Mohon tunggu...
rizki aldiansyah
rizki aldiansyah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

banyak yang bilang mirip ahok

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Banjir Kanal Timur, Milik Kita

8 Oktober 2013   23:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:48 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah 2 bulan lamanya saya tidak melewati jalan raya sekitar Duren Sawit sampai Pasar perumpung, karena saat ini saya di mutasi kerja ke daerah Pancoran, karena saya terbiasa melewati jalan raya tanpa sadar saya melewati salah satu program Pemerintah untuk mengatasi banjir yaitu BKT ( Banjir Kanal Timur ).

Minggu lalu saya mendapat tugas kelompok enterpreneur dari dosen kampus untuk membuat suatu bentuk usaha, saya dan kelompok langsung bergegas membuat ide membuat  suatu usaha, tercetuslah usaha makanan ringan, dan untuk tempat beerjualan nantinya di BKT ( Banjir Kanal Timur) di karenakan itu lebih dekat dari daerah rumah kita serta pada hari minggu akan banyak sekali yang berolah raga, sehingga prosepek untuk melakukan jualan disana cukup menjanjikan.

Pada hari Minggu kita berjualan disana, pada awalnya kami takut untuk menaruh lapak, tapi setelah kami berputar - berputar nampaknya tak ada yang perlu dikhawatrkan. Meja, kursi, bangku kami rapihkan untuk membuat suatu usaha disana. karena saya terbiasa melewati jalan raya tanpa pernah melewati kisaran jalan BKT dsana saya mencoba berlari lari kecil sekalian berolahraga, mungkin sebagian orang senang dengan  tertibnya orang berolah raga tak ada kendaraan bermotor yang melalui kisaran jalan tersebut akan tetapi saya melihat ke arah bawah di sinilah awal permasalahan terjadi.

Program Pemerintah agar membuat Jakarta bebas banjir malah BKT itu sendiri menjadi tempat sampah raksasa, air sungai menjadi hitam, eceng gondok dan sampah menjadi satu tumpukan pulau disana.  terlebih  lagi jarang sekali tempat sampah di kisaran jalan tersebut.

Saya yang berdagang disana lantas menjadi sungkan mungkin salah satu sampah di BKT tersebut adalah sampah dari jualan kami padahal kami di sana berjualan tanpa ada pungutan liar. Setelah selesai berjualan tak lupa kami membersihkan sampah plastik bekas kita jualan dsana. Bagaimana dengan pedangan lain, kami tidak tahu!!

Tentang bagaimana pengelolaan sampah disana kita sebagai warga negara yang baik upayakan untuk bisa melakukan semaksimal mungkin agar tidak mencemari lingkunangan, Untuk teknis mungkin Pemerintah DKI yang sudah menganggarkan dananya untuk membuat BKT saya sarankan untuk menyediakan tempat sampah di setiap jalan, lakukan sosialisasi pada warga sekitaran Jakarta Timur agar tidak membuang sampah di sana. Jangan sampai dana yang di keluarkan banyak oleh Pemerintah DKI menjadi dua kali ipat karena terus melakukan penggerukan sungai.

Bila sungai disana bersih pasti akan berbanding lurus dengan para warganya yang bersih dan kita yang berolah raga di sana akan merasa berih dan nyaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun