presiden RI menyatakan di media online detik com : a bahwa beliau sangat bangga akan negara indonesia sebagai negara berpenduduk morslem terbesar didunia. Dan saya yakin kalianpun akan merasa bangga.
Â
Tetapi saya Hadi Junaedi merasakan hal sebaliknya yaitu saya miris melihatnya.
Â
Ya saya akui kalau saya ini adalah pecandu dinegara ini. Tapi saya bukan atheist. Saya punya agama dan saya punya tuhan. Agama saya adalah islam dan ALLAH adalah dzat yang saya agungkan dikehidupan ini.
Â
Allah adalah dzat yang memberi saya rizki dalam kehidupan ini. Dan siapapun tidak boleh merendahkan apalagi samapai menghina ALLAH dzat yang telah menciptakan saya.
Â
Jika memang pecandu harus hidup dibenci dinegara ini maka saya akan terima karena terbukti dengan 4 surat keterangan dokter yang saya miliki maka saya dikriminalisasi sehingga BNN dengan biadab menggiring saya sebagai pengedar dan jaksa nuraeni dengan dzalim menyembunyikan surat keterangan dokter dan membohongi keluarga saya agar dapat menuntut saya dengan dzalim 14 tahun walaupun barang bukti 1.1 gram yang saya sedang pakai didalam mobil saya sendiri dan Hakim suprapto dengan biadab menghukum penjara saya 17 tahun.
Â
Semua bisa saya terima ikhlas akan tetapi janganlah kalian juga membenci ALLAH dzat yang saya sembah dalam kehidupan saya ini.
Â
Sebagai negara berpenduduk moeslem paling banyak didunia ini kalian bisa berdiam diri sementara ALLAH dzat yang saya sembah direndahkan oleh agama lain.
Saya sudah bercerita jika ada salah satu anggota BNN yang bernama YUDI telah membaptis dan menyalibkan saya.
Â
Saya ingin bertanya pada kalian semua?.
Apa sebenarnya agama kalian?
Dan siapa TUHAN kalian?.
Â
Jika sama dengan saya maka kenapa kalian diam mendengar permintaan tolong dari kisah saya?.
Â
Percuma kalian shalat
Percuma kalian puasa
Percuma kalian zakat
Percuma kalian naik haji.
Â
Kalian lakukan itu untuk siapa?
Jawab??
Â
Lalu kenapa kalian diam disaat dzat yang kalian sembah direndahkan dan dinistakan oleh agama lain.?
Â
Apa kalian tahu???.
Bukan Ibadah kalian yang ALLAH mau. Tetapi berkasih sayang dan membantu mahkluk ALLAH lain nya yang sedang dalam kesusahan ataupun kesulitan.
Â
Bahkan seorang pendosa seperti pelacur bisa masuk surga hanya karna memberi minum anjing yang kehausan. Dan bukan karna ibadah shalat, puasa ataupun pergi haji.
Â
Jika kalian moeslem bantulah saya untuk berjihad. Karna darah YUDI sudah sangat halal buat saya.
Â
Bantu saya agar bisa saya berjihad dengan yudi. Karna dia harus bayar mahal semua perbuatan dia terhadap ALLAH yang saya sembah dalam kehidupan ini.
Â
Saya meminta tolong kepada saudara saudara seiman saya karna posisi saya ada dipenjara jadi saya tidak bisa berjihad. Makanya saya mohon pertolongan semua umat islam dinegara ini.
Â
Jangan sampai saya mati dengan rasa malu menghadap dzat sang penguasa kehidupan ini. Karna saya tidak berbuat apapun ketika ALLAH dzat yang saya sembah dihina dan dinistakan oleh yudi sikafir itu.
Â
Yudi pula yang telah merampok dan menguras isi mobil yang saya pinjam dari orang tua saya.
Â
Kemarin saya prediksi 150juta kerugiannya dan ternyata setelah dikalkulasi ulang maka kerugiannya 300juta untuk semua aksesoris mobil yang dia rampok dari mobil orang tua saya.
Dan saksinya adalah ibu ester dari kejaksaan agung yang ada pada saat serah terima mobil dari yudi kepada kejaksaan agung.
Â
Sudah rampok dan menistakan agama islam saya dan merendahkan ALLAH dzat yang saya sembah.
Â
Abaikan saja surat saya jika kalian tidak mau membantu saya berjihad atas nama ALLAH.
Â
Dan semoga ALLAH tidaklah murka kepada negara ini dimana berpenduduk moeslem terbanyak saat ini.
Â
Dan tidak menurunkan adzab bagi kalian yang mengabaikan dan tidak mau membantu saya membela ALLAH dzat yang memberi saya dan kalian rizki.
Â
Wassalam
Â
Hadi junaedi.
Moeslem yang ingin membela Dzat yang telah memberiÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI