Perang ialah damai. Kebebasan ialah perbudakan. Kebodohan ialah kekuatan. - Sosig
Buku 1984 merupakan buku karya George Orwell yang pertama kali terbit pada tahun 1949 namun diterjemahkan dalam bahasa Indonesia pada tahun 2003. Kemudian buku ini mengalami beberapa perubahan edisi  dan cetakan, untuk cetakan yang saya baca merupakan cetakan yang Ketiga edisi ke III oleh penerbit Bentang. (PT. Bentang Pustaka). Penerjemahnya adalah Landung Simatupang.Â
Buku ini mengisahkan kisah tentang Winston Smith yang hidup dibawah kekuasaan yang menganut sistem totalitarianisme di bawah kuasa Bung Besar. Segala kehidupan di kontrol termasuk tindakan dan kebebasan dalam berbicara.
Aturan terkait bahasa dan kaidah-kaidah berbicara diatur di dalam kamus atau bahasa Newspeak. Disetiap tempat termasuk kamar pribadi di letakkan teleskrin (papan baja segi-empat seperti cermin buram yang dapat mengeluarkan suara dan dapat memantau keadaan) serta mikrofon-mikrofon untuk mengawasi pergerakan warganya.Â
Winston Smith sehari-harinya bekerja di Departemen Catatan Kementerian Kebenaran atau Minitrue dalam bahasa Newspeak. Kementerian ini mengatur soal berita, hiburan, pendidikan, dan seni. Banyak hal yang terjadi ketika dia bekerja kementerian tersebut, seperti mengubah sejarah majalah The Times, serta bertemu dengan perempuan yang bernama Julia, serta ketertarikannya dengan O'Brien.Â
Julia merupakan seseorang yang berkerja di  Departemen Fiksi Kementerian Kebenaran yang merupakan seseorang yang memiliki pemikiran yang sama dengan Winston yaitu untuk mengapai kebebasan dan anti terhadap Partai serta Bung Besar.Â
O'Brien merupakan seseorang yang dipercaya oleh Winston di awal. Hal itu dikarenakan O'Brien merupakan seseorang petugas partai inti dan dianggap memiliki pemikiran yang sama dengan Winston. Namun ternyata O'Brien sengaja untuk berpikiran seperti itu untuk menjebak Winston serta membawanya ke Ruang 101 untuk di "sucikan".
Banyak cerita menarik yang di hadirkan di buku ini tentang Julia dan Winston, tentang bagaimana mereka bersatu pada dalam menggapai kebebasan masa depan, masa lalu, masa kiini, salah satunya tentang kebebasan tubuh, kebebasan berekspresi, dan perjuangan dalam meraih kebahagiaan.Â
Buku ini sangat menarik, banyak pandangan-pandangan baru yang dihadirkan, salah satunya tentang Distopia yang hadir, serta bagaimana cara partai menanggulangi agar kekuasaan yang hadir tidak tergulingkan.
Realitas yang dihadirkan pun rasanya unik dan kompleks dengan mengambil latar tempat utama di Inggris serta menilik tentang pengaruh pergerakan Ideologi di berbagai belahan dunia. Ketika kita melihat konteks awal mula dibuatnya buku ini pada tahun 1949 di masa perang dingin maka dirasa buku ini membawa pengaruh banyak terhadap banyak hal yang terjadi saat itu.
Namun dalam banyak hal, penjelasan serta alur yang ditampilkan dalam buku ini terkesan berputar-putar serta banyak pengulangan yang terjadi didalamnya. Tetapi hal itu tidak membuat buku ini menjadi membosankan.