Mohon tunggu...
Aldibro Rizlan Widyanov
Aldibro Rizlan Widyanov Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Industri Universitas Diponegoro

Merupakan Mahasiswa S1 Teknik Industri Universitas Diponegoro yang tertarik pada penelitian dengan topik Perancanaan Sistem Kerja dan Eronomi, serta Sistem Produksi dan Manufaktur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengenalan Konsep Toyota Production System 5S Pada Pegawai Balaidesa Jatitengah, Sukodono, Sragen

14 Agustus 2023   16:38 Diperbarui: 14 Agustus 2023   16:56 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sragen (14/8/2023) – Toyota Production System (TPS) merupakan sistem produksi yang bertujuan untuk menghapuskan seluruh waste/pemborosan dalam mencapai efisiensi. Cara sistem produksi ini sering disebut dengan sistem “Lean Manufacturing” atau “Just-in-Time (JIT)”.

Berawal dari keadaan di kantor balaidesa Jatitengah yang seringkali setelah melakukan pekerjaan, berkas-berkas yang tidak digunakan tidak dipilah mana yang akan digunakan kembali atau dibuang, sehingga keesokan harinya harus membersihkan kembali dan menyita cukup waktu apalagi kalau terdapat warga yang ingin meminta pelayanan pada pagi hari.

Untuk menyikapi hal tersebut, Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro, Aldibro Rizlan Widyanov Prodi Teknik Industri memberikan penganalan konsep Toyota Production System, yaitu 5S (Seiri, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke) atau dalam Bahasa Indonesia yaitu 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin). 5S merupakan metode untuk mengorganisir tempat kerja dengan tujuan efisiensi dan efektivitas dengan mengidentifikasi dan menyimpan barang yang telah digunakan, merawat lingkungan dan barang, serta untuk melatih kedisiplinan para pekerja. Pada Kegiatan Seiri merupakan memilah dan memisahkan barang yang tidak perlu; Kegiatan Seiton merupakan menata di tempat kerja agar terlihat rapi; Kegiatan Seiso merupakan menjaga kebersihan di tempat kerja; Seiketsu merupakan memeliharan kondisi seiri, seiton, dan seiso di tempat kerja; serta Kegiatan Shitsuke merupakan pembiasaan seiri, seiton, dan seiso di tempat kerja

Agar 5S dapat diterapkan dan dilakukan di tempat kerja Balaidesa Jatitengah, langkah pertama yang dilakukan adalah mengenalkan konsep 5S pertama terlebih dahulu ke Kepala Desa, Bapak Sagi agar nantinya dapat mengatur para perangkat desa untuk membiasakan melakukan kegiatan 5S tersebut. Selain itu, menempel poster 5S di tempat kerja Balaidesa Jatitengah agar dapat dilihat oleh para perangkat desa sebagai pengingat untuk membiasakan melakukan kegiatan 5S tersebut. Berikut merupakan dokumentasi dari kegiatan yang telah dilakukan

(Dokumentasi Pribadi)
(Dokumentasi Pribadi)

Dengan langkah-langkah yang telah dilakukan tersebut, harapannya adalah perangkat Desa Jatitengah dapat menjadi lebih disiplin di lingkungan kerja dan dapat membiasakan diri untuk selalu bersikap 5S di lingkungan manapun.

(Dokumentasi Pribadi)
(Dokumentasi Pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun