti Suara.com, menunjukkan adanya keberpihakan dalam framing berita terkait kandidat tertentu. Penelitian ini mengungkapkan bahwa media massa dapat membentuk pandangan publik mengenai calon presiden melalui cara pemberitaan yang tidak proporsional. Hal ini berdampak pada kognisi publik, di mana masyarakat cenderung menerima informasi sesuai dengan framing yang disajikan media.
2. Evaluasi Sikap
Mengukur perubahan sikap dan persepsi pemilih terhadap kandidat atau partai politik. Ini termasuk pengukuran simpati, dukungan, atau keberpihakan terhadap tema-tema yang diusung dalam kampanye yang sudah dilakukan sebagai berikut :
- Sikap Terhadap Konten Kampanye - Kampanye yang dilakukan oleh Anies Baswedan, misalnya, berhasil menarik perhatian melalui simbolisasi lokasi kampanye di Tanah Abang, Jakarta Utara. Hal ini tidak hanya menciptakan kesan positif tetapi juga membangun koneksi emosional dengan masyarakat yang merasakan perjuangan keadilan. Respons masyarakat terhadap konten ini menunjukkan sikap yang mendukung, dengan banyaknya interaksi positif di media sosial.
- Persepsi Terhadap Etika Kampanye - Ada kekhawatiran mengenai etika dalam kampanye, terutama terkait dengan perilaku elit politik dan inkonsistensi pesan dari para kandidat seperti pertemuan jokowi dodo yang masih menjabat sebagai presiden ke tujuh republik indonesia bertemu dengan elit politik dan para pimpinan partai. Penilaian akademisi menunjukkan bahwa sikap skeptis terhadap integritas pemilu meningkat, di mana publik merasa tidak yakin apakah pemilu akan berlangsung tanpa kecurangan. Hal ini mencerminkan sikap negatif terhadap praktik politik yang dianggap tidak etis dan menurunkan kepercayaan publik.
- Respons Terhadap Program Sosial - Kampanye Prabowo-Gibran yang melibatkan pembagian susu dan makan siang gratis mendapatkan perhatian positif dari masyarakat. Sikap masyarakat terhadap program ini menunjukkan bahwa tindakan nyata dalam membantu kebutuhan dasar dapat meningkatkan citra kandidat dan menarik dukungan publik. Respons ini mengindikasikan bahwa masyarakat menghargai program sosial yang langsung berdampak pada kesejahteraan mereka.
3. Evaluasi Perilaku