Mohon tunggu...
Aldianza Fatria
Aldianza Fatria Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Ilmu Pemerintahan Universitas Diponegoro

Hallo teman-teman perkenalkan nama saya Aldianza, sekarang saya berada di Semarang. Bagiku mencari makna itu penting, aku harap masing-masing dari kalian dapat menemukan makna kalian sendiri. Salam kenal~

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Zadig: Menjadi Normal Apakah Menyenangkan?

5 Mei 2020   00:43 Diperbarui: 24 Mei 2020   00:45 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Apakah hal yang kita terima begitu saja tanpa kita syukuri, yang kita nikmati tanpa mengetahui bagaimana cara menikmatinya, yang kita bagikan meski kita tidak tahu dari mana asalnya, dan yang meninggalkan kita tanpa tersisa?"

"Kehidupan" jawab Zadig kepada Kepala Magi

Kali ini kita akan membahas mengenai Buku Zadig yang dituliskan oleh Voltaire pada tahun 1747 di Paris. Buku yang aku baca merupakan terbitan dari Diva Press cetakan pertama pada Mei 2019 yang diterjemahkan oleh Widya Mahardika Putra.

Buku ini tidak terlalu tebal serta memiliki cerita yang dinamis. Banyak hal yang diceritakan di dalam buku ini terutama tentang ketenangan dan makna kesempurnaan. Di dalam buku ini di ceritakan mengenai Zadig yang memiliki anugrah kepintaran, pesona rupa, dan sifat yang bijaksana. Namun dari kesempurnaan itu semua, Zadig selalu tertimpa banyak kesialan dan musibah.

Beberapa musibah yang dialaminya adalah ketika dia di tinggal istrinya yang bernama Semira akibat diketahuinya matanya hilang satu. Namun ketika matanya pulih dan normal kembali. Istrinya selingkuh dengan pria lain

Banyak hal yang di lalui oleh Zadig untuk mencapai ketentraman dalam hidupnya, diantaranya adalah menjadi budak, bertarung untuk mendapatkan kekasih, menjadi Incaran raja. Padahal Zadig ini merupakan sosok yang pintar dan juga cerdas. 

Dari cerita ini banyak hal yang dapat kita petik, bahwasannya hidup yang kita angap sempurna pun belum tentu menjamin bahwa kita akan hidup dengan damai dan tentram. 

Saya akan memberi nilai 7/10 untuk secara keseluruhan. 

*tulisan ini dimuat juga di blog pribadi 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun